Rabu, 14 Agustus 2019 IAIN Tulungagung memulai kegiatan Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan (PBAK), yang akan berlangsung hingga 17 Agustus mendatang. PBAK merupakan kegiatan pememberian pengetahuan mengenai kebudayaan dan keakademikan mahasiswa. Sebab demikian, PBAK menjadi agenda yang dianjurkan bagi setiap kampus.
Pada pukul 05.00, jalanan telah dipenuhi barisan panjang dengan warna merah dan putih dari caping serta bendera yang dibawa oleh peserta PBAK sebagai atributnya. Pada suasana pagi itu, peserta harus berlarian mengangkat bendera memasuki gerbang, menjadikan arus lalu lintas jalan raya sekitar kampus menjadi lebih lamban bergerak.
Kegiatan ini diikuti oleh 5521 Mahasiswa Baru (Maba), dengan rincian 2164 Maba Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK), 1566 Maba Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEBI), 1195 Maba Fakultas Usuluddin dan Dakwah (FUAD), serta 576 Maba Fakultas Syariah dan Ilmu Hukum (FASIH). Empat belas di antaranya merupakan Maba asing asal Thailand dan enam lainnya asal Filipina (iainta.sparkling). Sementara hasil rekapitulasi data Biro Administrasi Akademik dan Kemahasiswaan (BAAK) IAIN Tulungagung 1 Agustus 2019, menunjukkan data Maba keseluruhan mencapai 5817. Adapun rinciannya, yakni 690 Maba losos FASIH dan terdaftar valid 560, 2665 lolos FTIK dan valid 2143, 1557 lolos FUAD dan valid 1164, serta 1920 lolos FEBI dan valid 1557.
Seraya memasuki gerbang, peserta menyanyikan beberapa lagu, meliputi Indonesia Raya, Darah Juang, dan Bandung Lautan Api. Sesampainya di depan gerbang, peserta disambut jajaran Instruktur Pendamping (IP) dan Pendamping ℗ menuju lapangan. Terdapat pula potongan kertas pada benang di sederet lapangan dengan angka dan nama kelompok tiap-tiap peserta. Seusai terkumpul, barisan disiapkan dan duduk melingkar untuk berdoa dan sarapan bersama. Setelah sarapan usai, barisan dipersiapkan seperti semula dan melakukan upacara pembukaan PBAK.
Upacara pembukaan dihadiri oleh Rektor IAIN Tulungagung Prof. Dr. H. Maftukhin, M.Ag., Wakil Rektor bidang Akademik dan Pengembangan Lembaga Dr. H. Abdul Aziz, Wakil Rektor bidang Administrasi Umum, Perencanaan dan Keuangan Dr. Kh. Saifudin Zuhri, Wakil Rektor bidang Kemahasiswaan dan Kerja Sama Dr. H. Abad Badruzzaman, Lc., Dekan, Wakil Dekan (Wadek) beserta civitas akademica lainnya. Acara dimulai sekitar 07.00, kemudian pembacaan ayat suci Alquran, disusul dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya. Setelah itu, sambutan diawali oleh M. Ibrahim Kholil Majid selaku ketua Presiden Mahasiswa (Presma) dan diakhiri oleh penyematan atribut PBAK oleh Maftukhin, sebagai tanda PBAK telah resmi dibuka.
Setelah PBAK resmi dibuka, barisan diarahkan menuju lapangan tengah untuk mendapatkan materi kebangsaan dan kemahasiswaan. Hingga pukul 11.55 peserta dibubarkan dan menjadi waktu istirahat, salat, dan makan. Menurut Alif Rahmawati, Maba Tadris Fisika, penyampaian materi di lapangan tengah tersebut kurang kondusif, sebab pengeras suara yang digunakan tidak maksimal terdengar oleh keseluruhan peserta. Beberapa peserta yang tidak mendapat tempat di bawah tenda, memilih bersebaran dan berteduh di bawah pohon.
Pukul 13.30, di tengah panasnya siang hari, pemandangan jalan sekitar kampus menjadi lautan merah putih, dipenuhi peserta PBAK yang kembali berbaris menuju lapangan. Seusai berkumpul, peserta mendapat orasi sejarah Indonesia Merdeka oleh beberapa Steering Comitte (SC). Sekitar pukul 14.00 mahasiswa diarahkan menuju kelas sesuai kelompok, untuk melaksanakan kegiatan diskusi kelompok hingga pukul 15.30. Kemudian, kembali pada 18.30 untuk melanjutkan materi moderasi Islam dalam konteks keberagaman di lapangan tengah, hingga pukul 20.30.
Hari perdana PBAK ini terbilang cukup lancar, akan tetapi terdapat hal yang kurang sedap dipandang mata seperti halnya serakan sampah koran yang dihasilkan dari sisa tempat duduk peserta. Menanggapi hal ini, panitia mengambil tindakan dengan merapatkannya bersama. “Kalau sampah hari ini, itu sudah dirapatkan, mungkin setelah upacara ini akan dibersihkan bersama Office Boy (OB), sekalian buat acara besok yang harus disterilkan”, ujar salah satu panitia PBAK yang enggan disebutkan namanya.
Jinantiya Baqita mahasiswi Komunikasi Penyiaran Islam (KPI) PBAK memberi tanggapan positif terhadap pelaksanaan PBAK hari perdana tersebut. “Alhamdulillah, PBAK tidak ada diskriminasi dan sangat menyenangkan. Barangkali yang bikin jenuh adalah antrinya lama sekali.” Sementara Eka Yuliana Nurohman, Maba Pendidikan Agama Islam (PAI) memosisikan PBAK menjadi pelajaran untuk belajar mandiri memanajemen waktu. [Dit, Ulm, & Bay]