Kami mema­su­ki gapu­ra Desa Modan­gan Keca­matan Ngle­gok, Kabu­pat­en Bli­tar pada pagi itu. Suasana perkam­pun­gan di bekas perke­bunan Karangnongko yang asri dan cua­ca sedik­it men­dung mem­bu­at suasana pagi itu sedik­it sayu. Pukul 09:30 WIB kami sam­pai di depan rumah dan dis­am­but oleh perem­puan yang memakai daster. Dialah pemi­lik rumah yang ingin kru LPM Dimen­si temui, Gen­dro Wulan­dari. Per­caka­pan demi per­caka­pan ter­ja­di, mem­bu­at kami lebih men­ge­nal sia­pa sebe­narnya dia.

Gen­dro adalah salah satu war­ga Karangnongko yang aktif dalam men­gaw­al isu  pelak­sanaan redis­tribusi tanah bekas perke­bunan Karangnongko yang masih berta­han hing­ga sekarang. 

Kasus Karangnongko bergulir secara hukum keti­ka 154 war­ga peng­garap men­ga­jukan gugatan per­da­ta ter­hadap tanah HGU No. 05/Modangan 1.650.000  M2 dan HGU No. 03/Modangan selu­as 589,375 M2  pada tahun 1999.

Kare­na mungkin pada saat itu melalui jalur per­mo­ho­nan kepa­da birokrasi tidak ber­jalan den­gan baik, jadi melalui jalur hukum.gugatan per­da­ta. Bapakku (Sutris­no) dan Ibuku (Ginem) ter­ma­suk war­ga peng­gu­gat yang men­ga­jukan gugatan per­da­ta ke Pen­gadi­lan Negeri Bli­tar”,tutur Gen­dro.

Gugatan per­da­ta terse­but antara Boiman, dkk melawan 1. PT Vet­er­an Sri Dewi, 2. Bupati Kepala Daer­ah Tk. II Kabu­pat­en Bli­tar, 3. Kepala Kan­tor Per­tana­han Kabu­pat­en Bli­tar den­gan nomor perkara seba­gai berikut: Pen­gadi­lan Negeri Bli­tar Nomor :68/Pdt.G/1999/PN.Blt Putu­san tang­gal 20 Jan­u­ari 2000, Pen­gadi­lan Ting­gi Jawa Timur Nomor : 412/Pdt/2000/PT.Sby Putu­san tang­gal 26 Okto­ber 2000, Mahkamah Agung RI Nomor : 2191K/Pdt/2001 Putu­san tang­gal 20 Nopem­ber 2007, Pen­in­jauan Kem­bali Mahkamah Agung RI Nomor : 615PK/Pdt/2011 Putu­san tang­gal 20 Mei 2013 Pene­ta­pan Pen­gandi­lan Negeri Bli­tar No : 68/Pen.Pdt.G/1999/PN.Blt dite­tap­kan tang­gal 12 Juni 2008, Beri­ta Acara Eksekusi No : 68/BA.Pdt.G/1999/PN.Blt diek­sekusi tang­gal 27 Okto­ber 2008.

Ada­pun bun­yi amar putu­san terse­but seba­gai berikut :

Bun­yi amar Putu­san Sela Pen­gadi­lan Negeri Bli­tar tang­gal 18 Novem­ber 1999 Perkara Nomor : 68/Pdt.G/1999/PN.Blt

DALAM KONPENSI

Hala­man 18 Putu­san Pen­gadi­lan Negeri Blitar

Menim­bang,  bah­wa oleh kare­na itu pula maka Ser­ti­fikat Hak Guna Usa­ha (HGU) Nomor 3 dan Nomor 5 atas nama PT. Vet­er­an Sri Dewi desa Modan­gan, Keca­matan Ngle­gok, Kabu­pat­en Bli­tar, harus­lah diny­atakan tidak mem­pun­yai keku­atan hukum;

Menim­bang, bah­wa den­gan diny­atakan­nya Ser­ti­fikat Hak Guna Usa­ha terse­but diatas tidak mem­pun­yai keku­atan hukum, maka menghukum kepa­da Ter­gu­gat I dan sia­papun yang mem­per­oleh hak dari padanya untuk menig­galkan dan men­gosongkan tanah perke­bunan Karangnongko terse­but dalam sub 13 posi­ta gugatan dari sege­nap har­ta dan war­ganya untuk kemu­di­an dibagikan kepa­da para penggugat;”

