Bli­tar 17/05. Rasa nasion­al­isme yang kian hari kian memu­dar, men­ja­di sebuah fenom­e­na yang harus dicari jalan kelu­arnya. Banyak cara yang dilakukan pemer­in­tah, masyarakat, pela­jar, dan maha­siswa menum­buhkan jiwa nasion­al­isme salah sat­un­ya Konser kebangsaan dan doa lin­tas aga­ma. Acara ini dige­lar oleh Forum Kebangsaan Kota Blitar.

Rabu sore,  saya yang saat itu baru saja pulang dari kam­pus men­da­p­at kir­i­man pesan dari teman satu organ­isasi. Ia men­ga­jak saya meli­hat konser kebangsaan di Alun-Alun kota Bli­tar. Saya yang masih merasa lelah kare­na tugas-tugas kuli­ah men­gu­rungkan niat untuk ikut.  Belum lama saya menut­up pon­sel, saya men­da­p­at pesan dari pem­bi­na organ­isasi saya. Beli­au men­gir­imkan sebuah gam­bar poster bertuliskan “Konser Kebangsaan Bli­tar Raya”. Saya menger­ti akan mak­sud tersebut.

Pukul 17.30 kami bereem­pat berangkat. Kami men­ge­nakan Dress­code atasan putih sesuai den­gan keten­tu­an yang ter­tuang di poster. Sete­lah sam­pai di Rejotan­gan, Tulun­ga­gung kami memu­tuskan untuk men­cari tem­pat makan. Cukup lama menung­gu, kami menge­jar wak­tu pukul 7 malam harus sam­pai di Alun-Alun.

Pukul 19.15 kami sam­pai. Alun-alun dipa­dati den­gan pen­gun­jung dari berba­gai kota. Tidak luput juga masyarakat Bli­tar sendiri.  Pen­gun­jung yang hadir didom­i­nasi oleh etnis Cina. Kami dis­am­but den­gan lagu-lagu kebangsaan seper­ti Tanah air ku dan Ibu Per­ti­wi. Penon­ton yang hadir begi­tu seman­gat menyanyikan lagu-lagu kebangsaan.

Inti pada acara terse­but adalah doa lin­tas aga­ma yang dibawakan oleh pemu­ka berba­gai aga­ma secara bergant­ian, seper­ti Islam, Kris­ten, Konghu­cu, Hin­du, dan Bud­ha. Dihara­p­kan sete­lah doa bersama-sama seman­gat nasion­al­isme terse­but, rasa rukun antar masyarakat juga akan tum­buh. Tidak ada lagi per­seteru­an den­gan berba­gai aga­ma.  Jika per­dama­ian di dunia dap­at dipeli­hara maka keten­tra­man raky­at akan ter­jamin. Kare­na nasion­al­isme mem­ben­tuk kesadaran dan kese­ti­aan ter­hadap bangsa dan negara tan­pa meman­dang dari suku, ras, aga­ma dan kelom­pok kita berasal. Dilan­jut pula den­gan pida­to Wali Kota Bli­tar. Beli­au menyam­paikan rasa ter­i­makasih dan rasa syukur kepa­da selu­ruh pen­gun­jung telah menyem­patkan wak­tu untuk hadir dan doa bersama.

Pukul 22.00 WIB. Lan­tu­nan musik pop jaz menut­up acara konser kebangsaan dan doa lin­tas aga­ma malam ini. Pen­gun­jung mulai berduyun-duyun mening­galkan alun-alun. Kami bereem­pat menyem­patkan foto bersama dide­pan Bal­ai Kota Bli­tar sebelum pulang ke kota Tulungagung.

Rasa nasion­al­isme harus dit­er­ap­kan sedi­ni mungkin kepa­da gen­erasi muda penerus bangsa. Seman­gat nasion­al­isme gen­erasi muda san­gat pent­ing kebaradaan­nya. Kebang­gaan dan kecin­taan kita ter­hadap tanah air den­gan tetap meng­har­gai dan meng­hor­mati bangsa-bangsa lain di dunia ini juga harus ditum­buhkan. Sesama bangsa harus sal­ing mem­ban­tu dan berteng­gang rasa. Kare­na den­gan hal-hal terse­but bersama kita bisa memeli­hara per­dama­ian di dunia ini.

 

Ania

penyu­ka sas­tra, trav­el­ing, berkhay­al, pengge­mar puisi Aan Mansur (Tidak Ada New York Hari Ini).