Di bilik bambu, kuramalkan mantra kalbu
Menjelang menuju di perasingan panjang
Selalu ada sepi yang menyelimuti setiap hati
Lemah sekali!
ketika senja bergulir jadi kumpulan syair
Banyak jiwa bobrok jadi rosok
Yang besar makin kasar
Yang kecil makin mungil
Dulu kami sangat cinta rumah kaca
Manik-manik kota
Dan gelang mutiara sepanjang petang di pelabuhan
Masa ini semua berganti
Semua bangunan tua tak berguna
Penghuni abadi juga pergi tak kembali
Setiap malam ada persembahan
Kami selalu berlomba menelan berteguk arak
Lalu membanting gelas-gelas runcing
Dan melupakan beratus-ratus beban
Kami memang tak tau jalan pulang
Tak punya perlindungan
Bahkan tak pantas dihidupkan
Hanya saja tidak ada yang mampu mengendalikan takdir Tuhan
Sadar diri kami bodoh!
Kami menyesal hidup dengan napas tersenggal
Tapi Kuasa Yang Maha Agung tak terhingga
Tak ada buto manapun yang mampu menghindari kehendak-Nya
Kami akan terus hidup
Atau segera mati
Jika ingin boleh juga menelusuri pojok bumi
Atau mendengkur saja di jeruji besi