DALAM REKONPENSI

Hala­man 19 Putu­san Pen­gadi­lan Negeri Blitar

Menim­bang, Peng­gu­gat Rekon­pen­si menun­tut agar jual beli saham yang dilakukan oleh PT. Vet­er­an Sri Dewi (Peng­gu­gat Rekon­pen­si) di hada­pan Notaris Budi Dhar­ma, SH Bli­tar supaya diny­atakan sah, maka sesuai den­gan per­tim­ban­gan pada bagian kom­pen­si, dimana telah diny­atakan bah­wa Ser­ti­fikat Hak Guna Usa­han Nomor 3 dan 5 tidak mem­pun­yai keku­atan hukum, maka den­gan sendirinya peri­s­ti­wa jual beli saham seba­gaimana yang dimak­sud­kan Peng­gu­gat Rekopen­si harus­lah diny­atakan cacat hukum dan harus­lah diny­atakan batal;

Menim­bang, bah­wa ter­hadap tun­tu­tan Peng­gu­gat Rekopen­si agar para Ter­gu­gat Rekopen­si diny­atakan telah melakukan per­bu­atan melawan hukum kare­na telah mema­su­ki , men­dudu­ki dan meng­garap tanah sen­gke­ta , Majelis berpen­da­p­at bah­wa Peng­gu­gat Rekopen­si diper­si­dan­gan tidak dap­at mem­buk­tikan hal terse­but, maka tun­tu­tan terse­but harus­lah ditolak;

Menim­bang, bah­wa berdasarkan hal-hal seba­gaimana yang diu­raikan diatas, maka gugatan rekon­pen­si harus diny­atakan dito­lak untuk selu­ruh­nya dan menghukum Peng­gu­gat Rekon­pen­si untuk mem­ba­yar biaya perkara.”

Bun­yi amar putu­san Pen­gadi­lan Negeri Bli­tar tang­gal 20 Jan­u­ari 2000 Perkara Nomor : 68/Pdt.G/1999/PN.Blt

Hala­man 20 Putu­san Pen­gadi­lan Negeri Blitar

  • Mengab­ulkan gugatan para peng­gu­gat untuk sebagian
  • Meny­atakan menu­rut hukum bah­wa para Peng­gu­gat adalah para peng­garap yang jujur yang berhak den­gan pri­or­i­tas per­ta­ma untuk men­ga­jukan per­mo­ho­nan Hak Milik atas tanah gara­pan yang ter­letak diatas perke­bunan Karangnongko terse­but dalam posi­ta angka 13 gugatan ini;
  • Meny­atakan bah­wa (1) Ser­ti­fikat Hak Guna Usa­ha Nomor 3 atas nama PT. Vet­er­an Sri Dewi, Desa Modan­gan, Keca­matan Ngle­gok, Kabu­pat­en Bli­tar, dan (2) Ser­ti­fikat Hak Guna Usa­ha Nomor 5 atas nama PT. Vet­er­an Sri Dewi, Desa Modan­gan, Keca­matan Ngle­gok, Kabu­pat­en Bli­tar, seba­gai akta yang tidak mem­pun­yai keku­atan hukum;
  • Menghukum Ter­gu­gat I dan sia­pa saja yang mem­per­oleh hak dari padanya untuk menig­galkan dan men­gosongkan tanah Perke­bunan Karangnongko terse­but dalam sub 13 posi­ta gugatan dari sege­nap har­ta dan war­ganya, selan­jut­nya untuk dis­er­ahkan kepa­da para Penggugat.
  • Meno­lak gugatan para Peng­gu­gat untuk selebihnya

Bun­yi amar Putu­san Pen­gadi­lan Ting­gi Surabaya tang­gal 26 Okto­ber 2000  Perkara Nomor : 412/PDT/2000/PT.SBY

Hala­man 15 Putu­san Pen­gadi­lan Ting­gi Surabaya

DALAM KONPENSI

DALAM EKSEPSI

Men­guatkan Putu­san Sela Pen­gadi­lan Negeri Bli­tar tang­gal 18 Novem­ber 1999 No .68/ Pdt.G/1999/PN.Blt yang dimo­honkan band­ing bersama-sama Putu­san Akhir tang­gal 20 Jan­u­ari 2000 No .68/ Pdt.G/1999/PN.Blt tersebut.

