/1/ Pada puisi, ia mengabdi
Diserahkannya segenap ruh diri kepada larik kata itu
Pada puisi, ia mengabadi
Diikhlaskan yang fana diserap rima puisi-puisi itu.
/2/ Kepada Juli, ia kembali
Dibiarkannya rintik hujan menghapus luka dukanya
Kepada Juli, ia lebih tabah
Menengadah sukma pada jejak-jejak yang lelah.
/3/ Organ-organ itu telah luruh
Tempias oleh sajak-sajak yang berkoloni di tubuhnya
Ia sesak, hingga hembus akhir napasnya tinggal sajak
Ia gugur, tapi puisi-puisinya juga yang mengubur.
Istirahatlah dengan tenang eyang Sapardi. Tulisanmu akan selalu abadi. 20–3‑1940 — 19–7‑2020