Dimensipers.com 05/03/17. Korp Suka Rela (KSR) Palang Mer­ah Indone­sia (PMI) IAIN Tulun­ga­gung telah usai melak­sanakan musyawarah anggota (musang). Acara itu dilak­sanakan pada jumat hing­ga ming­gu (3 sam­pai 5 Maret 2017) kemarin. Seper­ti kebanyakan organ­isasi kam­pus lain­nya, musang meru­pakan ajang memil­ih ket­ua baru dan pela­po­ran Lapo­ran Petang­gung Jawa­ban (LPJ). Dilan­sir dari hasil musang 2017 KSR IAIN Tulun­ga­gung itu telah ter­pil­ih­lah Mei Sai­ful Rohman seba­gai kepala suku yang baru.

Mei, biasa dia dis­apa, adalah maha­siswa semes­ter enam juru­san Hukum Kelu­ar­ga Islam (HKI). Maha­siswa asal Pang­gul, Treng­galek, sudah akrab den­gan organ­isasi kese­hatan sejak SMA. Mei berceri­ta bah­wa dia men­ja­di bagian per­in­tis PMR di SMAN 1 Pang­gul. Kecin­taan­nya pada bidang terse­but diteruskan Mei hing­ga saat ini, bergabung di KSR PMI IAIN Tulun­ga­gung dan kini men­ja­di ket­ua umum di dalamnya.

Ada tiga kan­di­dat yang diny­atakan lolos dalam putaran ter­akhir pemil­i­han ket­ua umum, Muk­lis Hasim, Ahmad Adi Himawan, dan ter­akhir Mei sendiri. Menu­rut­nya pemil­i­han ini tidak lep­as dari musyawarah dimana kepu­tu­san bersama san­gat didahu­lukan. Ter­lebih lagi ada syarat-syarat yang harus ter­penuhi sebelum ia dan dua rekan­nya berhasil maju dalam babak final. Dan menyoal kan­di­dat perem­puan yang tidak lolos, Mei meny­atakan kare­na mere­ka pada umun­ya keku­ran­gan suara seba­gai syarat maju ke putaran terakhir.

Pencalo­nan­nya itu tetep harus dimusyawarahkan, namun dalam teknis­nya yang berhak lolos men­ja­di calon ket­ua itu adalah men­da­p­atkan min­i­mal lima suara dari peser­ta sidang yang hadir”, ujar Mei.

Saat ditanya terkait visi misi dari diri Mei sendiri dia men­gungkap­kan bah­wa, dirinya tidak pun­ya visi misi dilu­ar visi misi KSR PMI IAIN Tulun­ga­gung sendiri. Menu­rut­nya visi misi keor­gan­isas­ian­nya sudah cukup jelas untuk dilak­sanakan. Baginya mem­bu­at visi misi baru berar­ti mem­bu­at tumpang tindih tujuan organ­isas­inya sehing­ga akan mem­bu­at carut marut keruwetan.

Mei menginginkan kede­pan­nya KSR PMI IAIN Tulun­ga­gung dap­at meng­hasilkan anggota-anggota yang kom­pe­ten dalam bidan­gnya. Mis­al­nya ketrampi­lan yang sudah mere­ka dap­atkan dalam organ­isasi ini dap­at dit­er­ap­kan pada kehidu­pan sehari-hari. Seba­gaimana nama sukarela yang terse­mat dalam organ­isas­inya, maka anggotanya nan­ti mam­pu men­ja­di seo­rang relawan itu sendiri.

Sem­pat ter­den­gar kabar juga bah­wa KSR akan men­da­p­atkan ruangan/ klinik baru. Keti­ka ditanya per­i­hal ini Mei men­jawab, “Infor­masi yang dida­p­at dari Efen­di selaku wak­il rek­tor tiga meny­atakan ruan­gan kese­hatan itu bukan milik KSR PMI IAIN Tulun­ga­gung. Ruan­gan itu nan­ti­nya akan dipe­run­tukkan bagi selu­ruh kelu­ar­ga besar IAIN Tulun­ga­gung sebab IAIN telah melakukan Mem­o­ran­dum of Under­stand­ing (MoU) den­gan Rumah Sakir Dr. Iskak Tulun­ga­gung. Semen­tara ruan­gan inipun belum dap­at diper­gu­nakan kare­na MoU masih dalam proses.”

Mei sendiri nan­ti­nya akan men­gop­ti­malkan anggotanya untuk bela­jar dan lebih men­dala­mi ketrampi­lan kese­hatan­nya. Sebab KSR PMI IAIN Tulun­ga­gung telah dida­puk seba­gai organ vital yang menaun­gi uru­san kese­hatan di IAIN Tulun­ga­gung. /Nah/

 

 

Manu­sia dan ker­ak-ker­ak bumi, sama berg­er­aknya. Hanya, manu­sia itu lebih absurd