DALAM POKOK PERKARA

Men­guatkan den­gan per­baikan Putu­san Pen­gadi­lan Negeri Bli­tar tang­gal 20 Jan­u­ari 2000 No .68/ Pdt.G/1999/PN.Blt, sehing­ga amar selengkap­nya berbun­nyi seba­gai berikut :

  • Mengab­ulkan gugatan para peng­gu­gat untuk sebagian
  • Meny­atakan menu­rut hukum bah­wa para Peng­gu­gat adalah Penghuni/Penggarap yang jujur yang berhak den­gan pri­or­i­tas per­ta­ma untuk men­ga­jukan per­mo­ho­nan Hak Milik atas tanah garapan,seluas gara­pa­nya sendiri-sendiri yang ter­letak diatas perke­bunan Karangnongko tersebut.
  • Meny­atakan Kepala Kan­tor Per­tana­han Kabu­pat­en Bli­tar untuk men­gadakan pemisa­han ser­ti­fikat Hak Guna Usa­ha No.3 dan No. 5 atas nama PT. Vet­er­an Sri Dewi, desa Modan­gan, Keca­matan Ngle­gok, Kabu­pat­en Bli­tar den­gan bagian tanah yang secara nya­ta dihuni/digarap mas­ing-mas­ing Peng­gu­gat sesuai sta­tus hak para Peng­gu­gat masing-masing.
  • Menghukum Ter­gu­gat I dan sia­pa saja yang mem­per­oleh hak dari padanya untuk menig­galkan dan men­gosongkan  bagian-bagian tanah hunian/garapan para Peng­gu­gat mas­ing-mas­ing untuk dis­er­ahkan kepa­da para Peng­gu­gat yang berhak segera sete­lah ser­ti­fikat-ser­ti­fikat terse­but diadakan pemisahan.
  • Meny­atakan Pen­gadi­lan Negeri tidak berwe­nang untuk men­gadili peti­tum ke‑4 dari gugatan peng­gu­gat tersebut;
  • Meno­lak gugatan para Peng­gu­gat untuk selebihnya

Bun­yi amar putu­san Mahkamah Agung RI Tang­gal 20 Novem­ber 2007 Perkara Nomor : 2191 K/Pdt/2001

Putu­san  yang dimo­honkan kasasi yaitu Putu­san Sela Dan Putu­san Pokok Perkara

  • Meno­lak per­mo­ho­nan kasasi dari Pemo­hon Kasasi I : PT. VETERAN SRI DEWI dan Pemo­hon Kasasi II : KEPALA KANTOR PERTANAHAN KABUPATEN BLITAR tersebut;

Bun­yi Pene­ta­pan Pen­gadi­lan Negeri Bli­tar Perkara Nomor : 68/Pen.Pdt.G/1999/PN.Blt tang­gal 12 Juni 2008

  1. Mengab­ulkan per­mo­ho­nan Pemo­hon Eksekusi tersebut;
  2. Memer­in­tahkan kepa­da Pan­it­era dan atau Jurusi­ta pada Pen­gadi­lan Negeri Bli­tar untuk melaksanakan :
    1. Sita Eksekusi;
    1. Eksekusi Riil;

ter­hadap 2 (dua) bidang tanah Ser­ti­fikat Hak Guna Usa­ha No. 3 dan No. 5 atas PT. Vet­er­an Sri Dewi yang ter­letak di Desa Modan­gan Keca­matan Ngle­gok Kabu­pat­en Blitar;

  • Mem­be­bankan semua biaya yang tim­bul dalam pene­ta­pan ini kepa­da Pemo­hon Eksekusi;

Beri­ta Acara Eksekusi Nomor : 68/BA.Pdt.G/1999/PN.Blt diek­sekusi tang­gal 27 Okto­ber 2008

Bun­yi amar putu­san Pen­in­jauan Kem­bali Mahkamah Agung RI Tang­gal 20 Mei 2013 Perkara Nomor : 615 PK/Pdt/2011

  • Meny­atakan, bah­wa per­mo­ho­nan pen­in­jauan kem­bali dari Pemo­hon Pen­in­jauan Kem­bali I : PT. VETERAN SRI DEWI, Pemo­hon Pen­in­jauan Kem­bali II : KEPALA KANTOR PERTANAHAN KABUPATEN BLITAR terse­but tidak dap­at diterima;

