Kehidupanku bak ragu yang menggerutu
Di antara sekat rintihan hujan di bulan Juni
Kau mengenggam angan yang telah lama usai
Kematian Sapardi sungguh berat bagi mereka yang terwakilkan kata-katamuTak ada kisah menyeramkan kecuali kata-kata membuat dia menetes
Ia adalah malam maka luka tak pantas mendekatinya
Apabila datang hujan, dia menangis bak senja di kala redup
Oh kata kembalilah kau menyemai hati Pujangga yang takut
Oh kata kembalilah kau di dekapannya untuk membasuh luka di hatinya
Apakah Sapardi lupa pernah lahir?
Apakah dia lupa bahwa kata-kata belum binasa?
Apakah dia lupa banyak dari mereka yang tak mampu berucap?
Sapardi mengukir sore dengan basuhan sajak abadi
Oh tenang datanglah kau pada pemilik kata
Oh tenang datanglah kau dalam bait sunyi orang yang merindu
Kelahiran Sapardi bukan hari ini besok atau nanti
Kelahiran Sapardi ada pada hati yang berterima kasih atas kata yang tak sempat menuai mesra
Tak sempat puisimu menjadi melankolia yang menjelma abu
Oh rindu kau kah itu aku malu jika tatapanmu menghantui malamku
Oh tenang biarlah bait Sapardi yang diucapkan Ari-Reda menjadi melankolis diantara kesunyian
Oh cinta dapatkah ku perlihatkan pada kaf mengenai rindu yang membabi buta
Taktentu arah tak tentu maksud tak tentu waktu