Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan Institut (PBAK‑I) IAIN Tulungagung pada Kamis 15 Agustus 2019 berjalan tak jauh sebagaimana hari perdana. Mahasiswa Baru (Maba) sejumlah 5.521 dibagi ke dalam 70 kelompok, dengan 138 pendamping ℗ dan Instruktur Pendamping (IP) serta Koordinator Lapangan (Korlap) sejumlah 24 anggota.
Dalam rundown resmi PBAK IAIN Tulungagung tertera, bahwa pukul 05.00 peserta mestinya telah melakukan check-in dengan cara mengambil posisi baris berbanjar. Sementara Muniri selaku Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan dan Kerja sama Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) mengatakan, bahwa peserta PBAK cukup datang pukul 05.30 atau 06.00, dikarenakan semakin lama Maba check-in, jalanan pun semakin padat kendaraan.
Peserta PBAK yang membawa sepeda motor diarahkan ke timur Gedung Pascasarjana. Namun, di hari kedua peserta PBAK lebih memilih parkir di area sekitar kampus. Hal ini disebabkan peserta mengeluhkan sepeda yang tidak dapat diambil ketika istirahat, salat, dan makan. Bangkit Aji selaku bagian keamanan menambahkan, “Iya, dari panitia itu memang (sengaja, red.) ketika Isama, jam dua itu tidak bisa keluar. Takutnya nanti peserta PBAK tidak kembali ke acara PBAK.”
Usai check-in, peserta diarahkan berbaris sesuai dengan nomor kelompok yang telah ditentukan dan dilanjutkan dengan sarapan. Adapun menu PBAK hari kedua adalah “makanan para pejuang kemerdekaan” yakni nasi jagung, ikan asin, urap-urap, dan sambal.
Setelah itu, peserta diarahkan untuk memperoleh dengan tema kebangsaan dan kemahasiswaan. Milatus Sholihah selaku P menjelaskan, bahwa Discussion Small Group (DSG) bertempat di Gedung Saifuddin Zuhri bagi kelompok 1–30, Arief Mustaqim bagi kelompok 31–55, Gedung Leter L FASIH lama bagi kelompok 56–59, dan Gedung Stasiun bagi kelompok 60–70.
Di sisi lain, Lila selaku Maba jurusan PAI mengeluhkan kondisi lapangan saat pemberian materi. “Terlalu lelah, apalagi dengan kondisi tubuh yang kurang fit, terlalu panas, kurangnya koordinasi waktu yang terkesan molor dari panitia sehingga kurang kondusif.” Di samping itu, Veni selaku PMI KSR menyatakan, bahwa jumlah peserta yang jatuh sakit tidak berbeda jauh dengan tahun lalu. “Banyak dari peserta mengalami sesak nafas”, tambah Binti Nadhifatul Ainiyah selaku panitia bagian kesehatan.
Seusai pemerolehan materi pada siang hari, penyampaian orasi yang diberikan sembari menyambut peserta kembali ke lapangan menyulut emosi. Para peserta bergerombol dan merasa mendapatkan perlakuan yang menyudutkan dari panitia. Bahkan beberapa peserta berusaha merobohkan podium. Namun, sebelum terjadi kisruh lebih lanjut, Resimen Mahasiswa (Menwa), Anggota pramuka dan beberapa P/IP dapat melerai, hingga keadaan kembali membaik. Di sisi lain, Muiz selaku mahasiswa baru jurusan Manajemen Zakat dan Wakaf (Mazawa) mengkiritik “Seharusnya kalau Maba kepanasan yang orasi juga kepanasan, biar sepadan.”
Adapun puncak PBAK‑I merupakan istigasah akbar memperingati HUT RI ke-74 sekaligus penutupan. Istigasah dihadiri oleh Abad Badruzzaman selaku Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Kerja Sama dan dipimpin oleh Abdul Aziz selaku Wakil Rektor Bidang Akademik dan Pengembangan Lembaga IAIN Tulungagung. (Ria, Nis, Ind)