Narasi ini berben­tuk klar­i­fikasi ter­hadap tema Pen­ge­nalan Budaya Akademik dan Kema­ha­siswaan (PBAK) Insti­tut 2019 IAIN Tulun­ga­gung dan beri­ta pada dimensipers.com  yang berjudul “Tema PBAK Insti­tut yang Samar-Samar.”  Nara­sum­ber pada wawan­cara kali ini tidak berke­nan untuk dise­butkan nama dan bagian pani­tia pada PBAK Insti­tut 2019.

Nara­sum­ber men­gaku bah­wa dari awal pem­bu­atan tema sudah miss komu­nikasi antar pani­tia kare­na acara sudah men­dadak. “Men­ge­nai tema itu sebe­narnya dari pem­bu­atan tema sam­pai fixnya tema itu men­gala­mi miss komu­nikasi pihak pani­tia sendiri kare­na men­dadaknya acara dari pem­ben­tukan pani­tia sendiri masalah­nya tema itu hal kru­sial dalam acara PBAK insti­tut 2019 ini. Kalau awal­nya tema itu sudah dis­ep­a­kati yang Pecun­dang Mile­nial: Quo Vadis Iden­ti­tas Maha­siswa’.”

Arti pecun­dang bukan berar­ti men­jus­ti­fikasi ter­hadap maha­siswa baru tetapi seba­gai ger­takan atas hilangnya iden­ti­tas maha­siswa. “Di situ pecun­dang dari pani­tia bukan bermak­sud untuk men­jus­ti­fikasi tapi diar­tikan seba­gai maha­siswa itu sudah kehi­lan­gan arah atau iden­ti­tas dalam art­ian kalau maha­siswa tahun 1998 itu maha­siswa lawan­nya rez­im. Nah, maha­siswa sekarang men­gala­mi quo vadis iden­ti­tas dalam art­ian keti­dak­je­lasan identitas.”

Posisi maha­siswa sendiri pada masyarakat sudah ter­gan­tikan oleh media seba­gai penyalur aspi­rasi. Ten­tang tema terse­but bertu­juan untuk mengem­ba­likan iden­ti­tas maha­siswa. “Kayak dulu itu ada mitos bah­wa maha­siswa itu seba­gai penyam­bung lidah raky­at seakan-akan maha­siswa dipo­sisikan di ten­gah nah sekarang raky­at pun itu tidak mempedu­likan maha­siswa, ada atau tidaknya maha­siswa tidak berpen­garuh bagi raky­at maupun masyara­ka.

Steer­ing com­mittee (SC) bertu­gas menen­tukan tema selan­jut­nya pani­tia tek­nis yang bertu­gas men­jalankan acara dari sini menu­rut nara­sum­ber adanya miss komu­nikasi kare­na tugas­nya sudah berbe­da. “Keti­ka men­gon­sep itu SC itu yang beri­ta awal dari kor­di­na­tor acara itu tataran tek­nis, tek­nis itu hanya men­jalankan acara, mungkin di situ ada miss komu­nikasi, kare­na pem­be­da­han tema itu dari SC ke Pen­jab ke P/IP dan itu nan­ti dilan­jutkan ke maha­siswa baru.”

Tema ‘Lep­as Sta­tus Pecun­dang Men­ja­di Agen Perg­er­akan di Zaman yang Mile­nial’ menu­rut nara­sum­ber tidak dis­e­tu­jui oleh ket­ua PBAK Insti­tut 2019 yang beralasan bahasanya ter­lalu ting­gi. Tema terse­but sudah ter­lan­jur masuk ke rek­torat kare­na pihak koor­di­na­tor sudah ter­de­sak dan akhirnya mengam­bil tema tersebut. 

Kalau tema yang ‘Lep­as Sta­tus Pecun­dang Men­ja­di Agen Perg­er­akan di Zaman yang Mile­nial’ itu hasil bisa dikatan ya hasil miss komu­nikasi, kare­na kabarnya dari koor­di­na­tor materi sendiri katanya sudah ada loby­ing den­gan pihak ket­ua pelak­sana dari Pak Muniri di mana di situ Pak Muniri tidak menyetu­jui tema itu, den­gan alasan bahasanya ter­lalu ting­gi, mungkin itu kare­na pihak kor­di­na­tor sudah ter­de­sak, lalu mengam­bil tema itu ‘Lep­as Sta­tus Pecun­dang Men­ja­di Agen Perg­er­akan di Zaman Mile­nial’ dan itu sudah ter­lan­jur masuk pihak rek­torat. Pada­hal tema yang sudah dis­ep­a­kati itu ‘Pecun­dang Mile­nial: Quo Vadis Iden­ti­tas Maha­siswa’.

Nara­sum­ber saat ditanya men­ge­nai men­ga­pa koor­di­na­tor acara men­jawab tema hanya “Pecun­dang Mile­nial” nara­sum­ber beralasan berikut: “Kalau mungkin itu miss komu­nikasi dari tek­nis pihak koor­di­na­tor itu yang tidak mau tahu atau memang tidak tahu.”

Terkait tema di buku materi PBAK Insti­tut nara­sum­ber men­je­laskan bah­wa tema sudah ter­lan­jur ter­can­tum di buku materi dan masuk kepa­da pihak perc­etakan. “Kalau di buku materi itu wak­tu yang sudah mendekati PBAK dan itu sudah ter­lan­jur ter­se­tor di pihak perc­etakan. Jadi mau gak mau ya itu di buku materi. Pada­hal tema yang asli itu ‘Pecu­d­ang Mile­nial: Quo Vadis Iden­ti­tas Maha­siswa’ itu tema yang asli dan sudah dis­ep­a­kati oleh pihak pani­tia. Di pem­be­da­han tema juga itu yang disampaikan.” //

Redak­tur Online