Judul buku : The Orange Girl
Penulis : Jostein Gaarder
Penerjemah : Yuliani Liputo
Penerbit : Mizan
Tebal buku : 256 hlm
Buku dengan judul The Orange Girl yang ditulis oleh Jostein Gaarder menceritakan tentang kehidupan sebuah keluarga kecil di Humlevein. Buku ini berisi tentang sebuah keluarga yang baru saja kehilangan seorang kepala rumah tangga yang baik, Jan Olav.
Tetapi kisah ini tidak berakhir begitu saja. Jan Olav menulis sebuah surat sebelum ia meninggal untuk seorang putra tercintanya, Georg Roed. Ia menulis sebuah kisah pertemuannya dengan Si Gadis Jeruk.
Jostein Gaarder mengabarkan tokoh Jan Olav sebagai sosok yang pandai mendiaknosis. Tidak hanya dalam bidang kedokteran melainkan juga keadaan lainnya.
Dalam surat yang ia tulis sebelum kepergiannya, ia mampu menemukan Gadis Jeruk yang jauh dari tempat tinggalnya. Hanya dalam sebuah surat yang ia dapat dari Gadis Jeruk, ia mampu menemukan dan menerka di mana Gadis Jeruk berada meskipun dalam surat itu tidak tercantum alamat pengirim Si Gadis Jeruk.
Gambaran mengenai Jan Olav begitu mengagumkan. Ia adalah ayah yang baik untuk Georg Road. Ialah yang memberitahu segala sesuatu mengenai ruang angkasa kepada Georg. Sehingga ia tumbuh menjadi sosok pemuda yang pandai dalam hal-hal yang berhubungan dengan ruang angkasa. Georg begitu menyayangi jiwa seorang ayah pada diri Jan Olav.
Dalam buku ini, sosok yang ada dalam sebuah surat yang ditulis oleh Jan Olav adalah Veronika. Ia adalah Gadis Jeruk, Istri Jan Olav, Ibu Georg. Veronica adalah Ibu yang begitu menyayangi mereka berdua, Georg dan Jan Olav. Ia bukan hanya seorang ibu, melainkan seorang istri yang tangguh dan jenius. Ia adalah seorang seniman yang kritis. Dia adalah gambaran seorang ibu sekaligus istri idaman.
Buku ini sebenarnya menceritakan sebagian besar pengalaman Jan Olav dengan seorang Gadis Jeruk misterius, yakni istrinya. Namun dalam buku ini terselip beberapa ilmu penegetahuan mengenai ruang angkasa dan beberapa ilmu kedokteran.
Pembaca diberikan wawasan mengenai hal tersebut dalam buku ini. Sehingga buku ini tidak monoton, karena diselingi cerita-cerita kehidupan dan ilmu pengetahuan.
Banyak pengalaman tentang kehidupan dalam buku The Orange Girl ini. Cerita di dalamnya seperti gambaran kehidupan sehari-hari dalam keluarga.
Pembaca seolah-olah masuk ke dalam kehidupannya sendiri saat membaca buku ini. Joestin Gaarder sangat pandai dalam membuat pembaca terbawa suasana dan masuk ke dalam cerita ini. Akan ada rasa senang, sedih, dan haru saat membacanya.
“Dalam hidup, kita kadang-kadang perlu untuk sedikit merindu.” (Gadis Jeruk. hlm 144)
Kalimat ini terucap ketika Jan Olav tidak mampu menjalankan peraturan yang telah mereka sepakati.
Namun, ketika pembaca tidak cermat dalam membaca buku ini, mereka akan dibuat bingung dalam membacanya.
Buku ini memiliki alur yang bercabang. Sehingga pembaca dituntut untuk berkonsentrasi dalam membacanya. Dalam buku ini juga terdapat tokoh-tokoh yang beberapa kali disebut, meskipun tidak berpengaruh dalam cerita, tetapi pembaca akan kesulitan memahami siapa dan megapa tokoh tersebut dapat disebut-sebut dalam cerita ini. Jadi konsentrasi dalam membaca sangat diperlukan di sini.
Novel ini akan memotivasi pembaca dalam menjalankan kehidupan. Tidak hanya itu, novel ini juga membuat pembaca berfikir mengenai tujuan dalam hidup.
“Hidup ini seperti sebuah lotre besar, dimana hanya tiket para pemenanlah yang diperlihatkan.” (Goerg, dari Sang Ayah. hlm.251)