Per­juan­gan 154 war­ga peng­garap terus berlan­jut den­gan men­gir­imkan surat per­mo­ho­nan untuk men­ga­jukan Pemec­a­han, Pen­guku­ran dan Pema­tokan Tanah pada  02 Feb­ru­ari 2009 kepa­da Kepala Badan Per­ta­hanan Nasion­al Kabu­pat­en Bli­tar. Namun, aksi terse­but tidak men­da­p­atkan tang­ga­pan yang baik. Per­juan­gan tetap dilan­jutkan den­gan men­gir­imkan Per­mo­ho­nan Per­al­i­han Hak Berdasarkan Putu­san Pen­gadi­lan yang Berkeku­atan Hukum Tetap kepa­da Kementer­ian Agraria dan Tata Ruang/Badan Per­tana­han Nasion­al RI  pada 02 Agus­tus 2016. Pada 18 Mei 2018, Mus­naam selaku kuasa hukum para peng­garap men­ga­jukan lagi Per­mo­ho­nan Per­al­i­han Hak Berdasarkan Putu­san Pen­gadi­lan yang Berkeku­atan Hukum Tetap. Surat ini men­da­p­at respon dari Kementer­ian Agraria, yang kemu­di­an mener­bitkan surat dari Dir­jen Penan­ganan Masalah Agraria, Peman­faatan Ruang dan Tanah nomor 456/39.3–800/VIII/2018 ter­tang­gal 24 Agus­tus 2018. Isinya memer­in­tahkan Kepala Kan­tor Wilayah Badan Per­tana­han Nasion­al Provin­si Jawa Timur untuk mela­porkan langkah-langkah yang telah diam­bil Kepala Kan­tor Per­tana­han Kabu­pat­en Bli­tar dalam upaya penye­le­sa­ian masalah dimak­sud kepa­da Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Per­tana­han Nasion­al den­gan tem­bu­san dis­am­paikan kepa­da Dir­jen Penan­ganan Masalah Agraria, peman­faatan Ruang dan Tanah.

Masalah kemu­di­an muncul keti­ka dilak­sanakan­nya Redis­tribusi Tanah di Karangnongko pada akhir tahun 2021 .Dalam pelak­sanaan Redis­tribusi Tanah yang ke dua ini, tanah selu­as 103,6895  hek­tare telah ter­bit sebanyak 839 ser­ti­fikat untuk 758 orang.

Dalam Pelak­sanaan Redis­tribusi Tanah ini ter­da­p­at indikasi kuat banyak orang yang bukan war­ga peng­garap men­da­p­at  Ser­ti­fikat Redis­tribusi Tanah. Ter­da­p­at dugaan diskrim­i­nasi terkait luasan lahan dan lokasi yang diper­oleh pener­i­ma Redis­tribusi Tanah. Bahkan Rumah sese­o­rang ter­bit SHM Redis­rt­ibusi atas nama orang lain.

Ada 55 war­ga peng­garap yang Keber­atan den­gan Pelak­sanaan Redis­tribusi Tanah ini kare­na lokasi dan luas lahan tidak sesuai hak mere­ka. “Kayak salah satu rumah milik kelu­ar­gaku dan ada rumah war­ga yang lain di SHM kan atas nama orang lain”, kata Gen­dro.

Pada tang­gal 22 Novem­ber 2021, H. Mus­naam S.H, M.Hum, dkk. (kuasa hukum para peng­garap) ikut ser­ta dalam Rap­at Den­gar Pen­da­p­at Umum Komisi II DPR RI terkait Pros­es Pelak­sanaan Redis­tribusi Tanah Karangnongko sehing­ga men­em­puh jalur Per­da­ta Men­ga­jukan Gugatan ke PTUN Surabaya pada tang­gal 8 Maret 2022 den­gan nomor perkara 29/G/2022/PTUN.SBY atas ter­bit­nya SK BPN Kan­Wil Provin­si Jawa Timur Nomor : 223/SK-35.NP.02.03/XII/2021 tang­gal 08 Desem­ber 2021.

Lapo­ran Pen­gad­u­an dugaan tin­dak pidana Pemalsuan/Memberi Keteran­gan Palsu/Menggunakan Keteran­gan Pal­su an. Pen­gadu SUTRISNO tang­gal 02 Maret 2021.

Lapo­ran Pen­gad­u­an an. Pen­gadu Gen­dro Wulan­dari ter­tang­gal 21 Jan­u­ari 2023 ten­tang dugaan mem­berikan keteran­gan pal­su dan ter­tang­gal 19 Jan­u­ari 2023 di Pol­res­ta Bli­tar ten­tang dugaan mem­berikan keteran­gan pal­su yang sekarang ditan­gani oleh Unit Tipikor Satreskrim Pol­res­ta Blitar,Laporan Pen­gad­u­an an. Pen­gadu Dwi Laras Ningrum ter­tang­gal 20 Agus­tus 2022 ten­tang dugaan pengerusakan dan LP Nomor: LP‑B/46/IV/2024/SPKT/POLRES BLITAR KOTA/POLDA JAWA TIMUR ter­tang­gal 30 April 2024 ten­tang dugaan pen­cu­ri­an yang sekarang ditan­gani oleh Unit TIpikor Satreskrim Pol­res­ta Bli­tar, Lapo­ran Pen­gad­u­an an. Pen­gadu Edi Setiyawan ter­tang­gal 19 Agus­tus 2022 ten­tang dugaan pen­grusakan yang sekarang ditan­gani oleh Unit Tipi­dek Satreskrim Pol­res­ta Bli­tar, Lapo­ran Polisi an. MZ ditan­gani oleh Unit Pidum Satreskrim Pol­res­ta Blitar

