Judul Buku                  : Can­tik Itu Luka

Penulis                         : Eka Kurniawan

Pener­bit                       : Kom­pas Gramedia

Tahun ter­bit                : Mei 2004

Jum­lah hala­man         : 505 Hlm

ISBN                           : 978–602-03–1258‑3

Sebuah nov­el yang dikarang oleh Eka Kur­ni­awan, mengisahkan seo­rang perem­puan ketu­runan Belan­da yang bera­da di Indone­sia, berna­ma Dewi Ayu. Nov­el ini mencer­i­takan bagaimana per­lakuan-per­lakuan sesama pen­ja­jah. Lewat nov­el ini Eka berusa­ha mencer­i­takan kerusuhan-kerusuhan yang ter­ja­di di Hal­imun­da sep­a­n­jang masa kolo­nial hing­ga pas­ca 1965 saat komu­nis dihancurkan.

Di sini penulis ingin menyam­paikan bah­wa seo­rang perem­puan mam­pu setara den­gan laki-laki. Fem­i­nisme yang dita­mpilkan pada tokoh Dewi Ayu yang begi­tu cer­das dan pem­berani dalam segala kon­disi. Bahkan tokoh Dewi Ayu ini menafkahi keti­ga anaknya sendiri­an. Deskrip­si para tokoh dalam buku ini digam­barkan den­gan latar belakang mas­ing-mas­ing tokoh dan mem­pun­yai ciri khas sendiri-sendiri. Buku “Can­tik Itu Luka” men­gan­dung isi sejarah dan fil­safat yang dike­mas dalam ben­tuk satu ceri­ta yang begi­tu menarik.

Dewi Ayu meru­pakan ketu­runan Belan­da anak dari Aneu Stem­ler dan Hen­dri Stem­ler. Kelu­ar­ga Stem­ler bertem­pat ring­gal di Hal­imun­da, kota pesisir dekat den­gan pan­tai. Dewi Ayu dibesarkan oleh Ted Stem­ler dan Mer­it­je Stem­ler yang meru­pakan kakek dan neneknya. Orang tua Dewi Ayu meru­pakan kakak‒beradik yang sal­ing menc­in­tai. Aneu meru­pakan anak dari pernika­han Ted Stem­ler dan Merid­je Stem­ler. Sedan­gkan Hen­dri Stem­ler meru­pakan anak ketu­runan dari hubun­gan gelap Ted Stem­ler den­gan seo­rang gundik berna­ma Ma Iyang. 

Saat masih beru­sia rema­ja, Dewi Ayu harus men­gala­mi peri­s­ti­wa yang memilukan sebab saat itu ten­tara Belan­da men­gua­sai Hal­imun­da. Neneknya mati dalam kapal yang ditengge­lamkan oleh ten­tara Jepang. Kemu­di­an Kakeknya ter­pak­sa harus bergabung den­gan ten­tara KNIL, sejak itu ia tak per­nah kem­bali. Dewi Ayu men­ja­di tahanan pra­ju­rit Jepang, di pen­jara Bloedenkamp. 

Sete­lah beber­a­pa bulan di pen­jara, ada segerom­bol ten­tara Jepang memil­ih para gadis yang bera­da di dalam pen­jara terse­but. Dalam pemil­i­han, Dewi Ayu ter­pil­ih untuk ikut den­gan Ten­tara Jepang bersama dua puluh teman lain­nya. Mere­ka dibawa ke pelacu­ran Mama Kalong dan dijadikan seo­rang pelacur berke­las yang melayani pemimpin pasukan Jepang.

Dewi Ayu meru­pakan pelacur yang san­gat terke­nal di Hal­imun­da ham­pir selu­ruh laki-laki yang sudah memi­li­ki istri maupun masih lajang per­nah bercin­ta den­gan Dewi Ayu. Ia per­nah menikahi seo­rang Ma Gedik yang umurnya jauh lebih tua dari Dewi Ayu sendiri. Kare­na pernika­han terse­but adalah keing­i­nan Dewi Ayu sendiri. Ma Gedik kemu­di­an memil­ih bunuh diri sete­lah melalui malam per­ta­ma den­gan Dewi Ayu, tan­pa Ma Gedik menyen­tuh Dewi Ayu sedikitpun. 

Dewi Ayu meru­pakan pelacur yang melayani Ten­tara Jepang pada masa pen­ja­ja­han Jepang. Ia memi­li­ki anak dari ketu­runan Ten­tara Jepang yang berna­ma Ala­man­da dan Adin­da. Usia mere­ka hanya seli­sish 2 tahun. Ala­man­da lebih dulu dilahirkan dari pada Adin­da. Kemu­dia ia hamil untuk yang keti­ga kali dari ten­tara pribu­mi, anak terse­but diberi nama Maya Dewi. Mere­ka  pun besar dan men­ja­di seo­rang gadis yang begi­tu can­tik mewarisi kecan­tikan Dewi Ayu.

