Rabu, 06 Februari 2019 Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Ilmu Al Quran dan Tafsir (IAT) menyelenggarakan bedah buku dengan judul Dialektika Langit dan Bumi, yang di tulis oleh Abad Badruzzaman selaku Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama IAIN Tulungagung.
Bedah buku dilaksanakan di aula gedung Arif Mustaqim. Dengan narasumber Direktur Pascasarjana IAIN Ponorogo yang juga merupakan penulis yaitu Aksin Wijaya. Dimoderatori langsung oleh dosen IAIN Tulungagung yaitu Muhammad Ainun Najib.
Bedah buku dihadiri oleh beberapa perwakilan mahasiswa jurusan, di antaranya jurusan Bimbingan dan Konseling Islam (BKI), Komunikasi Penyiaran Islam (KPI), serta Bahasa dan Sastra Arab (BSA). Selain itu, acara juga hadir dosen dari Fakultas Ushuluddin, Febranti Putri Novion
Buku yang dibedah pertamakali di Pasuruan ini mengkaji historitas Al Quran melalui studi ayat-ayat makkah madani dan asbabunnuzul. Menurut Irvanda selaku ketua panitia mengatakan bahwa “Tujuan diadakan bedah buku untuk mengenalkan karya Abad Badruzzaman kepada mahasiswa IAIN Tulungagung.”
Al Quran mati dalam kaidah maknanya, tetapi hidup dalam kenyataan masalah atau sebagai penolong kegundahan manusia muslim. Mela (IAT 2) selaku peserta bedah buku mengatakan bahwa “Tak semua isi Al Quran itu dimaksudkan seperti terjemahanya. Harus tau nasikh mansukh, asbabunnuzul, makkah madani. Sehingga apa yang ada di langit dan bumi tidak menjadikan ambigu.”
Bedah buku berlangsung dengan lancar. Beberapa peserta antusias untuk mengajukan pertanyaan. Hesti (IAT 4) mengajukan pertanyaan berkaitan dengan problematika mahasiswa IAIN Tulungagung, yaitu tentang bersalaman dengan lawan jenis, toleransi beragama dan kesataraan pria wanita.
Pertanyaan tersebut dikaitkan dengan dalil-dalil yang berlaku di lingkungan kampus. Menanggapi hal tersebut, Aksin selaku narasumber memperbolehkan mengenai bersalaman antara lawan jenis. “Saya pernah datang di sebuah forum, saat itu saya mengajak seorang wanita bersalaman, wanita tersebut menolak. Betapa malunya saya saat itu. Lebih berdosa mana antara membuat malu orang dengan bersalaman?”
Bedah buku yang berjudul Dialektika Langit dan Bumi ini menyatakan bahwa Al Quran adalah naskah paling klasik yang mampu menjembatani antara langit dan bumi. Al Quran cocok digunakan di segala jenis zaman. “Al Quran mampu menghubungkan waktu dan suasana antara zaman unta dengan Toyota atau zaman modern,” tegas Abad.