Seseorang menuju ke arah selatan taman
Kakinya terseok-seok sampai berdarah-darah
Dadanya penuh sesak dan mulutnya terus menggerutu sepanjang jalan
Ia merasa kegelapan mengelamkan dirinya
Terhuyung ia di bawah pohon cemara
Entah kapan ia berdamai dengan Tuhan
Selalu saja air matanya tumpah
Bengkak dan penuh iba
Di matanya terbesit bayang-bayang hampa
Sepertinya malaikat maut mendatanginya
Dari ubun-ubun hingga tenggorokan
Kaku tercekik dan bungkam
Terkapar ia ke jahanam
Setelah maut tiba untuknya
Sebab dosanya pada semesta
Yang tak ada habisnya ia tumpahkan air mata
Dan berakhir tutup usia dengan hidup yang sia-sia
“Orang bodoh tak kunjung pandai.”