―⁕―

Saat masih muda, Kli­won meru­pakan kebang­gaan Hal­imun­da. Ia anak dari seo­rang pribu­mi yang berna­ma Mina dan suaminya seo­rang komu­nis. Bukan hanya menawan, namun keti­ka ia masuk seko­lah, ia dua kali aksel­erasi di bangku seko­lah. Ia per­nah men­juarai olimpiade Matem­ati­ka dan Ilmu Penge­tahuan Alam (MIPA) saat ia masih duduk di bangku seko­lah. Bukan hanya di bidang akademisi, ia juga san­gat pin­tar dalam mem­bu­at puisi dan juga mahir dalam bernyanyi. Ham­pir seti­ap gadis di Hal­imun­da jatuh hati den­gan­nya. Sam­pai suatu keti­ka berte­mu den­gan Ala­man­da yang masih beru­sia 8 tahun, saat ia berusa­ha mer­ayu Dewi Ayu di depan rumah­nya den­gan suara falsetonya.

Kli­won telah dibu­at jatuh cin­ta pada pan­dan­gan per­ta­ma oleh Ala­man­da, namun keti­ka itu gadis terse­but masih ter­lalu dini untuk men­ge­nal cin­ta. Suatu keti­ka Kli­won jatuh sak­it dan Ibun­ya menyu­ruh untuk men­e­mukan orang yang lebih menderi­ta agar dia sem­buh dari cin­ta gilanya. Sela­ma berbu­lan-bulan Kli­won hidup di jalanan, mengge­lan­dang men­gais nasi di tong sam­pah. Hari-harinya ia habiskan untuk men­cari orang yang lebih malang darinya. 

Sete­lah per­an­tauan­nya sela­ma berbu­lan-bulan, ia kem­bali ke rumah den­gan seman­gat seo­rang Kam­er­ad Kli­won. Sete­lah kem­bali, ia men­ja­di seo­rang peker­ja den­gan mem­ben­tuk serikat buruh di Hal­imun­da. Kemu­di­an bergabung di Par­tai Komu­nis Indone­sia (PKI). Sem­bari berpar­tisi­pasi di par­tai terse­but ia bek­er­ja di usa­ha jamur tiram.

Kepu­lan­gan Kam­er­ad Kli­won ke desa diden­gar oleh Ala­man­da yang sudah beru­sia rema­ja. Kare­na desas-desus kepop­uler­an Kam­er­ad Kli­won di Hal­imun­da, sebab itu Ala­man­da mulai mendekati Kam­er­ad Kli­won. Ala­man­da begi­tu can­tik dan san­gat pop­uler di kalan­gan pria di seko­lah­nya. Akhirnya mere­ka berpacaran sam­pai suatu keti­ka Kam­er­ad Kli­won men­da­p­atkan bea­siswa dari par­tai untuk melan­jutkan kuli­ah di Jakar­ta. Mere­ka pun berpisah kare­na Kam­er­ad Kli­won harus melan­jutkan kuli­ah­nya di Jakarta.

Selang beber­a­pa bulan keper­gian Kam­er­ad Kli­won ke Jakar­ta, Ala­man­da pun mulai kebi­asaan lamanya mem­per­mainkan pria. Keti­ka itu mendekati Kapten Shodan­cho, seo­rang jen­der­al yang ada di pangkalan militer di Hal­imun­da. Ia bekas ten­tara pem­berontak yang berhasil meloloskan diri dari maut kala pem­berontakanya. Kare­na tahu Ala­man­da suka mem­per­mainkan para pria, Kapten Shodan­cho mem­perkosa Ala­man­da di gubuk di sebuah hutan dekat den­gan pantai.

Ala­man­da mende­sak kapten Shodan­cho untuk menikahinya. Pernika­han pun ter­li­hat mem­ba­ha­giakan di mata para orang Hal­imun­da. Namun sete­lah penika­han terse­but mere­ka tidak seper­ti yang biasa dilakukan banyak orang. Mere­ka tidak bercin­ta sete­lah menikah kare­na Ala­man­da memasang celana dalam ter­bu­at dari baja, hanya Ala­man­da yang dap­at mem­bukanya. Suatu keti­ka Kapten Shodan­cho memerkosa Ala­man­da yang telah melepas semua paka­ian saat man­di. Sete­lah beber­a­pa hari Ala­man­da di perkosa den­gan kejam, akhirnya ia jatuh sak­it. Saat dirawat di rumah sak­it, dok­ter men­gatakan bah­wa Ala­man­da hamil. Menden­gar itu Ala­man­da akan meng­gugurkan anaknya bila Kapten Shodan­cho memerkosanya kembali. 

