Dimensipers.com 19/05- Tepat­nya Rabu tang­gal 19 Mei 2017 ini men­ja­di hari jadi Teater Protes yang ke-22. Teater Protest lahir pada tahun 1995. Kemarin malam ada pemen­tasan yang meng­gaet mata dan telin­ga war­ga kam­pus IAIN Tulun­ga­gung. Ker­lap-ker­lip Dies­na­tal­is Unit Kegiatan Maha­siswa (UKM) Teater Protest. 

Aula uta­ma (masih) men­ja­di pil­i­han tem­pat untuk menye­leng­garakan pemen­tasan teater. Memang agaknya Aula Uta­ma IAIN Tulun­ga­gung men­ja­di pil­i­han kon­sis­ten seti­ap terse­leng­garanya acara oleh UKM Teater Protes, teruta­ma Dies­na­tal­is ini. Sebab menu­rut mere­ka san­gat mudah oleh mere­ka menyu­lap tata ruang den­gan sedemikian rupa. Dan sebab tata pang­gung masih men­jadikan fokus bagi seti­ap mata untuk menikmati cahaya pang­gung uta­ma ini. 

Sudah bisa dite­bak, penon­ton menye­sak­ki ruang aula hal ini ter­i­hat den­gan jum­lah dere­tan kendaraan yang ter­parkir di luar. Tepat pukul 21:01 suasana masih panas dalam rente­tan alur pemen­tasan dra­ma teater. Terkadang gelak tawa kecil melet­up dari arah penon­ton saat lakon-lakon mulai mel­on­tarkan dagelannya.

Ada har­moni yang sedang ter­cip­ta. Kesat­u­an kom­pak para pemain, alu­nan tabuhan dari keter­ampi­lan tan­gan yang menabuh seti­ap alat­nya. Manggut-manggut penabuh memanc­ing manggutan penon­ton pula. Menarik memang, layak yang dikatakan Puja maha­siswa Tadris Bahasa Ing­gris (TBI) 4A “Aku baru kali ini non­ton teater Protest, terny­a­ta ya apik (Terny­a­ta ya bagus: Red).” begi­tu kesan dia yang duduk dibangku penonton.

Hal yang menarik adalah ada pada pemen­tasan dra­ma Jaka Tarub yang men­ja­di penut­up beber­a­pa pemen­tasan sebelum­nya. Jaka Tarub, Nawang Wulan dan kawan-kawan men­ja­di lakon yang tampil beda malam ini den­gan dra­ma-dra­ma Jaka Tarub umum­nya. Ada­pun alurnya terkon­sep den­gan gaya yang lain mis­al­nya, Jaka Tarub den­gan gaya coboy, Nawang Wulan tan­pa gaun bidadari dan selen­dang (paka­ian biasa), dan enam saudara Wulan yang terus menari meng­gait Jaka Tarub den­gan coboy-nya tan­pa sadar keber­adaan saudaranya, Wulan. Hal ini memanc­ing per­tanyaan dibenak kita yang jawa­ban­nya adalah “Kan dikon­tem­por­erkan, ben lebih mod­ern” begi­tu menu­rut Puja. 

Pem­ba­caan beber­a­pa naskah puisi, perkusi, dan dra­ma men­ja­di pewar­na acara pada malam ini. Begi­t­u­lah kira-kira yang dikatakan maha­siswa Tadris Biolo­gi (TBIO) semes­ter 2 salah satu lakon bidadari dari kayan­gan seba­gai saudari Nawang Wulan. Semuanya telah sele­sai dipersem­bahkan. Walaupun tidak semua penon­ton mengiku­ti persem­ba­han sam­pai sele­sai sebab mere­ka mulai berham­bur men­gun­durkan diri kare­na jam dind­ing terus berg­er­ak. Namun yang masih anget didalem ruan­gan juga banyak dan mengiku­ti sam­pai selesai.

Seba­gai penut­up salam untuk UKM Teater Protest. Kami haturkan Sela­mat Ulang Tahun yang Ke-22. Semoga di hari jadi yang genap kali ini men­ja­di berkah yang genap untuk suk­ses selalu. [Sur]

Manu­sia dan ker­ak-ker­ak bumi, sama berg­er­aknya. Hanya, manu­sia itu lebih absurd