Dimensipers.com (17/04). Insti­tute for Javanese Islam Research (IJIR), Him­punan Maha­siswa Juru­san (HMJ) Aki­dah Fil­safat Islam (AFI), dan Forum Perem­puan Fil­safat (FPF) mengge­lar acara Sem­i­nar Kebangsaan. Tema yang diusung “Saya Rema­ja, Saya Indone­sia, Saya Pan­casi­la”. Acara ini dilak­sanakan di Audi­to­ri­um IAIN Tulungagung.

Untuk sekian kalinya IJIR mengge­lar acara yang berta­juk meng­gu­gah seman­gat pemu­da. Pukul 09.00 WIB acara dim­u­lai. Sesi per­ta­ma, pre­sen­tasi peser­ta Lom­ba Cer­pen dan Essay tingkat Seko­lah Menen­gah Atas (SMA), Seko­lah Menen­gah Keju­ru­an (SMK), dan Madrasah Aliyah (MA). Dimana ter­da­p­at lima kan­di­dat yang ter­pil­ih dap­at mem­p­re­sen­tasikan karyanya dihada­pan juri dis­ak­sikan oleh undan­gan dan peser­ta yang hadir. Sesi ked­ua, Sem­i­nar Kebangsaan. Dalam sem­i­nar kebangsaan ini dis­am­paikan lang­sung oleh Direk­tur IJIR IAIN Tulun­ga­gung Akhol Fir­daus, ser­ta Kakang dan Mbakyu Tulun­ga­gung yakni Ivan Arya Yud­han­ta dan Teges Elang Waranggani.

Tujuan diadakan acara ini selain meningkatkan lit­erasi dikalan­gan rema­ja den­gan mengge­lar kom­petisi lom­ba, yakni seba­gai forum untuk menum­buhkan seman­gat nasioanal­isme dan cin­ta tanah air. Baik peser­ta dan pem­bicara dia­jak untuk berdia­log dan bertukar pen­da­p­at. Mensin­ergikan bah­wasan­nya pemu­da adalah gen­erasi penerus bagi suatu keber­lang­sun­gan dari gen­erasi sebelum­nya, gen­erasi muda meru­pakan tulang pung­gung uta­ma pengem­ban estafet dari pros­es keber­lang­sun­gan tersebut.

Peser­ta yang hadir dalam sem­i­nar kebangsaan ini dihadiri oleh beber­a­pa seko­lah yang telah men­gir­im del­e­gasi sekares­i­de­nan Kediri yakni Treng­galek, Tulun­ga­gung, Kediri, dan Bli­tar. Selain itu, dihadiri juga masyarakat umum, birokrasi kam­pus, dan maha­siswa. Peser­ta maupun undan­gan san­gat antu­sias mengiku­ti jalan­nya acara.

Untuk penye­baran infor­masi lom­ba ini kemarin, melalui media sosial dan bek­er­jasama den­gan Kaca­ma­ta Tulun­ga­gung. Seko­lah-seko­lah yang kami berikan infor­masi ini seper­ti di Treng­galek, Kediri, Tulun­ga­gung, dan Bli­tar,” terang Fitria Riskana selaku Ket­ua Pelaksana.

Dalam lom­ba Cer­pen dan Essay kali ini meng­hasilkan para juara. Tak kalah pent­ing adalah juara karya tulis ter­baik mem­per­oleh Bea­siswa Kuli­ah di IAIN Tulun­ga­gung, dimana diraih oleh Ris­ma Fadi­latuh Isah siswi SMA Negeri 2 Trenggalek.

Saya masih gak per­caya kalau saya dap­at juara sekali­gus dap­at bea­siswa. Sebe­narnyakan tahu pengu­mu­man­nya kan men­dadak dan wak­tu itu saya juga lagi menger­jakan karya tulis yang diadakan dinas per­hutanan dan dead­line-nya itu ham­pir bersamaan, jadi ini itu saya nger­jakan hanya dua malam,” tutur Risma

Ivan Arya Yud­han­ta men­erangkan bah­wa, “Acara ini bagus banget, sem­i­nar kebangsaan ini kare­na kita diin­gatkan kem­bali rasa cin­ta dan rasa nasion­al­isme para pemu­da yang mana nan­ti­nya kita bisa lebih bang­ga lagi men­ja­di orang-orang Indone­sia kede­pan­nya dan juga bang­ga kare­na kebu­dayaan dan juga kekayaan yang dim­i­li­ki oleh Indone­sia. Berkaryalah dan juga berkem­banglah kare­na gen­erasi muda adalah gen­erasi yang dijadikan Indone­sia lebih baik di masa depan.”

Acara sem­i­nar kebangsaaan di IAIN hari ini, benar-benar acara yang menge­dukasi kare­na ini secara tidak lang­sung mem­berikan wawasan kepa­da gen­erasi muda disi­ni agar lebih cin­ta den­gan Indone­sia dan budayanya, seba­gai rema­ja  yang mengim­ple­men­tasikan nilai-nilai pan­casi­la. Terus­lah berkarya terus­lah berprestasi dibidang kalian mas­ing-mas­ing, jan­gan takut untuk salah tapi selalu ingat kalian harus bang­ga den­gan budaya kalian sendiri kare­na itu adalah suatu yang mem­bawa kalian kedalam yang lebih ting­gi lagi,” tutur Teges Elang Warang­gani mem­berikan seman­gat kepa­da rema­ja Indonesia.

Ania

penyu­ka sas­tra, trav­el­ing, berkhay­al, pengge­mar puisi Aan Mansur (Tidak Ada New York Hari Ini).