Dimensipers.com-(27/03) Forum Maha­siswa Fakul­tas Ushu­lud­din, Adab dan Dak­wah (FUAD) dis­ingkat FORMAD men­gadakan diskusi di Aula lan­tai 6 gedung KH. Arief Mus­taqiem den­gan tema: “Ada Apa Di Balik Cadar”. Diskusi terse­but dike­t­u­ai oleh Yahya Rohmat­ul­lah selaku Ket­ua Dewan Maha­siswa (Dema) FUAD dan Penang­gung Jawab Sai­ful Bahri selaku Pen­gu­rus Har­i­an Dema FUAD.

Acara ini meng­hadirkan Dr. Ahmad Zainal Abidin, M.A selaku dosen IAIN Tulun­ga­gung, Rika San­jaya Putri eks-peng­gu­na cadar, Anis Dwi Lestari meru­pakan perem­puan bercadar, Regi­ta farani pen­gu­rus Dema Fuad, Seti­amin maha­siswa Fuad, dan Erwin Ernan­da seba­gai moderator.

Diskusi ini meru­pakan kali ked­ua pro­gram ker­ja dari FUAD di mana maha­siswa ter­li­hat lebih antu­sias diband­ingkan diskusi ming­gu lalu. “Dan alham­dulil­lah peser­tanya sek­i­tar 350-an untuk diskusi ada apa diba­lik cadar”, ujar Ubaid. Ada­pun hari Selasa ming­gu lalu, 27 Feb­ru­ari 2018 diskusi tidak ter­lalu banyak dihadiri maha­siswa. Selain men­gusung tema “Mahar Poli­tik: Antara Ada dan Tia­da“ , acara juga mulur dan baru dim­u­lai jam 11.10 WIB. Peser­ta diskusi ming­gu lalu hanya berjum­lah sek­i­tar 150 orang den­gan kom­po­sisi maha­siswa FUAD sendiri dan fakul­tas lain.

Alham­dulil­lah respon­snya posi­tif banyak yang minat di luar dugaan juga yang datang”, lan­jut Ubaid.

Menu­rut penu­tu­ran M. Ubaidil­lah Hakim Muza­k­ki selaku wak­il Dema FUAD, alasan memil­ih tema ini kare­na menarik. Seba­gaimana keteran­gan Ubaid, “Jadi alasan kami memil­ih tema ini, berdasarkan per­tanyaan yang muncul dari pani­tia pada wak­tu itu yang berkai­tan den­gan ‘menarik isu’ dari pola per­i­laku berbu­sana maha­siswa bercadar, kena­pa ada seba­gian PTKI yang melarangnya secara keras.  Apakah cadar ini ter­ma­suk budaya, atau ter­ma­suk pola pikir masyarakat yang mengi­den­tikkan bah­wa cadar seba­gai sesu­atu yang janggal?”

Acara ini dikon­sep oleh keselu­ruhan pen­gu­rus Dema FUAD. “Saya kan wak­il dema kebe­tu­lan sama ketum dema men­da­p­at amanah untuk men­gu­rusi semua divisi yang ada di dema. Lha, saya hanya ban­tu-ban­tu saja, seba­gai PH mem­ban­tu segala keku­ran­gan baik men­gon­sep, men­cari pema­teri dsb.”, ungkap Ubaid. Selain itu Ubaid juga men­je­laskan tujuan diadakan­nya diskusi yaitu untuk mene­gaskan bah­wa peng­gu­naan cadar bagi maha­siswi di kam­pus IAIN Tulun­ga­gung diper­bolehkan asalkan tidak meng­gang­gu jalan­nya perkuliahan.

Kalau di IAIN Tulun­ga­gung itu kata Pak Abad (Red: Selaku Warek 3) bercadar bagi maha­siswi itu boleh asal tidak meng­gang­gu kegiatan bela­jar men­ga­jar.” tegas Ubaid.

Keti­ka ditanyai men­ge­nai apa yang diinginkan pani­tia dari diskusi ini Ubaid men­je­laskan bah­wa den­gan mengiku­ti diskusi maha­siswa dap­at melek isu aktu­al yang sedang ramai dibicarakan. Hal ini seba­gaimana diungkap­kan Ubaid, “Hara­pan saya kare­na kegiatan ini sebe­tul­nya untuk meningkatkan atau mer­awat akal, bisa juga dikatakan seba­gai pen­gasa­han kein­telek­tu­alan maha­siswa fuad. Kami dari pen­gu­rus berharap maha­siswa fuad lebih aktif dan seman­gat mengiku­ti diskusi-diskusi semacam ini, ser­ta saya berharap untuk selalu meman­faatkan Selasa jam ke tiga untuk diskusi. Dan semoga bulan depan untuk for­mad bisa lebih baik lagi dan lebih ramai lagi.” []