Sedan­gkan Kli­won datang ke rumah Kapten Shodan­cho untuk men­gatakan bah­wa para nelayang protes kare­na Kapal Shodan­cho mem­pen­garuhi peng­hasi­lan para nelayan. Namun keti­ka itu yang mem­bu­ka pin­tu adalah Ala­man­da yang sedang hamil tua, Kam­er­ad Kli­won men­gatakan bah­wa tidak ada bayi di perut Ala­man­da, bagaikan pan­ci yang kosong. Benar yang dikatakan Kli­won saat men­je­lang kelahi­ran, tiba-tiba Ala­man­da bersendawa. Perut yang besar berubah men­ja­di kecil kem­bali seper­ti sem­u­la, mem­bu­at syok atas hilangnya bayi. Saat beber­a­pa hari sete­lah keja­di­an itu Kapten Shodan­cho kem­bali mem­perkosa Ala­man­da. Pemerkosaan terse­but mem­bu­at Ala­man­da hamil kem­bali. Sete­lah kehami­lan tuanya, musi­bah kem­bali menim­pa Ala­man­da. Janin yang sudah besar terse­but kem­bali menghi­lang. Kapten Shodan­cho ber­jan­ji pada dirinya tidak mem­perkosa istrinya kembali. 

Sam­pai suatu keti­ka Kam­er­ad Kli­won akan diek­sekusi. Ala­man­da mem­inta kepa­da suaminya agar tidak mengek­sekusi Kam­er­ad Kli­won. Seba­gai gan­ti­nya Ala­man­da berse­dia bercin­ta den­gan Kapten Shodan­cho den­gan suka rela. Pada akhirnya Ala­man­da melahirkan seo­rang gadis can­tik yang diberi nama Nurul Aini sama seper­ti kakaknya yang dulu hilang.

―⁕―

Dewi Ayu berfikir bah­wa Maya Dewi harus dinikahkan untuk menghin­dari ker­taku­tan saat masa rema­ja akan men­ja­di anak yang keras kepala. Tak ada yang dekat den­gan Maya Dewi kecuali Maman Gen­deng, seo­rang pre­man terku­at di Hal­imun­da. Maman men­jadikan Dewi Ayu gundik, sebab itu Maman dekat den­gan Maya Dewi. Dewi Ayu mende­sak Maman Gen­deng untuk segera menikahi Maya Dewi yang saat itu masih beru­sia 12 tahun. Akhirnya Maman Gen­deng menu­ru­ti Dewi ayu untuk menikahi anaknya den­gan terpaksa. 

Pernika­han ber­jalan tak semestinya kare­na Maman Gen­deng men­gang­gap Maya Dewi adalah anak-anak. Malam per­ta­ma mere­ka ter­ja­di sete­lah lima tahun seu­sai pernika­han mere­ka berd­ua. Mere­ka memi­li­ki seo­rang anak perem­puan yang Maman Gen­deng beri nama Reng­ga­n­is si can­tik. Reng­ga­n­is meru­pakan nama seo­rang putri raja yang begi­tu can­tik, dia menikahi seekor anjing, kemu­di­an mere­ka men­ja­di leg­en­da awal mula ter­ben­tuknya Halimunda.

―⁕―

Kam­er­ad Kli­won aktif dalam kegiatan par­tai dan mem­ban­tu para serikat nelayan. Pen­guasaan Teori Karl Marx ia prak­tikkan untuk mem­ban­tu para serikat nelayan di kehidu­pan­nya. Kam­er­ad Kli­won san­gat ber­jasa besar atas kema­juan par­tai komu­nis di Hal­imun­da. Kam­er­ad Kli­won san­gat pop­uler, banyak orang yang masuk par­tai kar­na kon­sol­i­dasinya. Ia dijadikan ket­ua umum par­tai terse­but dan keber­hasi­lan­nya mem­ban­gun par­tai san­gat telihat kare­na anggotanya bertam­bah banyak. Adin­da meru­pakan salah satu anggota yang selalu aktif men­e­mani Kam­er­ad Kliwon. 

Saat penan­gaka­pan seo­rang ket­ua umum par­tai di Jakar­ta para anggota par­tai yang sek­i­tar seribu tujuh ratu­san buruh melakukan pemogokan ker­ja. Kam­er­ad Kli­won yang gemar mem­ba­ca koran di seti­ap paginya tak beran­jak dari kebi­asaanya menung­gu koran seti­ap pagi. Keti­ka itu pabrik koran komu­nis ditut­up oleh pemer­in­tah dan tak akan ada beri­ta yang ter­bit saat itu. Sam­pai para teman serikat buruh men­gala­mi pem­ban­ta­ian yang dilakukan oleh anti komu­nis. Kam­er­ad Kli­won selalu menung­gu koran paginya bersama Adin­da yang setia men­e­maninya. Sete­lah kekala­han par­tai komu­nis, Kam­er­ad kli­won dicekal dan akan diek­sekusi. Tetapi atas per­mintaan Ala­man­da kepa­da Kapten Shodan­co, untuk mem­biarkan Kam­er­ad Kli­won agar tetap dib­iarkan hidup. Akhirnya Kam­er­ad Kli­won dib­iarkan hidup, namun den­gan keadaan tubuh yang babak belur diha­jar para pen­ja­ga. Kam­er­ad Kli­won dibawa ke rumah sak­it oleh Adin­da untuk dirawat di sana. 

