Baru-baru ini vaksi­nasi men­ja­di perbin­can­gan hangat dikalan­gan maha­siswa Uni­ver­si­tas Islam Negeri Sayyid Ali Rah­mat­ul­lah (UIN SATU) Tulun­ga­gung. Pasal­nya, beber­a­pa maha­siswa menye­bar dua pam­flet ten­tang ger­akan vaksi­nasi di sto­ry What­sApp. Per­ta­ma, dikelu­arkan oleh Dewan Ekseku­tif Maha­siswa (Dema). Ked­ua, dikelu­arkan oleh lem­ba­ga Organ­isasi Maha­siswa Ekstra Kam­pus (Ormek) Cipayung Plus. Ked­ua pam­flet ini melirik per­ha­t­ian kare­na dilak­sanakan di tem­pat dan wak­tu yang sama, yakni di Gedung Arif Mus­takim lan­tai satu, pada Sab­tu, 21 Agus­tus 2021 pukul 08.00 WIB.

Ger­akan Vaksi­nasi Maha­siswa UIN SATU

Dema UIN SATU menye­bar pam­flet pengu­mu­man ten­tang adanya kuo­ta vaksin bagi maha­siswa UIN SATU yang keti­ga kalinya. Berbe­da dari vaksin sebelum­nya, vaksi­nasi keti­ga dini­lai cukup mudah kare­na per­syaratan­nya hanya mem­bawa foto­copy Kar­tu Tan­da Pen­duduk (KTP) tan­pa melalui link pendaf­taran. Hal ini diperku­at den­gan adanya infor­masi tam­ba­han di instas­to­ry Insta­gram res­mi milik Dema UIN SATU pada Rabu, 19 Agus­tus 2021.

Namun, selang sehari sete­lah pam­flet dise­bar, admin di laman Insta­gram @demauinsatu mem­bu­at pengu­mu­man baru bah­wa pendaf­taran telah ditut­up. Hal ini menim­bulkan berba­gai per­tanyaan dari beber­a­pa maha­siswa yang berni­at ingin mengiku­ti vaksin. Sebab, dalam pam­flet peser­ta tidak dim­inta untuk mendaf­tar melainkan lang­sung menu­ju lokasi vaksi­nasi.“Iya, saya ikut aja intruksinya di pengu­mu­man­nya akun Dema (UIN SATU, red.) bilang gak ada pendaf­taran, ya, udah pikirku aman aja lang­sung datang. Baru kemarin sore kok bikin pengu­mu­man pendaf­taran ditut­up, bin­gung boleh gak tuh,” ujar Sel­la, salah satu Maha­siswa yang beren­cana mengiku­ti vaksin.

Pengu­mu­man penu­tu­pan pendaf­taraan tepat pada hari pelak­sanaan vaksi­nasi.

Ger­akan Vaksi­nasi Cipayung

Di sisi lain, muncul pam­flet vaksi­nasi dari ger­akan pemu­da Cipayung yang juga berlang­sung di jad­w­al dan tem­pat yang sama den­gan vaksin yang dis­e­leng­garakan Dema UIN SATU. Cipayung atau Cipayung plus sendiri meru­pakan him­punan dari beber­a­pa Ormek, yaitu Ger­akan Maha­siswa Nasion­al Indone­sia (GMNI), Perg­er­akan Maha­siswa Islam Indone­sia (PMII), Him­punan Maha­siswa Indone­sia (HMI), dan Ikatan Maha­siswa Muham­madiyah (IMM).

Hal ini dibenarkan oleh Suci selaku Ket­ua PMII PC Tulun­ga­gung, “iya memang ada dua pam­flet, Cipayung dan Bem (Dema UIN SATU, red.).”

Pam­flet dari ger­akan pemu­da Cipayung, yang ter­diri dari 4 Omek.

Priyo selaku ket­ua organ­isasi GMNI men­je­laskan bah­wa polisi resor (Pol­res) mem­berikan jatah vaksin sebe­narnya untuk Cipayung plus. Semen­tara ger­akan vaksi­nasi yang bera­da di kam­pus, seharus­nya dari ke-empat Ormek atau Cipayung plus lang­sung.

