Dimensipers.com- (21/08) Aliansi Perpus Jalanan Jombang menggelar acara bedah buku “Bumi Manusia” karya Pramoedya Ananta Toer di Kedai Sufi Jombang yang sebelumnya berada di Gedung Disbudpar Jombang. Acara kali ini bertemakan “Sastra Pramoedya Dalam Bumi Manusia”. Pemateri kali ini ialah langsung adik kandung dari penulis buku “Bumi Manusia” Soesilo Ananta Toer dari Blora.
Acara ini selain bedah buku juga membuka lapak buku dari Pataba Press dan Lapak Baca Aliansi Perpus Jalanan Jombang. Bedah buku kali ini memang dari perkumpulan dari beberapa komunitas pegiat Literasi dari Jombang dan juga kelompok seniman dan musisi dari jombang.
Antusias bedah buku ini cukup tinggi, “Awal Pelajar Jombang, para kelompok literasi dan mahasiswa juga beberapa yang menginisiasi perpus jalanan jombang mengadakan diskusi publik bisa dibilang antusiasnya literasi cukup tinggi,” ujar Doni Darmawan salah satu panitia acara.
Meski sedikit adanya kendala tempat, acara kali ini tidak mengurangi antusias dari publik sendiri, “Lancar sejauh Perpustakaan Jalanan Jombang ini pertama kali mengadakan diskusi publik dengan narasumber Soesilo Toer. Alhamdulillah lancar, meski sedikit terkendala adanya perpindahan tempat karena ada satu lain hal, alhamdulillah perpindahan tempat itu tidak menjadi mengurangi animo publik,” papar Doni.
Acara bedah buku kali ini memang sebagai momen dan awal tonggak untuk berproses, “Konsep dari acara sendiri sebenarnya tidak jauh beda dengan bedah buku yang umumnya, yang menjadi momen adalah ini menjadi awal tonggak bagaimana Perpus Jalanan Jombang sebagai wadah ruang kreatif dan produktifnya temen-temen sendiri,” ungkap Doni.
Terkait acara bedah buku kali ini yang sebelumnya bedah buku dan menjadi sharing itu karena ada beberapa kendala. “Itu juga bersangkutan dengan beberapa pihak, mengkaitkan bahwa itu masih isu sensitive, Pramoedya Ananta Toer-kan juga seorang mantan ekstapol, dan masih banyak beberapa pihak yang sangat sulit untuk menerima diskusi dengan tema ‘Bumi Manusia’, maka akhirnya kita inisiasi dengan sharing dan itu tidak menjadi kendala karena pasti publik akan merespon sendiri dengan hadirnya Soesilo Ananta Toer maka tidak bisa dilepaskan dengan karya Pramoedya Ananta Toer,” lanjutnya.
Redaktur Online