Den­gan adanya pan­de­mi Covid-19, Kam­pus IAIN Tulun­ga­gung memil­ih jalur alter­natif pem­be­la­jaran dar­ing (online). Keefek­ti­fan pem­be­la­jaran dar­ing men­ja­di per­soalan bagi beber­a­pa dosen dan maha­siswa, seper­ti banyaknya tugas, min­im­nya fasil­i­tas pada akhirnya berpen­garuh kepa­da pema­haman mahasiswa.

Dimensipers.com — Semen­jak adanya penye­baran Coro­n­avirus Desease-2019 (Covid-19) perku­li­a­han di Insti­tut Aga­ma Islam Negeri (IAIN) Tulun­ga­gung digan­tikan den­gan sis­tem Dalam Jaringan (Dar­ing) atau online. Mengutip dari surat edaran nomor 133 tahun 2020 ten­tang kesi­ap­si­a­gaan dan tin­dakan anti­si­pasi pence­ga­han infek­si virus coro­na di lingkun­gan IAIN Tulun­ga­gung men­jadikan kam­pus untuk me-lock­down pros­es pem­be­la­jaran dan dial­ihkan pem­be­la­jaran dar­ing (online) den­gan mem­bu­at ruang-ruang kelas online di seti­ap mata kuliah.

Den­gan dial­ihkan­nya perku­li­a­han tat­ap muka men­ja­di perku­li­a­han online, perku­li­a­han dihara­p­kan akan ber­jalan efek­tif dan efisien. Ser­ta tidak melu­pakan kewa­jiban dari mas­ing mas­ing ele­men pem­be­la­jaran di kampus.

Namun banyak dari­pa­da maha­siswa yang men­geluhkan ten­tang kuli­ah online ini.Karena banyaknya kendala dalam pelak­sanaan­nya. Rah­mad Abdul Jamil selaku Maha­siswa dari Juru­san Pen­didikan Aga­ma Islam (PAI) men­je­laskan kendala yang pal­ing terasa ialah susah sinyal. Hal ini dikare­nakan rumah­nya yang ter­letak di desa, sehing­ga sinyal tidak stabil.

Hal yang seru­pa dikeluhkan oleh Vicky Mag­firoh selaku maha­siswa Komu­nikasi dan Penyiaran Islam (KPI) “ Berkai­tan den­gan online ten­tu yang men­ja­di kendala adalah sinyal/jaringan, kuo­ta, dan lap­top. Bah­wasan­nya sekarang kebanyakan susah sinyal di beber­a­pa daer­ah pelosok khusus­nya. Beda lagi sama yang pakai wifi. Dan tidak semua maha­siswa mem­pun­yai lap­top, meskipun pin­jam belum ten­tu ada. Ya kalau ada, Alham­dulil­lah,” ujarnya.

Selain kendala dari sinyal, kuli­ah online juga menye­babkan kurangnya pema­haman ter­hadap materi yang dis­am­paikan. Tua­nas­mah Tohdeng, maha­siswa asal Thai­land yang berkosen­trasi di juru­san Tadris Bahasa Indone­sia (TBIN) men­gatakan “Menu­rut pen­da­p­at saya sulit, kare­na kurang paham ten­tang materi yang dis­am­paikan oleh teman-teman. Jadi pema­haman terkait den­gan materi, kurang paham secara rin­ci. Terkait den­gan tugas, kurang penjelasan.”

Pem­ber­ian tugas yang banyak den­gan dead­line yang singkat  juga men­jadikan kendala tersendiri, Nadya Anan­ta­sya selaku maha­siswa Hukum Tata Negara (HTN) berpen­da­p­at bah­wa tugas tidak sama seper­ti biasanya, tugas online lebih banyak dan lebih menyulitkan maha­siswa. Juga dalam perku­li­a­han banyak dosen yang hanya berfokus pada pem­ber­ian tugas tidak diim­ban­gi den­gan pem­ber­ian materi dan melakukan diskusi.