Berdasarkan infor­masi yang Gen­dro dap­atkan, ter­da­p­at juga pen­gad­u­an di Kejak­saan Negeri Bli­tar oleh beber­a­pa war­ga antara lain Sdr. AS, Sdri. S, Sdr. S, Sdr. K.A.P, Sdr. P ten­tang Mafia Tanah yang didampin­gi oleh kuasa hukum para penggarap

Pada 10 Jan­u­ari 2022  H. Mus­naam S.H, M.Hum,dkk (kuasa hukum para peng­garap) men­ga­jukan Pen­gad­u­an ke Ombuds­man RI  per­i­hal Dugaan Pelang­garan Admin­is­trasi Pelak­sanaan Redis­tribusi Tanah Bekas Perke­bunan Karangnongko.

Pada 10 Jan­u­ari 2022  H. Mus­naam S.H, M.Hum,dkk (kuasa hukum para peng­garap) men­ga­jukan Pen­gad­u­an ke Kom­nas HAM per­i­hal Dugaan Pelang­garan Admin­is­trasi Pelak­sanaan Redis­tribusi Tanah Bekas Perke­bunan Karangnongko. Surat ini men­da­p­at respon dari Kom­nas HAM den­gan dikir­im­nya surat tem­bu­san yang ditu­jukan kepa­da Sdr. Puji­han­di, dkk (kuasa hukum para peng­garap) ten­tang surat yang ditu­jukan kepa­da Menteri ATR/BPN RI per­i­hal: Per­mintaan keteran­gan dan tin­dak lan­jut dugaan per­bu­atan melawan hukum, tin­dakan diskrim­i­natif dan prak­tik mafia tanah terkait redis­tribusi tanah Objek TORA Eks Perke­bunan Karangnongko.

Per­juan­gan Gen­dro dalam menun­tut hak para peng­garap bekas perke­bunan Karangnongko yang men­ja­di kor­ban Pelak­sanaan Redis­tribusi Tanah tidak semu­dah menan­cap­kan benih tebu ke dalam tanah agar tum­buh sub­ur. Tahun-tahun yang sulit dan penuh anca­man diala­mi oleh perem­puan yang per­nah ter­gabung dalam Lem­ba­ga Pen­gawas Kebi­jakan Pemer­in­tah dan Kead­i­lan (LP-KPK) cabang Blitar.

Gen­dro bahkan per­nah dila­porkan den­gan UU ITE oleh salah satu pener­i­ma redis­tribusi tanah, pela­por berin­isial SB, yang bukan war­ga Karangnongko. SB mela­porkan Gen­dro atas postin­gan di akun Face­book @Gendro Wulan­dari pada 22 Agus­tus 2022. Gen­dro mem­o­st­ing data terse­but kare­na merasa ger­am den­gan oknum oknum yang melakukan pen­grusakan tana­man war­ga secara besar-besaran pada tang­gal 18–20 Agus­tus 2022 dan lam­ban­nya tin­dak lan­jut Lapo­ran Pen­gad­u­an war­ga saat itu. “Aku dila­porkan UU ITE, tapi lapo­ran­nya sudah dicabut oleh Pak SB, tan­das­nya.

Dilatar belakan­gi adanya lapo­ran dugaan beri­ta bohong melalui face­book terse­but  diatas Gen­dro beru­paya men­ga­jukan Per­mo­ho­nan Sali­nan Doku­men terkait pros­es pelak­sanaan Redis­tribusi Tanah di Karangnongko Bulu, Modan­gan, Ngle­gok, Kabu­pat­en Bli­tar pada tang­gal 05 Feb­ru­ari 2023 kepa­da Menteri ATR/BPN RI, Kepala Kan­tor Wilayah BPN Provin­si Jawa Timur, Kepala BPN Kab. Bli­tar, Menteri Kom­in­fo, Ket­ua PPID Provin­si Jawa Timur, Ket­ua PPID Kab .Bli­tar, untuk mem­buk­tikan bah­wa yang dia katakan itu sesuai fak­ta di lapangan

Namun, hanya Ket­ua PPID Kab. Bli­tar yang mere­spon surat terse­but ter­tang­gal 17 Mei 2023, Nomor : B/440.07.03.02/241/409.23/2023 Hal: Jawa­ban Per­mo­ho­nan Infor­masi. Berdasarkan surat terse­but Per­mo­ho­nan Sali­nan Doku­men terkait Pros­es Pelak­sanaan Redis­tribusi Tanah di Dsn. Karang Nongko Bulu, Desa Modan­gan, Keca­matan Ngle­gok, Kabu­pat­en Bli­tar yang Gen­dro ajukan tidak bisa penuhi den­gan alasan sali­nan per­mo­ho­nan infor­masi seper­ti yang Gen­dro minta tidak dalam pen­guasaan Badan Publik(PPID Kabu­pat­en Blitar). 

