Dimensipers.com– Tepat pada tanggal 4 Januari 2019, Presiden Joko Widodo (Jokowi) meresmikan Jembatan Ngujang II. Setelah pengesahan tersebut, jembatan ini resmi menjadi jalur alternatif bagi pengguna jembatan. Jembatan Ngujang II menghubungkan Desa Bukur, Kecamatan Sumbergempol dan Desa Pucunglor, Kecamatan Ngantru, Kabupaten Tulungagung.
Sebelum adanya jembatan Ngujang II ini, pengguna jalan dari arah Blitar utara perlu memutar tujuan melewati jembatan Ngujang I yang memakan waktu lebih lama untuk menuju Tulungagung. Jembatan ini menjadi alternatif ketika jembatan Ngujang I mengalami kemacetan. Sebelumnya, alternatif lain prapembangunan jembatan ini berupa alat untuk menyeberangi sungai yakni gethek (perahu tambang).
Pembangunan jembatan ini bukan hanya berdampak bagi pengguna jalan, akan tetapi pada juga perekonomian warga sekitar. Warga desa dapat mencari pundi-pundi tambahan perekonomian dengan berdagang di lahan kosong sisi barat jalan seberang jembatan. Para pedagang ini telah berjualan dua hari setelah jembatan diresmikan, yakni mulai tanggal 6 Januari 2019. “Sebelum adanya jembatan kami hanya tinggal di rumah. Setelah adanya jembatan ini saya membuka lapak di sini dan Alhamdulillah dapat menambah pendapatan ekonomi,” ujar Peni salah satu pedagang.
Pedagang di sini dibagi menjadi dua kelompok, yakni utara jembatan yang merupakan kelompok pedagang dari Desa Pucunglor, sedangkan di selatan jalan milik pedagang Desa Bukur. Rencana ke depanya para pedagang tersebut akan dibagi lagi dalam beberapa kelompok. “Rencananya nanti jalan ini di jadikan dua arah, jadinya para pedagang akan di buatkan pasar, tapi itu masih rencana,” jelas Peni.
Awalanya para pedagang berjualan di timur jalan, tetapi setelah kendaraan parkir di sembarang tempat saat membeli makanan, maka para pedagang pindah ke barat jalan. Hal ini dikarenakan adanya kehawatiran pengguna jalan terganggu saat melintasi jembatan.
Masyarakat yang berjualan di sekitar jembatan mendirikan bangunan semi permanen dengan dana pribadi dan tidak ditarik dana untuk sewa tanah. Mereka hanya mengeluarkan uang Rp 7.000 untuk keperluan kebersihan dan juga penerangan di malam hari yang bersumber dari diesel milik salah seorang warga sekitar.
Jembatan Ngujang II kini selalu ramai, entah dari pengguna jalan ataupun warga setempat yang sekedar mampir ke warung yang sudah tersebar di sepanjang jalan. Di antaranya juga ada yang sekedar berfoto-foto di jembatan yang masih terkategori baru ini. “Bendino rame, lek Senin teko Sabtu niku ramene sore, lek Minggu ket isuk teko bengi mesti rame, opo eneh wong seng joging mesti lek mampir tuku-tuku panganan lan eneh niku malam Minggu, ruame (setiap hari ramai, kalau Senin sampai Sabtu itu ramainya sore, kalau Minggu dari pagi sampai malam selalu ramai, apalagi orang yang joging selalu mampir beli makanan, begitu pun malam Minggu ;red),” ujar Joni salah satu pengunjung.
Reporter: Bayu, Irsyad.