Dimensipers.com — Jalan meru­pakan prasarana yang urgent bagi sese­o­rang, kare­na jalan memu­dahkan sese­o­rang bisa segera sam­pai pada tujuan­nya. Jika suatu jalan rusak, retak, atau berlubang, bukan hanya meng­ham­bat dalam berk­endara. Namun, poten­si kece­lakaan pun bisa saja terjadi.

Sama hal­nya den­gan kon­disi seba­gian ruas jalan menu­ju ger­bang belakang kam­pus IAIN Tulun­ga­gung. Seba­gian ruas jalan yang tepat di depan kan­tor Radio Genius FM ini men­gala­mi kere­takan pada awal­nya. Ber­jalan sela­ma ham­pir satu bulan kon­disi seba­gian ruas jalan ini makin parah den­gan banyaknya paving yang berser­akan. Mak­lum saja, ruas jalan ini meru­pakan jalan ked­ua dari arah ger­bang belakang, sehing­ga bisa dikatakan men­ja­di jalan uta­ma ked­ua sete­lah ger­bang depan.

Jalan itu awal­nya hanya retak, jalan itu kan seti­ap hari dile­wati kendaraan otoma­tis dari yang awal­nya hanya retak bisa men­ja­di lebar mem­bu­at paving-paving itu makin lebar dan berser­akan aki­bat dil­in­tasi kendaraan. Secara otoma­tis, jika tidak segera ditan­gani bisa semakin parah dan bisa saja ter­ja­di makin lebar,” tutur Muham­mad Qoni maha­siswa semes­ter 5 juru­san Komu­nikasi Penyiaran Islam (KPI).

Kepri­hati­nan meli­hat kon­disi jalan yang semakin men­gan­ga lebar, dita­m­bah pula den­gan adanya kor­ban kece­lakaan. Mem­bu­at seba­gian maha­siswa berin­isi­atif untuk mem­ber­sihkan jalan den­gan meny­ingkirkan paving dan menut­up jalan berlubang den­gan pasir.

Ini beraw­al dari keja­di­an, di mana maha­siswa yang sudah ked­ua kalinya men­gala­mi kece­lakaan di depan radio dan yang ter­akhir itu sam­pai nabrak, sam­pai benar-benar orangnya sam­pai jatuh. Kita seba­gai maha­siswa yang dekat den­gan jalan yang rusak itu mem­pun­yai inisi­atif juga untuk menut­up jalan berlubang itu den­gan beru­pa pasir. Kita keruk kita benahi sedik­it dan itu mungkin juga tidak berta­han lama,” tam­bah Qony saat dite­mui kru Dimen­si di kan­tor Radio Genius FM.

Kon­disi jalan yang sudah mengkhawatirkan, rawan tim­bul­nya kece­lakaan. Sama seper­ti yang sudah ter­ja­di dalam per­jalanan satu ming­gu lalu sudah ada dua keja­di­an kece­lakaan. Per­ta­ma, kece­lakaan sepe­da motor tergelin­cir aki­bat menabrak batu. Ked­ua, Kece­lakaan antara sepe­da motor den­gan sepe­da kayuh.

Kece­lakaan yang per­ta­ma itu ter­ja­di kare­na kon­disi jalan yang batun­ya sudah  berser­akan ke mana-mana jadi sepe­da motor ini tidak mam­pu menghin­dari. Dita­m­bah kon­disi jalan juga sem­pit. Kece­lakaan ked­ua itu ter­ja­di kare­na antara sepe­da motor den­gan sepe­da kayuh ini sal­ing tabrakan dari arah yang berlawanan. Sepe­da kayuh ini dari kanan jalan. yang sepe­da motor dari arah kiri. Sal­ing tabrak untuk menghin­dari jalan (lubang ;red), akhirnya tabrakan,” tutur Sulchan Maha­siswa semes­ter 7 juru­san Per­bankan Syari­ah (PS).

Inisi­atif yang sem­pat melakukan ker­jasama den­gan sat­u­an petu­gas kea­manan tidak men­u­ai hasil, “Ini memang inisi­aitif sendiri dan ingin bek­er­jasama den­gan sat­pam. Tapi tang­ga­pan sat­pam kalau bisa tanya dulu ke pihak rek­torat. Hanya saja kita tidak mau ke sana kare­na ini inisi­atif kami sendiri dan kami pikir akan butuh wak­tu pros­es lama jika lapor ke rek­torat. lagi pula jalan yang rusak itu sudah lama, makin parah, bahkan memakan kor­ban kece­lakaan ‚” tam­bah Sulchan.

Kepri­hati­nan tidak dis­egerakan­nya per­baikan jalan, tum­buhkan kepekaan maha­siswa untuk menut­up jalan berlubang den­gan keter­batasan alat, “Kesan­nya semoga ini berman­faat, memang hanya menu­tup­nya den­gan pasir tapi seti­daknya bisa men­gu­ran­gi kece­lakaan. Kare­na kesan per­ta­ma kita lihat itu kasi­han juga. Mere­ka di sini bayar UKT kemu­di­an meli­hat fasil­i­tas seper­ti ini gimana rasanya begi­tu,  dari rek­torat tidak ada kepas­t­ian cuma wacana,” tam­bah Qoni.

Bahkan kami juga mem­post­ing di media kita. Mungkin tiga ming­gu yang lalu sudah ada petu­gas yang sudah bawa meter­an untuk men­gukur. Tapi sam­pai sekarang belum  ada kelan­ju­tan­nya Memang sebelum­nya kami lihat ada petu­gas memerik­sa dan men­gukur tapi sam­pai sekarang tidak ada kelan­ju­tan­nya. Saya tidak tahu itu hanya wacana atau bukan kurang tahu, “ tutur Sulchan.

Kon­disi jalan yang sudah lama rusak dan semakin mem­pri­hatinkan mem­bu­tuhkan penan­ganan yang cepat untuk mem­i­ni­mal­isir kor­ban kece­lakaan lagi seba­gaimana yang dike­mukakan Qoni, “Lebih diper­hatikan,  inikan sebuah masalah kecil tapi bisa men­ja­di besar, walaupun infra­struk­tur juga pent­ing seti­daknya yang kecil ini diper­hatikan kare­na den­gan kecil ini efek memakan kor­ban­nya lebih besar.” []

 

Ania

penyu­ka sas­tra, trav­el­ing, berkhay­al, pengge­mar puisi Aan Mansur (Tidak Ada New York Hari Ini).