Tidak meny­er­ah,  Gen­dro lalu men­ga­jukan per­mo­ho­nan sali­nan doku­men , keber­atan dan mem­o­hon klar­i­fikasi pada tang­gal 06 Sep­tem­ber 2023 kepa­da Menteri ATR/BPN RI, Guber­nur Jawa Timur selaku Ket­ua GTRA Provin­si Jawa Timur, Kepala Kan­tor Wilayah BPN Provin­si Jawa Timur, Bupati Kabu­pat­en Bli­tar selaku ket­ua GTRA Kabu­pat­en Bli­tar, Kepala BPN Kab.Blitar, Kepala Desa Modan­gan,  tidak ada sat­upun insti­tusi yang mere­spons surat Gen­dro tersebut.

Gen­dro pun men­ga­jukan surat keber­atan dan Per­mo­ho­nan Klar­i­fikasi secara ter­tulis dan res­mi pada tang­gal 15 Sep­tem­ber 2023 kepa­da Bupati Kabu­pat­en Bli­tar selaku ket­ua PPL Kabu­pat­en Bli­tar dan Kepala BPN Kabu­pat­en Bli­tar. Namun, surat ini tidak ada sat­upun insti­tusi yang merespon.

Masih tidak meny­er­ah Gen­dro men­ga­jukan Surat Per­mo­ho­nan Sali­nan Doku­men, Sali­nan Nomor Reg­is­ter, Klar­i­fikasi secara ter­tulis dan Eval­u­asi pada tang­gal 24 Sep­tem­ber 2023 kepa­da Menteri Dalam Negeri RI, Guber­nur Jawa Timur, Bupati Kabu­pat­en Bli­tar, Kepala Desa Modan­gan surat inipun tidak ada sat­upun insti­tusi yang merespons.

Ger­akan penyam­pa­ian aspi­rasi secara lang­sung tang­gal 19–23 Desem­ber 2022 yang dilakukan Gen­dro yakni den­gan meng­i­nap 4 hari 3 malam di bawah tiang ben­dera Kan­tor Bupati Kabu­pat­en Bli­tar. Hal terse­but ia lakukan kare­na kegera­man ter­hadap pen­grusakan besar-besaran yang dilakukan oleh oknum-oknum dan mem­o­hon untuk berte­mu bupati demi menun­tut hak para peng­garap aki­bat carut marut pros­es Pelak­sanaan Redis­tribusi Tanah di bekas perke­bunan Karangnongko  pada akhir tahun 2021. Sete­lah 4 hari 3 malam akhirnya Gen­dro dibawa ke Pen­dopo Rong­go Hadi Negoro didampin­gi Ket­ua Cabang Bli­tar Kom­nas LP-KPK.

Di sana, ia diperte­mukan den­gan para stake­hold­er yaitu Bupati Bli­tar, Kepala Badan Per­tana­han Nasion­al Kabu­pat­en Bli­tar, Kapol­res Kota Bli­tar, Kepala Bakes­bang­pol Bli­tar, Kapolsek Ngle­gok dan lain-lain. Di sana ia men­gatakan bah­wa fak­ta pelak­sanaan Redis­tribusi Tanah di Karangnongko itu banyak kejang­galan, semi­sal Ser­ti­fikat Hak Milik (SHM) yang tidak sesuai den­gan pemi­lik rumah, tanah gara­pan yang banyak diram­pas. “Sama-sama orang Karangnongko, satu orang bisa dap­at + 300 m2, sat­un­ya dap­at  + 10.000 m2”, tam­bah Gendro.

Dalam perte­muan­nya den­gan Mak Rini (pang­gi­lan akrab Bupati Bli­tar), Gen­dro meny­atakan pent­ingnya bagi pihak-pihak terkait untuk melak­sanakan Putu­san Pen­gadi­lan Negeri Bli­tar Nomor 68/Pdt.G/1999/PN.Blt tang­gal 20 Jan­u­ari 2000, jo. Putu­san Pen­gadi­lan Ting­gi Jawa Timur Nomor 412/PDT/2000/PT.SBY, jo. Putu­san Mahkamah Agung RI Nomor 2191 K/PDT/2001, ser­ta Putu­san Pen­in­jauan Kem­bali Mahkamah Agung RI Nomor 615 PK/Pdt/2011.

