Wisa­ta seba­gai ikon daer­ah kini banyak dikem­bangkan, salah satu objek wisa­ta di Tulun­ga­gung ialah Cemara Sewu. Lokasi objek wisa­ta ini bera­da di dusun Sine desa Kali­batur keca­matan Kali­dawir, Tulun­ga­gung. Lokasi wisa­ta ini bisa ditem­puh den­gan jarak kurang lebih 1 km dari Pan­tai Sine. Bagi pen­gun­jung yang ber­jalan kaki tidak dike­nai biaya sedan­gkan pen­gen­dara motor hanya diwa­jibkan mem­ba­yar parkir.

Cemara Sewu ini bera­da dibibir laut lep­as berdekatan den­gan Pan­tai Sine.  Di pesisir pan­tai ser­ing kita jumpai Abrasi aki­bat ombak pasang  laut. Penana­man tum­buhan bakau pada umum­nya men­ja­di solusi. Namun, hal ini berbe­da den­gan yang dilakukan oleh masyarakat pesisir pan­tai sine. Selain menanam bakau, masyarakat juga memil­ih untuk menanam pohon cemara jenis udang.  Pohon yang mudah tum­buh dan tidak memer­lukan per­awatan yang rumit seba­gai alasan. Daun yang men­jarum, berant­i­ng san­gat banyak dan berca­bang-cabang men­ja­di karak­ter­is­tik. Akar ser­abut yang kuat, menam­bah keyak­i­nan jika cemara jenis ini san­gat cocok ditanam di pesisir pan­tai Sine.

dok. prib­a­di

Pada tahun  2010  pesisir pan­tai sine mulai ditanam pohon cemara untuk men­gatasi abrasi. Ger­akan penana­man ini seba­gai wujud keber­hasi­lan Nono (53) men­ga­jukan pro­gram pem­bibi­tan cemara beser­ta anggaran dana. Pen­ga­juan yang dilakukan ke provin­si atas usu­lan dari Dinas Pari­wisa­ta. Pen­ga­juan terse­but dis­e­tu­jui oleh pemer­in­tah den­gan mem­berikan 1.500 bib­it beser­ta uang tanam sebe­sar Rp 1.500.000.

Seir­ing ber­jalan­nya wak­tu penana­man cemara men­gala­mi pasang surut. Dua kali penana­man cemara, dua kali itu juga ter­ja­di ban­jir. Seba­gian cemara yang masih tahap per­tum­buhan mati aki­bat ter­jan­gan ban­jir. Ser­ing ter­jadinya ban­jir di lokasi terse­but,  oleh seba­gian kelom­pok diusulkan untuk men­gelo­la kawasan pemuki­man dekat war­ga. Sum­ber Daya Manu­sia (SDM) yang ren­dah memu­culkan Pro kon­tra den­gan war­ga. Ketaku­tan adanya peng­gusuran seba­gai alasan pro kontra.

Wilayah yang sekarang ditana­mi pohon cemara adalah alas, tem­pat kumuh, dan dekat den­gan kan­dang sapi war­ga. Keluhan kare­na masuk ke sine mele­wati kan­dang sapi, seba­gian war­ga pin­dah satu per satu berke­lan­ju­tan seterus­nya”, tutur Yoni Siswan­to selaku ket­ua Kelom­pok Sadar Wisa­ta (POKDARWIS).

Cemara Sewu awal­nya dikelo­la oleh kelom­pok Karang Taruna. Namun, mere­ka vakum dan memil­ih untuk men­gelo­la bagian sela­tan Pan­tai Sine. Atas usu­lan dari Dinas Pari­wisa­ta diben­tuk­lah pok­dar­wis Pan­tai Sine  pada tang­gal 2 Juni 2015. Kelom­pok ini berjum­lah 40 orang ter­diri dari orang tua dan anak muda.

Banyak kelom­pok-kelom­pok yang ter­ben­tuk tapi mening­galkan ini, sehing­ga diben­tuk POKDARWIS. Karang taruna memil­ih di Tem­pat Pele­lan­gan Ikan (TPI). Kemu­di­an disi­ni diu­rus oleh POKDARWIS. Kare­na dis­ana sekarang panas pen­gu­jung lebih memil­ih ke sini. Sekarang bukan karang tau­r­na lagi tapi pemu­da desa.” Ujar Eko Budiono selaku anggota pokdarwis.

Pok­dar­wis mem­bu­at jad­w­al agen­da wajib pada hari sab­tu seba­gai kegiatan bersih – bersih pan­tai. Tidak hanya itu, mere­ka juga melakukan ger­akan sosial masyarakat. Di sek­i­tar area cemara banyak dijumpai peringatan bagi para pen­gun­jung. Mere­ka juga tidak segan – segan mene­gur pen­gun­jung yang mem­buang sam­pah sembarangan.

Pada hari libur pen­gun­jung ramai berdatan­gan. Ramainya pen­gun­jung yang datang pema­sukan  pok­dar­wis meningkat. Pen­da­p­atan yang diper­oleh digu­nakan untuk menam­bah fasil­i­tas tem­pat wisa­ta. Seba­gian dari hasil pen­da­p­atan dis­alurkan ke desa, masjid, dan ban­tu­an sosial.

Sete­lah dibukanya Cemara Sewu seba­gai objek wisa­ta dan  pen­gun­jung yang kian meningkat, berdampak pula pada masyarakat. Mere­ka men­jadikan Cemara Sewu seba­gai ladang untuk mem­per­oleh rupi­ah den­gan mem­bu­ka lapak. Sep­a­n­jang jalan mema­su­ki lokasi sam­pai ke danau banyak lapak peda­gang. Lim­bah yang dihasilkan oleh para peda­gang sudah diberi tem­pat penampungan.

Sam­pah – sam­pah sekarang kalau dibuang itu ada penam­pun­gan­nya. Dibelakang lapan­gan area cemara sewu. Kadang saya bawa pulang, saya bakar dirumah. Kalau disi­ni cemara bisa mati”, ujar Suta­mi salah satu pedagang.

Objek wisa­ta harus­lah dija­ga keas­ri­an­nya. Per­awatan dan pen­ja­gaan sedemikian rupa harus digalakkan. Jan­gan sam­pai keas­ri­an tem­pat men­ja­di hilang. Kenya­manan dan kein­da­han tem­pat salah satu pemicu pen­gun­jung ter­tarik. Sehing­ga seti­ap aktiv­i­tas dalam objek wisa­ta harus dalam peren­canaan yang matang. Agar kede­pan­nya objek wisa­ta dike­nal dan diakui oleh pemerintah. []

Ania

penyu­ka sas­tra, trav­el­ing, berkhay­al, pengge­mar puisi Aan Mansur (Tidak Ada New York Hari Ini).