Dimensipers.com — Pelati­han dan lom­ba fotografi dis­e­leng­garakan pada 28 Feb­ru­ari 2018 di Pusat Stu­di Timur Ten­gah (PSTT) IAIN Tulun­ga­gung. Agen­da yang bersi­fat umum dan gratis ini, dis­e­leng­garakan dalam rang­ka Dies­na­tal­is Lem­ba­ga Pers Maha­siswa (LPM) Dimen­si yang ke-24.

Dies­na­tal­is kali ini berbe­da pastinya. Kare­na sebelum­nya hanya syuku­ran kecil-kecilan. Untuk tahun ini kami ingin meme­ri­ahkan­nya den­gan berba­gai tampi­lan dan acara-acara lain.” Ujar Fahrul Rozi selaku ket­ua pelak­sana Dies­na­tal­is dan pelati­han fotografi. Diadakan­nya acara pelati­han dan lom­ba fotografi ini bertu­juan untuk mem­fasil­i­tasi maha­siswa yang ingin bela­jar dan mengem­bangkan skill dalam bidang fotografi.

Pelati­han yang dim­u­lai sek­i­tar pukul 09.30 wak­tu setem­pat ini, meng­hadirkan pema­teri yang meru­pakan fotografer dan juga alum­ni dari LPM Dimen­si. Kegiatan­nya diawali den­gan pem­ber­ian materi sejarah fotografi, kemu­di­an dilan­jut den­gan pen­ge­nalan kam­era, kom­po­sisi dasar fotografi, lati­han mem­o­tret dalam ruan­gan, dan yang ter­akhir lang­sung ke lapan­gan untuk men­cari objek foto. Hasil foto terse­but kemu­di­an dikumpulkan dan dip­il­ih tiga ter­baik untuk dijadikan juara.

Peser­ta pelati­han ini tidak hanya berasal dari kru Dimen­si, namun juga dari maha­siswa IAIN Tulun­ga­gung, siswa SMA, Per­him­punan Pers Maha­siswa Indone­sia (PPMI) Tulun­ga­gung, dan bahkan ada del­e­gasi dari beber­a­pa LPM lain. Antu­sias peser­ta ter­li­hat dari awal sam­pai akhir acara. Ham­pir semua peser­ta aktif dalam mem­prak­tikkan teori yang telah mere­ka dapat.

Ikut acara ini kare­na del­e­gasi dari LPM Al-Mil­lah IAIN Ponoro­go. Selain itu menam­bah teman dan juga menam­bah wawasan men­ge­nai dunia fotografi.” ungkap Azizah yang meru­pakan del­e­gasi dari LPM Al-Mil­lah IAIN Ponorogo.

Den­gan dis­e­leng­garakan­nya kegiatan ini, ket­ua pelak­sana berharap khusus­nya kepa­da kru LPM Dimen­si agar meningkatkan seman­gat dalam bela­jar fotografi. “Untuk teman-teman Dimen­si dihara­p­kan lebih seman­gat dalam berpros­es fotografi. Dan yang pal­ing uta­ma, di sini jan­gan hanya berni­at untuk bela­jar fotografi saja. Namun juga harus diim­ban­gi dalam hal kepenulisan, kare­na pro­duk uta­ma kita adalah tulisan.” ungkap Rozi.

Dari pihak peser­ta menginginkan agar pelati­han fotografi ini lebih ser­ing diadakan dan dap­at dilak­sanakan semak­si­mal mungkin. Seper­ti yang diungkap­kan Ahmad Rid­wan, maha­siswa Pen­didikan Aga­ma Islam (PAI) IAIN Tulun­ga­gung. “Kegiatan ini bagus, cuma yang per­lu lebih diper­hatikan desain dan pengem­ban­gan kegiatan­nya. Jadi kita bisa ben­tuk (pelati­han ini; red) sehari semalam, dua hari dua malam, tiga hari tiga malam. Sehing­ga materinya bisa tuntas.”

Mengin­gat belum adanya komu­ni­tas yang mewadahi fotografi di IAIN Tulun­ga­gung, Rid­wan menam­bahkan “Harus terus ada pelati­han kayak gini dan pengem­ban­gan­nya. Soal­nya di IAIN gak ada komu­ni­tas seper­ti ini, UKM gak ada. Jadi teman-teman yang pun­ya kam­era atau yang hobi dalam fotografi tidak bisa berkembang.”

Rudi HRW, selaku pama­teri mema­parkan bah­wa fotografi adalah bagian dari era milin­eal. Fotografi menun­jukkan eksis­ten­si sese­o­rang maupun organ­isasi. “Pelati­han fotografi ini seba­gai sarana bela­jar dasar-dasar fotografi, yang pal­ing pent­ing cara men­g­op­erasikan kam­era. Sedik­it teori banyak prak­tik, itu kun­ci uta­ma dalam fotografi.” Ungkap Rudi.

Menu­rut Rudi, ada tiga kat­e­gori fotografi, yang per­ta­ma fotografi komer­sil, mis­al­nya foto mod­el, prawed­ing, pen­gan­tin, atau foto yang meng­hasilkan uang. Yang ked­ua fotografi jur­nalis, ciri khas­nya lebih momen­tum, tujuan­nya mem­berikan infor­masi kepa­da pub­lik, jadi harus men­gan­dung unsur 5W+1H yang diper­je­las den­gan cap­tion di bawah­nya. Yang keti­ga fotografi doku­men­tasi, sifat­nya jelas untuk men­doku­men­tasikan kegiatan, seper­ti foto self­ie. []