Dimensipers.com. 9/17. Sabtu pagi Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Tulungagung menggelar acara wisuda ke‑5 tahun akademik 2017/2018. Acara ini masih satu rangkaian dengan wisuda ke‑4 yang digelar pada bulan April lalu. Ada perbedaan antara wisuda gelombang pertama dengan yang kedua jika dilihat dari tahun akademik. Bila wisuda ke‑4 tepat berada dalam tahun akademik 2016/2017. Sedangkan wisuda ke‑5 berada dalam tahun akademik 2017/2018.
“Wisuda kemarin satu rangkaian dengan yang sekarang, wisuda ke‑4 itu kan sudah masuk di dalam 2017 dan wisuda yang ke‑5 ini juga di dalam rangkaian 2017. Bahwasanya yang membedakan kalau yang kemarin betul-betul berada di dalam tahun akademik 2016/2017, yang sekarang ini berada di dalam tahun akademik 2017/2018 karena sudah semester ganjil. Walaupun berada di dalam tahun akademik 2017/2018 tetapi wisuda sekarang ini wisuda bagi mahasiswa yang lulusnya di tahun 2016/2017.” Terang Tadjudin selaku Kepala Sub Bagian Hubungan Masyarakat dan Informasi.
Pukul 07.00 WIB keramaian mulai terlihat di lapangan utama IAIN Tulungagung. Serangkaian acara mulai digelar. Acara pertama, prosesi Dewan Senat memasuki Graha. Kedua, pembukaan rapat senat terbuka. Ketiga, penyampaian sambutan oleh Wakil Rektor 1 dilanjut pula Wakil Bupati (Wabup). Keempat, pengukuhan. Kelima, penyampaian sambutan dari Rektor sekaligus pemberian penghargaan. Keenam, sambutan perwakilan dari wisudawan sekaligus pembacaan janji setia wisudawan. Ketujuh, penutup dan doa bersama. Kedelapan, prosesi Dewan Senat meninggalkan Graha.
Wisuda gelombang kedua ini diikuti 1.031 wisudawan. Delapan ratus (800) diantaranya merupakan wisudawan Strata 1 (S1) dan sisanya merupakan wisudawan dari Pasca Sarjana. Wali wisudawan banyak yang datang menghadiri acara ini. Bahkan wali wisudawan asal Pattani, Thailand Selatan juga berkesempatan hadir dalam acara wisuda. Sedikitnya delapan wali dari tiga belas wisudawan Pattani Thailand Selatan berkesempatan mendampingi putra-putrinya.
Wisudawan-wisudawati cukup antusias mengikuti serangkaian acara dari awal hingga akhir. Bahkan sebelumnya calon wisudawan mengikuti serangkaian acara mulai dari Yudisium dan doa bersama. “Seperti yang saya katakan tadi wisuda ini acaranya integratif mulai dari Yudisium, doa bersama tadi malam, diikuti oleh kawan-kawan di dalam keluarga akademik sini. Tetapi juga menyertakan kawan-kawan di lingkungan dari masyarakat karena ini bentuk mengkomunikasikan agar kepemilikan IAIN di lingkungan betul-betul dijaga terus. Kemudian pagi ada wisuda.” Tutur Tadjudin.
Sebelum acara wisuda, dilakukan gladi bersih sebagai persiapan sebelum menjelang wisuda. Selain itu, berbagai persiapan disiapkan wisudawan. Baik persiapan dari mulai kesehatan fisik, berbagai atribut perlengkapan wisuda, dan tentu saja mental. Diharapkan acara yang dinanti-nanti akan berjalan lancar tanpa hambatan.
“Yang disiapkan perlengkapan atribut-atribut, mental, dan kesehatan untuk acara ini. Secara umumkan acara ini sampai siang sehingga pagi harus sarapan. Kemarin ada glady bersih hari jumat sore.” Tutur Sukron Niam jurusan Hukum Keluarga Islam (HKI).
Hal serupa dilakukan oleh Misri wisudawan asal Thailand jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI) Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK), “Persiapan yang saya lakukan adalah menjemput orang tua di bandara Juanda.”
Meski begitu acara ini juga mendapat hambatan baik dari segi perlengkapan khususnya kursi dan tenda. Kurangnya persiapan yang matang banyak dari wali wisudawan terlantar duduk di teras gedung perkuliahan. Awalnya tenda kursi dipakai Pemerintah Kabupaten (Pemkab) kemudian dipakai untuk acara wisuda. Bisa dikatakan persiapan tenda dan kursi dilakukan secara mendadak. Beberapa tanggapan datang dari peserta rapat Senat Terbuka baik dari wisudawan dan wali.
“Saya menyoroti kalau tahun-tahun angakatan atas saya itu keadaan tendanya lebih banyak, persiapannya itu lebih matang tahun kemarin. Terus ini konsumsinya hanya ada roti saja tidak seperti tahun-tahun sebelumnya ada nasi. Kasian orang tua jauh-jauh datang kesini untuk menyaksikan anaknya wisuda, di sini malah kepanasan dan konsumsinya hanya seperti itu. Walaupun tahun lalu masih Sumbangan Pembinaan Pendidikan (SPP) bayar 600 tiap semester wisuda bayar sendiri kita kan disini juga bayar Uang Kuliah Tunggal (UKT).” Tutur Sukron Niam.
Cuaca yang pada saat itu panas membuat sebagian wali wisudawan rela tidak mendapatkan kursi. “Tanggapan saya sudah puas, tapi tendanya tidak dipasang banyak, yang kleleran, dulu waktu masuk baik. Kalau ini saya lihat bludak mergo iki seng wisuda 1.031 kan lebih banyak kalau undangan orangtua sekalian kan tambah banyak 2.000 orang tua. Sebetulnya baik anak saya sekolah di sini tidak pernah dimintai biaya apa-apa memang pernah waktu masuk minta dana sumbangan.” Tutur Ali Ihsan selaku wali wisudawan jurusan Tadris Bahasa Inggris (TBI) Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK).
Seperti kegiatan-kegiatan besar lainnya selalu perlu evaluasi sehingga bisa menjadi lebih. Demikian pula dengan adanya masukan dari wisudawan maupun wali semoga dapat membuat penyelenggaraan wisuda tahun depan menjadi lebih baik lagi. []
Safi/Cindy/Ani
penyuka sastra, traveling, berkhayal, penggemar puisi Aan Mansur (Tidak Ada New York Hari Ini).