Tuhan mengab­ulkan secara elegan

Begi­tu juga mengam­bil secara elegan

Pan­tas, memang Tuhan tak per­lu dibela

Jika kita mem­bela, kita mengkerdilkan-Nya

Tuhan tak per­lu di bela”

Begi­tu sati­ran Gus Dur

Memang Tuhan maha segalanya

Hing­ga Tuhan tak butuh siapa-siapa

Dia telah men­ja­di segalanya

Selu­ruh alam dicip­takan tak lain untuk menyembah-Nya

Tidak di sem­bah, pun Tuhan tak akan mer­at­ap penyesalan

Maka, tak per­lu­lah mem­bela Tuhan

Bela saja, mere­ka yang kekurangan

Bela saja, mere­ka yang membutuhkan

Belalah, mere­ka yang dibodohi orang sesamanya

Belalah, mere­ka yang dikungkung ketidakadilan

Belalah, mere­ka yang di anggap tak setara

Belalah, alam yang mulai memu­dar kehijauannya

Belalah, gunung yang mulai susut tanahnya

Belalah, ikan-ikan yang mulai ditangkap tak beraturan

Belalah, per­ad­a­ban yang mulai ker­ing kerontang

Atas kurangnya asu­pan rohani

Belalah…bela saja…bela

Mere­ka yang per­lu di bela

Den­gan seun­tai usaha

Den­gan setu­lus­nya mendo’a

Agar Tuhan mengab­ulkan pinta

Secara ele­gan pula.

Rumah kedia­man, Tunggangri,

06 Desem­ber 2016

san­tai, ten­ang dan tak per­lu seduh sedan ter­hadap real­i­tas semu.
sekarang maha­siswa aktif di juru­san Tasawuf Psikoter­api, sekali­gus crew di LPM Dimensi.

FacebookTwitterGoogle+