Per­i­hal Juli

Biarkan aksara jadi wak­il isi hati

Ten­tang per­ih atau baha­gia sejati

Juli menya­pa den­gan senyum merekah

Atas makhluk yang sedang merana

Atau bahkan duka berdarah-darah

Bukan soal apa, namun takdir yang dis­esap bersama

Satu bagian merasa gerah

Sedang yang lain dirasa pasrah

Satu bagian merasa hura-hura

Pula yang pal­ing putih memil­ih bijaksana

Per­i­hal Juli

Banyak ren­cana yang tak terealisasi

Men­ja­di wacana dan omon­gan mati

Seo­lah kesusa­han semakin lari

Takdir yang sama

Dipan­dang oleh semua jenis mata

Diden­gar oleh semua telinga

Yang tak sabar terus berka­ta, “Kapan ini semua berakhir?”

Ten­tang Juli

Ada baha­gia juga sedih

Ker­tas yang bermimpi  berwarna-warni

Jus­tru putih berseri

Akhir Juli penuh warna

Hara­pan baru mende­sak untuk cerita

Ten­tang rasa, keluh kesah hing­ga sejarah bahagia

Akhir Juli, kuharap kau segera pergi

Sudah cukup kau singgah

Sudah cukup kau bertahta

Doa kami sudah lama melan­git tinggi

Sabar kami sudah tia­da batasnya

Sebab kami tak lagi pas­rah apala­gi menyerah

Penulis: Ziyana Mum­tazah
Redak­tur: Nata­sya