Ellen Nur­janah selaku salah seo­rang dosen di Fakul­tas Tar­biyah dan Ilmu Kegu­ru­an (FTIK) menang­gapi soal penu­gasan pada kuli­ah online ini “Oo… Jadi maha­siswa banyak yg men­geluh kare­na tugas­nya lebih banyak ya. Ibu kebe­tu­lan mem­beri tugas sama seper­ti saat kuli­ah tat­ap muka den­gan hara­pan tidak mem­be­bani tapi supaya dap­at meman­faatkan wak­tu den­gan bela­jar. Kalau ter­lalu berat sebaiknya lang­sung dis­am­paikan kepa­da dosen agar ada komu­nikasi yang baik supaya bisa diam­bil alter­natif peng­gan­ti tugas yang bisa tetap bela­jar tan­pa maha­siswa merasa ter­be­bani,“ ungkapnya.

Semen­tara Yogi Dwi Lestari selaku salah satu dosen di Fakul­tas Ekono­mi dan Bis­nis Islam (FEBI)  men­je­laskan  lebih rin­ci terkait per­masala­han kuli­ah online yang ada pada kam­pus, yang tidak bisa sepenuh­nya dap­at diter­i­ma oleh beber­a­pa stack­hold­er pen­didikan di IAIN Tulun­ga­gung, yakni: ter­batas­nya  jaringan inter­net yang dim­i­li­ki oleh beber­a­pa stack­hold­er pen­didikan, keber­aga­man sis­tem pem­be­la­jaran e‑learning yang digu­nakan oleh beber­a­pa dosen kepa­da maha­siswa, fasil­i­tas belum memadahi, mis­al­nya belum semua mahasi­wa memi­li­ki fasil­i­tas (lap­top, buku/referensi) dan kecakapan/kemampuan yang baik dalam peng­gu­naan e‑learning oleh selu­ruh stack­hold­er pen­didikan IAIN Tulungagung.

Abdul Aziz selaku Wak­il Rek­tor I Bagian Akademik dan Pengem­ban­gan Lem­ba­ga, mema­parkan terkait kuli­ah onine sebe­narnya sudah diren­canakan yakni untuk semes­ter 5 ke atas. Semen­tara semes­ter 1 sam­pai 4 akan tetap diadakan kuli­ah tat­ap muka seba­gai pem­ben­tukan karak­ter. Terkait reg­u­lasi nya akan dimatangkan ter­lebih dahu­lu. Ren­cananya kam­pus akan bek­er­ja sama den­gan media online ter­ten­tu, kemu­ngk­i­nan Google. “Ya seper­ti kata Pak Maruf Amin ten­tang infra­struk­tur lan­git, semua yang bisa online maka kita online-kan,” tutur Abdul Aziz. 

Dalam Surat Edaran nomor: 697/03/2020, pada nomor 1 poin c yang berbun­yi “Pimp­inan per­gu­ru­an ting­gi keaga­maan Islam melakukan upaya dan kebi­jakan strate­gis, teruta­ma dalam penan­ganan paket kuo­ta dan/atau akses bebas (free access) bagi maha­siswa dan siv­i­tas akademi­ka Per­gu­ru­an Ting­gi Keaga­maan Islam mas­ing-mas­ing den­gan penye­dia jasa teleko­mu­nikasi.” Kebi­jakan dari Direk­tur Jen­der­al Pen­didikan Islam terse­but juga salah satu fasil­i­tas yang harus ditin­dak­lan­ju­ti oleh Kam­pus. Tetapi sam­pai saat ini masih belum ada him­bauan dari Kam­pus IAIN Tulun­ga­gung lebih lanjut. 

Reporter: Nurul Kari­mat­ul F. & Syafi­ul Ardi
Penulis: Syafi­ul Ardi
Redak­tur: Rifqi Ihza F 

Mem­perbe­sar kemu­ngk­i­nan pada ruang-ruang ketidakmungkinan.