Pusat Pengem­ban­gan Bahasa (P2B) Insti­tut Aga­ma Islam Negeri (IAIN) Tulun­ga­gung telah mem­bu­ka pendaf­taran Test of Eng­lish for Inter­na­tion­al Com­mu­ni­ca­tion (TOEIC) pada 2–3 Desem­ber 2019. Tes terse­but wajib diiku­ti oleh maha­siswa semes­ter 7 juru­san nonkeaga­maan, antara lain juru­san Tadris Bahasa Ing­gris, Pen­didikan Bahasa Arab, Bahasa dan Sas­tra Arab, Tadris Biolo­gi, Tadris Bahasa Indone­sia, Tadris Ilmu Penge­tahuan Sosial, dan Tadris Matem­ati­ka. Ada­pun juru­san selain itu diper­bolehkan ikut, namun tidak diwajibkan.

TOEIC meru­pakan tes yang bertu­juan men­gukur kemam­puan bahasa Ing­gris sese­o­rang dalam komu­nikasi sehari-hari. “Kalau yang secara umum, untuk komu­nikasi secara umum, untuk kepentin­gan inter­ak­si di dunia ker­ja, dan dalam kehidu­pan sehari-hari itu pen­gukurnya adalah TOEIC. Jadi, tes ini tidak men­gukur lev­el kemam­puan bahasa Ing­gris akademisi, melainkan bagaimana sese­o­rang itu memi­li­ki kemam­puan untuk berko­mu­nikasi den­gan meng­gu­nakan bahasa Ing­gris,” jelas Ari­na Shofiya selaku Ket­ua P2B.

Ada­pun diwa­jibkan­nya tes ini untuk maha­siswa juru­san nonkeaga­maan adalah ruang lingkup ker­janya yang meliputi bidang-bidang nonkeaga­maan, seper­ti per­bankan, kegu­ru­an nonkeaga­maan, dan seba­gainya yang men­cakup lingkup inter­na­sion­al. Hasil dari tes TOEIC nan­ti­nya digu­nakan seba­gai pelengkap Surat Keteran­gan Pen­damp­ing Ijazah.

Tes TOEIC hanya dilak­sanakan seti­ap satu tahun sekali. Pada peri­ode 2019 ini tes TOEIC akan dilak­sanakan pada 11–12 Desem­ber 2019. Pem­ber­ian infor­masi pendaf­taran yang tiba-tiba dan hanya dibu­ka sela­ma 2 hari ini menye­babkan maha­siswa semes­ter 7 kebin­gun­gan dan ter­gopoh-gopoh. Faqih, maha­siswa Tadris Bahasa Ing­gris semes­ter 7 men­gatakan, “Yang  dibin­gungkan oleh maha­siswa khusus­nya semes­ter 7 itu keti­ka mem­beri pengu­mu­man kok men­dadak. Kalau dari maha­siswa sendiri, itu dini­lai san­gat mendadak.”

Sedan­gkan menu­rut Riz­ki, maha­siswa Pen­didikan Bahasa Arab, “Den­gan adanya pendaf­taran TOEIC yang men­dadak ini dampaknya ya terge­sa-gesa, kurang per­si­a­pan gitu. Di sini kita sendiri kurang tahu apa tes TOEIC itu, dan stan­darnya seper­ti apa, peni­la­ian­nya seper­ti apa. Kita harus men­cari tahu sendiri. Nah, dampaknya bagi saya sendiri ya saya harus lebih ekstra dalam mem­per­si­ap­kan diri.”

Ari­na Shofiya selaku ket­ua P2B mene­gaskan, bah­wa alasan dibukanya pendaf­taran sela­ma dua hari saja ini dikare­na pihak P2B per­lu wak­tu untuk merekap. “Jadi, tidak sekadar daf­tar. Kita butuh wak­tu untuk merekap. Kita juga butuh wak­tu untuk meng-fixkan bera­pa jum­lah pastinya, dan kita butuh bera­pa pen­gawas.” jelas ket­ua P2B saat dite­mui kru pada 3 Desem­ber lalu.

Menu­rut Ari­na, maha­siswa itu seharus­nya keep updat­ed kare­na semua maha­siswa mem­pun­yai smart­phone. Men­ge­nai infor­masi yang dishare di insta­gram bertu­juan agar semua maha­siswa menge­tahui dari noti­fikasi yang muncul di hand­phone mas­ing-mas­ing. “Maka dari itu, tidak ada alasan maha­siswa untuk tidak tahu. Maha­siswa itu harus banyak tahu kare­na jika maha­siswa tidak tahu berar­ti tidak update.” jelas Ari­na Shofiya.

Men­ge­nai infor­masi adanya TOEIC sendiri Faqih men­gaku bah­wa mere­ka sebelum­nya tidak tahu sama sekali. Mere­ka men­da­p­atkan infor­masi dari grup kelas­nya. Itupun pada tang­gal 2 Desem­ber, sedan­gkan wak­tu ter­akhir untuk mendaf­tar adalah tang­gal 3 Desem­ber 2019.

Info-info seper­ti ini ser­ingkali diin­for­masikan men­dadak dan biasanya melalui web­site dan insta­gram. Jadi kita harus pan­ten­gin terus itu, jika ada broad­cast dari teman-teman. Kita juga harus segera menyam­but dan segera men­cari tahu agar kita tidak ket­ing­galan infor­masi,” jelas Rizki.

Hara­pan saya untuk P2B sendiri, P2B memi­li­ki to do list atau apa yang harus maha­siswa lakukan, itu ada list nya. Kemu­di­an tang­gal-tang­gal­nya sep­utar bulan apa yang harus kita per­si­ap­kan. Dan kita kan apala­gi yang kurang tahu soal hal-hal ini dan awam. Jadi hara­pan­nya supaya lebih ada sosial­isasi men­ge­nai hal ini. Di web­site pun sebe­narnya juga tidak apa-apa, sep­utar tes-tes yang seper­ti ini dan tang­gal­nya mungkin,” tam­bah­nya.

Pendaf­taran yang hanya dis­e­leng­garakan sela­ma dua hari saja ten­tu tidak masalah bagi maha­siswa yang notabenenya memi­li­ki smart­phone dan mengiku­ti akun insta­gram P2B. Keti­ka infor­masi pendaf­taran muncul, semua maha­siswa akan berbon­dong-bon­dong mendaf­tarkan diri. Akan tetapi infor­masi yang men­dadak dan kurun wak­tu yang singkat antara tang­gal pem­ber­i­tahuan, pendaf­taran, dan pelak­sanaan akan menim­bulkan efek terge­sa-gesa. Selain itu memu­ngkinkan adanya kesala­han keti­ka mema­sukkan iden­ti­tas diri, maha­siswa men­ja­di kurang per­si­a­pan kare­na jang­ka wak­tu pem­ber­ian infor­masi dan pelak­sanaan yang singkat.[] (Lai/Hlm)