Dimensipers.com — Fakultas Syariah dan Ilmu Hukum (FaSIH) telah menjadwalkan Selasa, 29 September 2020 sebagai ajang Pengenalan Budaya dan Akademik (PBAK) Virtual Dari Tempat Tinggal (VDTT) bagi mahasiswa baru (Maba). Meskipun digelar secara daring, panitia dan narasumber tetap hadir di Gedung Syaifuddin Zuhri lantai satu untuk melakukan proses live youtube bersama. Selain itu juga untuk mengantisipasi gangguan-gangguan teknis dan meminimalisir kendala yang sering terjadi ketika kegiatan virtual berlangsung.
Khusen, selaku Ketua Pelaksana mengungkapkan bahwa acara tersebut digelar bersama 1.050 Maba sekaligus 25 Pendamping dan Instruktur Pendamping (P/IP). “Laporan dari kesekret (sekretariatan, red) jumlah Maba 1.050 tapi itu masih gambaran umum, karena (jalur) mandiri juga belum heregistrasi. Jadi data-data yang diambil adalah data dari web.” Ungkap Khusen.
Acara bertemakan “Peran Aktif Mahasiswa dalam Mengawal Keadilan Hukum yang Transparan dan Berintegritas” ini dilakukan serentak dengan ketiga fakultas lainnya. “Untuk menyadarkan mahasiswa terhadap isu-isu hukum yang ada, karena dewasa ini semakin sedikit mahasiswa yang dapat mengawal hukum dengan transparan dan berintegritas.” Ujar Rohman, selaku Ketua Dewan Eksekutif Mahasiswa (DEMA) FaSIH ketika ditanya alasan mengambil tema tersebut.
Pembagian kelompok, ditulis dalam fail panduan PBAK yang dibuat langsung oleh DEMA FaSIH “Untuk kelompoknya sendiri ada 25 kelompok, dan satu kelompok ada sekitar 30 mahasiswa.” Papar Feri, selaku panitia Divisi Media, Komunikasi dan Informasi PBAK FaSIH. Seperti tahun sebelumnya, Maba wajib mengenakan sejumlah atribut saat PBAK berlangsung. Sebenarnya itu merupakan atribut yang berulang setiap tahunnya. “Dari tahun kemarin perbedaanya hanya terletak pada pita.” Ucap Khusen.
Siti, selaku Maba Hukum Keluarga Islam (HKI) menjelaskan atribut terdiri dari kemeja hitam, bawahan hitam, jam tangan, pita merah putih, sepatu hitam, id card, songkok hitam (bagi laki-laki) dan kerudung mustard (bagi perempuan). Namun, akibat pandemi, panitia tidak bisa memantau langsung atribut yang dikenakan Maba. Panitia kemudian berinisiatif untuk mengharuskan Maba berfoto menggunakan atribut yang sudah ditentukan. “Melalui google form lalu di-SS (screenshot, red) dikirim di grup kelompok.” Ucap Lailatul, selaku Maba HKI.
Sebelum acara dimulai, panitia memastikan langsung kehadiran sekaligus kesiapan Maba mengikuti PBAK, yaitu melakukan presensi dan mengirim foto beserta memakai atribut. Presensi para peserta wajib dilakukan sebanyak tiga kali, melalui google form. “Absen dengan atribut yang ditentukan dan juga mengumpulkan tugas esai.” Ujar Lailatul, Maba HKI. Rohman menjelaskan presensi dilakukan sebanyak tiga kali (pagi, siang, dan sore) dan konsekuensi apabila tidak mengikuti acara hingga selesai adalah Maba tidak mendapatkan sertifikat dan harus mengulang tahun depan.

Berdasarkan panduan atribut Maba yang diterbitkan oleh DEMA FaSIH disebutkan bahwa untuk peserta foto yang di-upload untuk daftar hadir harus difotokan orang lain. Bahwa peserta sedang benar-benar mengikuti acara, dan dikirim melalui lampiran absen google form yang sudah disediakan. Sedangkan foto yang dikirim ke grup whatsaap adalah berupa screnshoot bahwa telah mengisi daftar hadir via link yang dibagikan sebagai bukti bahwa telah melakukan absensi. Hasil screnshoot disertai nama lengkap/jurusan/kelompok.
