Dimensipers.com — Jumat, 22 Feb­ru­ari 2019, Lem­ba­ga Pers Maha­siswa (LPM) Dimen­si mengge­lar Launch­ing Majalah edisi 41 di Audi­to­ri­um Gedung K.H. Sai­fud­din Zuhri. Acara yang meli­batkan Organ­isasi Maha­siswa Ekstrakam­pus (ORMEK) yang ada di IAIN Tulun­ga­gung ini diiku­ti oleh peser­ta dari berba­gai juru­san, per­wak­i­lan dari Him­punan Maha­siswa Juru­san (HMJ) dan Unit Kegiatan Maha­siswa (UKM) IAIN Tulun­ga­gung, juga peser­ta dari LPM lain, seper­ti LPM Coro­ng, LPM Laun, LPM Galeri, LPM Dedikasi, dan LPM Independen. 

Sekre­taris Jen­der­al Per­him­punan Pers Maha­siswa Indone­sia DK Tulun­ga­gung, Fah­mi Idris, turut hadir dalam launch­ing majalah kali ini. Ada­pun serangka­ian acara dim­u­lai pukul 13.00 WIB, meliputi reg­is­trasi peser­ta, pem­bukaan, sambu­tan, peresmi­an launch­ing majalah, dan dilan­jutkan talk­show pada malam hari.

Bertemakan Manu­ver Organ Maha­siswa Ekstrakam­pus, launch­ing majalah edisi 41 kali ini meng­hadirkan 4 nara­sum­ber per­wak­i­lan dari ORMEK yang ada di IAIN Tulun­ga­gung, yakni Perg­er­akan Maha­siswa Islam Indone­sia (PMII), Him­punan Maha­siswa Islam (HMI), Ger­akan Maha­siswa Nasion­al Indone­sia (GMNI), dan Ikatan Maha­siswa Muham­madiyah (IMM). Selain itu kru Dimen­si juga men­gun­dang Faris Ramad­hani seba­gai nara­sum­ber penga­mat yang juga alum­ni aktivis ORMEK.

Ada­pun acara launch­ing majalah ini ter­diri dari 2 sesi, yakni launch­ing, dan dilan­jutkan talk­show. Sesi per­ta­ma berakhir sete­lah diresmikan­nya launch­ing majalah oleh wak­il rek­tor (Warek) 3, Abad Badruza­man. Mes­ki sem­pat terk­endala pemadaman listrik sete­lah peresmi­an dilak­sanakan, sesi talk­show dilan­jutkan pukul 19.00 WIB den­gan tan­pa kehadi­ran ket­ua IMM seba­gai salah satu nara­sum­ber. Mes­ki demikian, acara tetap berlang­sung hing­ga pukul 22.30 WIB.

Dalam sesi per­ta­ma talk­show meng­hadirkan ket­ua GMNI dan HMI cabang Tulun­ga­gung, ket­ua komis­ari­at PMII IAIN Tulun­ga­gung, dan Pemimpin Redak­si (Pem­red) LPM Dimen­si. Pada sesi ini, men­gu­pas ten­tang alasan di balik pengam­bi­lan tema majalah edisi 41. Pengam­bi­lan judul yang meli­batkan kata manu­ver yang artinya ger­akan yang tangkas dan cepat dalam perang, Pem­red LPM Dimen­si menam­bahkan bah­wasan­nya pengam­bi­lan top­ik ini dilatar­be­lakan­gi oleh adanya penga­matan bah­wa ORMEK berpen­garuh besar dalam pem­ben­tukan pola pikir maha­siswa baru. Mere­ka mulai bertanya-tanya ten­tang organ­isasi apakah yang tepat dan cocok untuk mere­ka iku­ti. Dalam hal ini, Dimen­si men­co­ba mem­berikan infor­masi terkait sejarah dan perg­er­akan mas­ing-mas­ing ORMEK yang ada di IAIN Tulungagung.

Sete­lah mas­ing-mas­ing nara­sum­ber dari per­wak­i­lan ORMEK men­gung­gap­kan sejarah singkat dan mem­ba­has men­ge­nai tujuan dan arah perg­er­akan, sesi per­ta­ma diakhiri. Kemu­di­an dilan­jutkan hibu­ran oleh Weep­ing of Stran­gler den­gan mem­bawakan beber­a­pa lagu. Ada­pun pada sesi ked­ua mod­er­a­tor men­gun­dang Faris Ramad­hani untuk turut ter­li­bat dalam dia­log men­ge­nai undang-undang yang men­gatur ORMEK ser­ta bagaimana perg­er­akan mas­ing-mas­ing ORMEK di kam­pus IAIN Tulungagung. 

Meni­lik moti­vasi salah satu maha­siswa yang datang pada launch­ing majalah Dimen­si kali ini, Laila, maha­siswa Tadris Matem­ati­ka semes­ter 6 men­gatakan, “Saya tahu dari teman. Ter­tarik aja sama temanya, lagip­u­la saya belum tahu manu­ver itu apa, dan belum tahu banyak ten­tang organ­isasi maha­siswa ekstrakam­pus.” Dalam keteran­gan selan­jut­nya ia men­je­laskan bah­wasan­nya ia hanya menge­tahui ten­tang seba­gian ORMEK yang ada di kam­pus, itupun hanya namanya, sedan­gkan bagaimana perg­er­akan, struk­tur maupun tujuan­nya ia men­gungkap­kan belum tahu betul. 

 Ditanya soal tang­ga­pan terkait acara launch­ing majalah ini, Faris Ramad­hani men­gatakan, “Menu­rut saya ini adalah sebuah acara yang san­gat keren, sebab selu­ruh civ­i­tas aktivis kam­pus war­na apapun diun­dang. Ini adalah pros­es pen­de­wasaan berpikir bagi teman-teman maha­siswa dalam pros­es bagaimana mere­ka kri­tis, bagaimana mere­ka harus juga legowo, harus dewasa dan sebagainya.” 

Faris juga berpe­san kepa­da kru dimen­si bah­wasan­nya majalah Dimen­si harus men­ja­di media kam­pus yang kred­i­bel yakni accu­ra­cy (aku­rat), bal­ance (kese­im­ban­gan), dan clar­i­ty (kejelasan)-nya jelas.

Mengutip ungka­pan Abad Badruza­man saat mem­berikan sambu­tan di depan selu­ruh peser­ta dan tamu undan­gan pada Jumat siang, “Dimen­si telah berhasil dalam meman­faatkan media mas­sa dalam penye­baran infor­masi di era dig­i­tal ini.” Ini mem­buk­tikan bah­wa upaya kru dimen­si dalam penyalu­ran aspi­rasi maupun beri­ta kepa­da selu­ruh civ­i­tas akademik di IAIN Tulun­ga­gung memang tidak hanya ter­batas pada media cetak, tetapi juga melalui media digital. 

Mengin­gat zaman yang terus berkem­bang, tidak bisa dipungkiri orang lebih ter­tarik pada media dig­i­tal dari­pa­da media cetak. Mes­ki demikian, penye­baran infor­masi melalui media cetak yakni majalah pun tak lan­tas dike­samp­ingkan. Per­lu untuk terus dikem­bangkan agar menarik minat pem­ba­ca dan men­gukuhkan eksis­ten­si media cetak di era dig­i­tal ini.