Saat perte­muan terse­but, bupati ber­jan­ji sang­gup akan mem­ben­tuk tim inde­pen­den sete­lah tahun baru 2023. Namun, hing­ga tulisan ini dimu­at, jan­ji terse­but belum terealisasi.

Kasus dugaan kejang­galan-kejang­galan dalam pelak­sanaan Redis­tribusi Tanah di Karangnongko terse­but telah Gen­dro laporkan sam­pai ke Mabes Pol­ri dan didespo­sisikan ke Pol­da Jatim tang­gal 16 Maret 2022. Sete­lah­nya, yang san­gat menyak­itkan bagi Gen­dro saat men­da­p­atkan surat SP2HP per­ta­ma dari Penye­lidik yang jus­tru berisi pem­ber­i­tahuan SP3 ter­tang­gal 16 Mei 2023, pada­hal ia seba­gai pihak pen­gadu belum per­nah dik­lar­i­fikasi secara res­mi di Pol­da Jawa Timur.

Gen­dro men­gir­im tem­bu­san ked­ua kalinya kepa­da Kom­pol­nas per­i­hal Per­mo­ho­nan Infor­masi secara ter­tulis ten­tang perkem­ban­gan penan­ganan atas pen­gad­u­an­nya tang­gal 20 Feb­ru­ari 2022 men­ge­nai per­mo­ho­nan per­lin­dun­gan hukum, kea­manan dan tidak dikrim­i­nal­isasi. Surat terse­but men­da­p­at respon den­gan dis­am­paikan­nya Surat Per­mo­ho­nan Klar­i­fikasi kepa­da Kapol­da Jawa Timur sesuai Surat Ket­ua Kom­pol­nas Nomor :B‑885A/Kompolnas/6/2023 tang­gal 27 Juni 2023.

Gen­dro juga men­ga­jukan Per­mo­ho­nan Fat­wa atas tidak dilak­sanakan­nya Putu­san Pen­gadi­lan yang sudah berkeku­atan hukum tetap dan sudah diek­sekusi kepa­da Mahkamah Agung Repub­lik Indone­sia pada tang­gal 05 Feb­ru­ari 2023. Hal itu dise­babkan banyaknya tafsir yang berbe­da-beda terkait Putu­san Pen­gadi­lan terse­but kare­na dalam putu­san pen­gadi­lan yang sudah inkrah terse­but tidak dit­ulis secara detail lokasi, dan luas lahan yang men­ja­di hak mas­ing-mas­ing peng­garap ser­ta adanya medi­asi sepi­hak terkait kasus Karangnongko pada tang­gal 24 Jan­u­ari 2020 yang tidak meli­batkan 154 war­ga peng­garap dan atau ahli waris.

Jadi aku mem­o­hon fat­wa atas tidak dilak­sanakan­nya putu­san Pen­gadi­lan Negeri yang berkeku­atan hukum tetap itu kan sudah ada eksekusi”, jelasnya.

Langkah ter­baru yang dilakukan Gen­dro adalah men­gadu ke Ombuds­man RI terkait Dugaan penun­daan berlarut oleh Kementer­ian Agraria dan Tata Ruang/Badan Per­tana­han Nasion­al RI yang belum menin­dak­lan­ju­ti adu­an Gen­dro mene­nai Dugaan peny­im­pan­gan Prose­dur dalam Pelak­sanaan Redis­tribusi Tanah Bekas Perke­bunan Karangnongko, Desa Modan­gan, Keca­matan Ngle­gok, Kabu­pat­en Bli­tar .Ombuds­man pun mere­spon adu­an Gen­dro dan men­gir­imkan surat bal­asan kepadanya. Namun anehnya, surat terse­but tidak sam­pai ke tan­gan Gen­dro meskipun sudah dikir­im via pos. Akhirnya Ombuds­man men­gir­imkan surat terse­but melalui WhatsApp.

Gen­dro tidak meny­er­ah pada bulan Novem­ber 2024 ini menanyakan lagi melalui nomor What­sapp. Pen­gad­u­an BPN baru men­da­p­atkan jawa­ban bah­wa surat gen­dro nomor agen­da 34717/AG-100.5/IX/2023 telah dilimpahkan ke Dit­jen Penataan. Dua surat Gen­dro sudah ditin­dak­lan­ju­ti bah­wa direk­torat terkait telah bersurat ke Kan­tor Wilayah BPN Provin­si Jawa Timur untuk dilakukan penelit­ian dan tin­dak lan­jut dari per­mo­ho­nan Gen­dro dan untuk selan­jut­nya terkait progress tin­dak lan­jut akan dimon­i­tor­ing oleh direk­torat terkait. Tapi yang men­ja­di per­tanyaan besar hing­ga saat ini Gen­dro tidak per­nah men­da­p­atkan satu surat­pun tem­bu­san atau pem­ber­i­tahuan dari tin­dak lan­jut tersebut.

