Hiruk pikuk dunia pen­didikan ter­jangk­it kecem­bu­ru­an per­lakuan. Pop­u­lar­i­tas semakin marak dia­gung-agungkan. Demi menyokong sudut kecil pengakuan.

Keti­dakadi­lan semakin gen­car. Meny­isihkan kaum pem­bu­at peruba­han. Berpu­luh-puluh bagian yang dicer­ca. Satu-satu saja bagian lain mulai berjaya.

Ruang terang bagi kaum ter­pan­dang. Redup nan usang terun­tuk kaum yang tersisihkan. 

Secepat laju kuda layanan bertin­dak pada mere­ka. Kian melam­bat dihadap­kan pada objek yang tia­da untungnya.

Pen­ca­pa­ian yang dibang­gakan kini telah dibelokkan. Yang tak per­lu, sen­ga­ja mere­ka ramai-ramaikan. Hanya sebatas tem­pat berpi­jak yang disamakan. Tan­pa ada tutur kata dan per­lakuan yang sejalan. 

Berbekal nama. Apapun bisa dik­enda­likan. Sekadar prestasi akan segera tersisihkan.

Masyarakat di luar garis akademis ter­bius aro­ma desas-desus kebang­gakan yang dib­in­cangkan. Berasaskan pada ele­men di luar pen­dukung kema­juan, namun nikmat untuk indra penglihatan.