By using our website, you agree to the use of our cookies.

Kategori: Cerpen

Cerpen

Harapan pada Sebuah Nama 

Semen­jak hari itu, aku mem­ben­ci buku. Jil­i­dan berlem­bar ker­tas mem­bu­atku kehi­lan­gan eloknya semes­ta. Pan­dan­ganku mem­baur bersama kabut dan embun pagi hari. Saat itu­lah aku menyadari aku akan mati. Aku buta huruf tatkala tulisan Bu Muyas bak Font Calibri…

Cerpen

Khayalan yang menua dan mati di ujung cerita 

Perem­puan renta yang duduk di depan pin­tu sebuah min­i­mar­ket di Jalan Kam­bo­ja kini berusa­ha mening­galan tem­pat­nya. Langkah kakinya yang gemetar dipak­sanya berdiri. Ia seper­ti sebatang ran­du lapuk yang memak­sa dirinya tetap tegak sekalipun penebang kayu berusa­ha menebas­nya, digunakan…

Cerpen

Manifesto Cup-cake 

Loyang-loyang kon­glom­erasi ham­pir penuh. Tepung terigu, tepung beras, telur, gula pasir, mente­ga, dan bahan lain telah ter­cam­pur rata. Mix­er baru itu berhasil, melumatkan kege­lisa­han orang-orang atas keti­dakadi­lan yang ter­ja­di. Lele­han cok­lat juga mem­bu­at piki­ran mere­ka ter­al­ihkan lebih cepat, melu­pakan keke­ce­waan di…

Cerpen

Pembantu 

Sara­pan kali ini tidak terasa nikmat. Sebab adikku yang memasak. Mungkin ini adalah kali per­ta­ma ia mema­su­ki dapur. Mem­bu­at kami sekelu­ar­ga men­ja­di kelin­ci per­cobaan masakan­nya yang han­cur. Dag­ingnya dipo­tong besar-besar, alot dan keras. Bum­bun­ya apala­gi, ter­lalu banyak saos.

Cerpen

Di Tengah Hujan Sore Hari 

Hujan dan kenan­gan memang kom­bi­nasi yang indah. Ked­u­anya, sama-sama bisa datang tan­pa harus diun­dang dan ser­ing tak kun­jung hadir mes­ki san­gat dihara­p­kan. Hari yang indah penuh keba­ha­giaan, bisa teti­ba men­ja­di duka. Seketi­ka. Tak per­lu alasan yang rumit. Hanya karena…

Cerpen

Mendongeng Jabang 

Janin-janin itu ter­lan­tar di antara jutaan anai. Mere­ka ter­lem­par dan ter­bang mengikut arah angin, sam­pai ke laut kem­bali ke darat dan memu­­tar-mutar. Dua dari mere­ka sal­ing tat­ap lalu terkekeh. Keter­lan­taran mere­ka adalah sebuah keba­ha­giaan besar dari sang Maha.…

Cerpen

Penggerogot Tanah 

Namaku Apti Bur­ma! Lahir di sebidang tanah dunia! Aku melangkah di tanah basah. Basah oleh uang, bahan bakar kaum kap­i­tal­is kata ibuku. Udara pen­gap menye­limu­ti pagi sam­pai malam. Usai bel pulang melengk­ing di seko­lah dasar tem­patku men­co­ba pin­tar, beberapa…

Cerpen

Ariman (3) 

Malam ini aku menaku­ti wani­ta yang ber­jalan seo­rang diri. Kemu­di­an aku menangkap beber­a­pa pemu­da yang mabuk. Wujud­ku ̶ Ari­man ̶ mem­beri keku­atan yang mem­bu­atku seba­gai manu­sia super atau seba­liknya, mon­ster. Malam ini aku men­gawasi Romafi. Kuden­gar dia orang…

Cerpen

Ariman (2) 

Romafi men­gangkat pon­sel dan ter­ce­nung. Di seberang, Pro­fe­sor Wirat­ma melam­bai sem­bari berlari padanya. Lam­pu jalan berke­lip aneh keti­ka dia melaluinya. Romafi memikirkan apa yang telah Pro­fe­sor lakukan. Orang itu memang­gilnya sebelum mata­hari berge­merisik kelu­ar. Kemu­di­an Romafi menut­up pon­sel dan…

Cerpen

Kisah Horor di Kampus 

Pohon-pohon ting­gi yang ia tak tau namanya itu selalu mem­bu­at­nya merind­ing, teruta­ma saat men­je­lang petang –orang roman­tis menye­but­nya sen­ja. Sebab ia rasakan wak­tu tak lagi maju, wak­tu stag­nan seo­lah akan menusuk sia­pa saja den­gan din­gin dan ken­ger­ian. Angin…