Masyarakat Modan­gan memi­li­ki sikap yang beragam ter­hadap langkah yang dilakukan Gen­dro; seba­gian men­dukung, semen­tara yang lain­nya kurang men­dukung. Menu­rut Gen­dro, war­ga yang tidak setu­ju den­gan tin­dakan­nya adalah mere­ka yang telah men­jual Ser­ti­fikat Hak Milik (SHM) hasil Pelak­sanaan Redis­tribusi Tanah Karangnongko secara ‘di bawah tan­gan’ kepa­da pihak lain. kare­na berdasarkan SK BPN Bli­tar, dic­tum keem­pat kelala­ian atau pelang­garan ter­hadap kewa­jiban dan syarat-syarat seba­gaimana Dik­tum keti­ga dap­at men­ja­di alasan untuk men­cabut Hak Milik Tanah yang diberikan.

Dimana dalam Dik­tum keti­ga (d) ter­tulis “tidak men­gal­ihkan hak atas tanah baik seba­gian atau selu­ruh­nya kecuali kepa­da pihak yang memenuhi per­syaratan den­gan izin ter­tulis dari Kepala Kan­tor Per­tana­han dan / atau meru­pakan jam­i­nan yang digu­nakan untuk pelu­nasan pin­ja­man kepa­da lem­ba­ga keuangan.

Mere­ka mungkin merasa ter­an­cam jika Gen­dro mem­bu­ka kejang­galan-kejang­galan dalam admin­is­trasi pelak­sanaan Redis­tribusi Tanah Karangnongko.

Selain itu, ter­da­p­at juga beber­a­pa oknum perangkat desa yang men­da­p­atkan SHM Redis­tribusi  Tanah ini pada­hal bukan war­ga peng­garap bahkan lebih luas dari pada war­ga penggarap.

Menu­rut Gen­dro, War­ga yang men­dukung langkah advokasi yang dilakukan oleh Gen­dro adalah mere­ka yang tanah gara­pan dan tanah huni­an­nya di SHM kan atas nama orang lain sehing­ga diram­pas tanah gara­pan terse­but dan untuk hun­ian dim­inta mening­galkan atau diadukan ke pihak kepolisian dan para peng­garap yang tidak men­da­p­at apapun dari Pelak­sanaan Redis­tribusi Tanah bekas Perke­bunan Karangnongko walaupun tanah gara­pan­nya tidak ter­bit SHM Redis­tribusi Tanah/ bukan objek Redis­tribusi Tanah. 

Orang yang gak suka men­gatakan aku kem­inter, pen­gen dipu­ji, ser­akah. Kalau yang suka den­gan speak up nya aku kare­na keadaan dia dan kelu­ar­ganya juga ter­suarakan”, imbuh Gen­dro.

Kek­erasan ver­bal men­ja­di makanan sehari-hari bagi Gen­dro. Beber­a­pa anca­man ver­bal dari oknum-oknum pre­man meng­ham­piri dirinya mulai dari anca­man ver­bal, Bui. Bahkan tana­man pisang kelu­ar­ganya dibelakang rumah kelu­ar­ganya diba­bati beber­a­pa oknum. Namun ketaku­tan seper­tinya sudah hilang dari diri Gendro.

Aku bukan tipikal orang yang takut, semakin dian­cam semakin aku buk­tikan bah­wa mere­ka yang menyalahi atu­ran yang seharus­nya”, ucapnya.

Gen­dro menyadari bah­wa banyak war­ga yang merasa takut jika pen­gala­man yang dialaminya juga akan ter­ja­di pada mere­ka. Selain itu, war­ga mulai pes­imis kare­na yang mere­ka hadapi adalah orang-orang yang memi­li­ki uang dan jabatan.

Den­gan seman­gat yang mem­bara, Gen­dro mem­per­juangkan hak para peng­garap kor­ban Pelak­sanaan Redis­tribusi Tanah Karangnongko yang diram­pas oleh oknum-oknum dari desa dan kota. Ia berharap kasus ini dap­at sam­pai ke Bapak Prabowo Subianto Pres­i­den Repub­lik Indone­sia untuk men­gungkap segalanya. “Semoga kasus ini sam­pai ke Bapak Pres­i­den RI yang baru agar kami men­da­p­atkan kead­i­lan dan kepas­t­ian hukum”, harap Gen­dro.

Penulis: Wildan
Reporter: Wildan
Edi­tor: Novinda