Dalam rundown acara yang disebarluaskan kepada Maba, disebutkan pukul 07.00 WIB acara pembukaan dimulai, namun channel youtube PBAK FaSIH masih saja memperlihatkan bendera kebesaran milik fakultas saat itu. Akan tetapi, acara baru dimulai pukul 09.30 WIB. Diawali dengan pembukaan yang dihadiri oleh Dekan, Ahmad Muhtadi Anshor; Wakil Dekan (Wadek) bidang Akademik, Kutbuddin Aibak; Wadek 2 Bidang Administrasi Umum Perencanaan dan Keuangan, Indri Hadisiswati; dan Wadek 3 Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama, M. Darin Arif Mu’alifin. Keempat tokoh dekanat tersebut juga hadir dalam acara talkshow yang disiarkan langsung melalui Satu Televisi.
Ahmad Muhtadi Anshor, Dekan sekaligus narasumber materi pertama bertema ke-FaSIH-an. Dalam materinya, Anshor menyampaikan visi FaSIH yaitu unggul dalam ilmu syariah dan profesional dalam karakter islami dan misinya adalah melaksanakan pendidikan dan pengajaran FaSIH, melaksanakan penelitian, dan melaksanakan pengabdian dalam ranah syariah dan ilmu hukum. Selain itu, Anshor juga memaparkan tiga prodi yang berada di bawah naungan fakultas FaSIH, yaitu Hukum Ekonomi Syariah (HES), Hukum Keluarga Islam (HKI), Hukum Tata Negara (HTN).
Materi kedua tentang Sistem Informasi Akademik (SIAKAD) dipantik oleh Suci Widya Yunita. Sedangkan materi ketiga berisi materi dari Kajur dan Sekjur Jurusan masing-masing melalui youtube dan zoom. “Kalau fail materinya cuma materi SIAKAD aja, yang 3 Materi langsung dari youtube dan zoom.” Ujar Fahrizal, selaku Maba HKI. Fahrizal juga mengaku kurang paham dengan materi SIAKAD karena penjelasannya yang membingungkan. Akan tetapi, ia mengaku lega karena sudah mendapat Power Point (PPT) berisi materi SIAKAD setelah materi usai. Kendala juga dialami teknisi pada materi kedua “Oh tadi itu wifi kampus down mbak, karena dipakai serentak 4 fakultas, jadi FaSIH yang gedungnya di ujung akhirnya harus sedikit mengalah. Karena memang wifi kampus tidak bisa sepenuhnya diandalkan, tapi kita juga menyediakan paket data/kuota darurat.” Ucap Feri.
Beberapa Maba ketika ditanya soal jumlah materi yang disajikan, sebagian besar menjawab telah menerima empat materi, kesalahpahaman ini kemudian diluruskan oleh Ketua Pelaksana. “Materi terbagi menjadi 3 Mbak, materi kedua itu tambahan terkait dekanat yang di-typing oleh SATU TV. Karena itu kan terbatas, satu jam itu dibagi 4 pembicara. Ada Dekan, Warek 1, Warek 2, dan Warek 3. Nah wadek 1 itu merasa ada hal yang harus disampaikan dan waktu terbatas, dan minta tambahan 15 menit.” Ungkap Khusen.
Menyoal pertanyaan yang dilontarkan Maba ketika materi berlangsung, Khusen menambahkan bahwa tidak semua materi dibuka sesi pertanyaan, terutama materi pertama karena alasan timing dari dekanat. Hanya materi kedua dan ketiga dibuka tanya jawab melalui live komen di youtube. Akan tetapi, panitia kurang mencermati komentar di laman youtube. Sebab, didapati banyak para Maba mengeluh soal pertanyaan yang tidak digubris.
Acara berakhir pukul 3 sore, setelah pengumuman juara esai. “Terkait rencana tindak lanjut PBAK, tentunya ada, tapi saya belum tau kelanjutannya seperti apa dan saya belum berani memberikan statement, karena itu kebijakan dari fakultas. Karena seperti yang kita ketahui, bahwasanya PBAK ini memang penting terutama bagi mahasiswa baru.” Tukas Feri.
Reporter: Minkhatul K., Ella, Dita, Ria
Penulis: Minkhatul K.
Redaktur: Nifa K. Fahmi