Nah, jatah dari vaksin itu bera­da dip­i­hak Cipayung plus, sedan­gkan koor­di­nasi den­gan Dema (UIN SATU, red.) hanya seba­gai tuan rumah, seba­gai jatah tem­pat. Kalau men­gadakan jatah vaksin itu seharus­nya ke-empat organ­isasi ekstra terse­but atau Cipayung plus terse­but. Men­ge­nai pam­flet (Vaksi­nasi dari Dema UIN SATU, red.) kemarin dari kawan-kawan organ­isasi ektra, dari Cipayung plus juga kaget bah­wasanya pam­flet nye­bar itukan bukan yang ada logonya organ­isasi ekstra, tapi dari Dema (UIN SATU, red.) lang­sung,” terang Priyo.

Priyo menam­bahkan jika jatah vaksin oleh pihak Pol­res juga sudah diba­gi mer­a­ta untuk Ormek. Den­gan rin­cian mas­ing-mas­ing Ormek keba­gian 75 pasokan kuo­ta. Selain itu, Dema UIN SATU dan Cipayung plus sendiri kurang berko­or­di­nasi. Sehing­ga, Dema UIN SATU hanya mem­bu­at pam­flet tan­pa meny­er­takan logo dari Cipayung plus. Alhasil, Cipayung plus mem­bu­at pam­flet­nya sendiri.

Untuk kuo­ta keselu­ruhan sebe­sar 340. Dan mas­ing-mas­ing ormek men­da­p­at jatah 75. Lalu sisanya Dema,” jawab Ayu, pihak Dema, keti­ka ditanya kru Dimen­si men­ge­nai total kuo­ta vaksin.

Bagi para peser­ta yang melakukan pros­es pendaf­taran melalui Cipayung plus akan lang­sung men­da­p­atkan blangko. Sedan­gkan, peser­ta yang mengiku­ti vaksi­nasi jalur dari Dema UIN SATU tidak men­da­p­at kepastian.

Hal ini lan­tas mem­bu­at peser­ta vaksi­nasi gelisah dan bin­gung. Beber­a­pa harus men­gantri di dalam gedung Arif Mus­takim tan­pa seu­pah keje­lasan. Seper­ti Mubarak, peser­ta yang sem­pat menghubun­gi con­tact per­son (CP) tert­era di pam­flet Dema UIN SATU sebelum keesokan harinya dilakukan vaksin. Ia dim­inta kelu­ar mes­ki sudah men­gantri lama. “Wes dit­ulis malah nomer urut e, uwes loo. Di jalok mala­han wes an fotokopi KTP ne, Tak kiro dipang­gil sesuai kuwi, Zonk (Nomor urut­nya sudah dit­ulis, fotokopi KTP-nya sudah dim­inta, Saya kira akan dipang­gil sesuai den­gan uru­tan. Terny­a­ta zonk, red.),” papar Mubarak.

Hal terse­but men­u­ai tang­ga­pan dari beber­a­pa Maha­siswa UIN SATU. “Buat Dema UIN Tulun­ga­gung, kalau bisa, pengu­mu­man dije­laskan den­gan seje­las-jelas­nya. Jan­gan sam­pai mem­bu­at bin­gung peser­ta yang sudah mendaf­tar, dan akhirnya saat di lokasi ada peruba­han atu­ran,” ucap Mabarak. Tang­ga­pan lain juga dipa­parkan oleh Sel­la, “harus­nya lebih kon­sis­ten lagi, ya, sebelum rilis pengu­mu­man, ada koor­di­nasi (dulu, red.) antar pani­tia dan pub­likasi. Belum lagi kalau ada per­tanyaan dari pihak umum, harus­nya dijawab sama den­gan pengu­mu­man awal, jadi, ga tim­bul banyak tudin­gan negatif ke Dema  (UIN SATU, red.) sendiri.”

Penulis: Ria
Reporter: Ria, Hal­im, Titan
Edi­tor: Ulum