Sete­lah sem­buh, Kam­er­ad Kli­won pulang ke rumah meng­habiskan wak­tu den­gan men­jahit bersama ibun­ya. Selalu men­gu­rung dirinya sendiri di rumah. Tiba di suatu pagi, Kam­er­ad Kli­won mela­mar Adin­da di rumah­nya Dewi ayu. Mereka­pun menikah memi­li­ki seo­rang anak laki-laki yang diberi nama Krisan. 

Di masa tuanya, Dewi Ayu kem­bali bunting anak ke empat. Tak per­nah ter­bayang, ia akan hamil kem­bali dan berni­at meng­gugurkan anak terse­but. Namun usa­hanya gagal, semakin hari kan­dun­gan­nya semakin besar, Dewi Ayu berharap kali ini anaknya buruk rupa. Sete­lah anak itu lahir, Dewi Ayu tak mau menyusui anak terse­but kare­na ia menung­gu kema­tianya. Seper­ti yang dihara­p­kan, akhirnya Dewi Ayu mem­pun­yai anak perem­puan yang buruk rupa. Bayi terse­but oleh Dewi ayu di beri nama Can­tik, saran dari Rosi­nah sang asis­ten setianya. Sete­lah menung­gu malaikat kema­t­ian yang seakan sudah mendekat. Selang dua belas hari sete­lah kelahi­ran anaknya Dewi Ayu mening­gal dunia.

Sela­ma sepu­luh tahun Kam­er­ad Kli­won dias­ingkan, sete­lah kepu­lan­gan­nya dari pen­gasin­gan ia kem­bali ke rumah den­gan keadaan ram­but pan­jang tak teru­rus dan berjeng­got pan­jang. Kli­won tidak ter­lalu banyak berceri­ta men­ge­nai tem­pat pen­gasin­gan. Selang beber­a­pa hari sete­lah kepu­lan­gan­nya ia berkun­jung ke rumah Kapten Shodan­cho. Namun hanya ada Ala­man­da di rumah terse­but. Mere­ka sal­ing menat­ap den­gan tat­a­pan rindu yang sudah lama tak mere­ka rasakan sam­pai akhirnya mere­ka bercin­ta. Adin­da menge­tahui persel­ingkuhan dari para han­tu komu­nis yang mati kare­na pertem­pu­ran pem­berontakan. Kam­er­ad Kli­won merasa dirinya san­gat kotor kar­na bersel­ingkuh den­gan Ala­man­da. Sete­lah ke esokan harinya Adin­da men­e­mukan may­at Kam­er­ad Kli­won yang meng­gan­tung kare­na bunuh diri.

Reng­ga­n­is tum­buh men­ja­di rema­ja yang can­tik jeli­ta begi­tu polos. Suatu keti­ka Reng­ga­n­is diperkosa di kamar man­di seko­lah­nya oleh seekor ajag yang ters­esat. Semakin hari perut Reng­ga­n­is semakin mem­be­sar. Kinkin begi­tu mecin­tainya bahkan ia mela­mar Reng­ga­n­is yang keti­ka itu sedang hamil. Namun sete­lah Reng­ga­n­is melahirkan, selang sehari dia menghi­lang tan­pa dike­tahui oleh sia­papun. Menden­gar hal terse­but Nurul Aini jatuh sak­it kemu­di­an ia mening­gal dunia. Namun Krisan mem­bu­ka kem­bali pemaka­man Nurul Aini lalu men­curi jasad Nurul Aini menyem­bun­yikan­nya di bawah tem­pat tidurnya. Kapten Shodan­co men­cari ke selu­ruh kota tan­pa men­curi­gai Krisan pen­curi may­at anaknya itu. Reng­ga­n­is muncul dari jen­dela den­gan keadaan baju basah kuyup. Reng­ga­n­is mencer­i­takan bah­wa anaknya telah mati, may­at­nya telah diberikan pada ajag. Krisan yang sebe­narnya men­ga­hamili Reng­ga­n­is kare­na ter­go­da kecan­tikan­nya. Reng­ga­n­is merengek mem­inta Krisan untuk menikahinya kare­na takut orang tuanya tahu maka Krisan menyetu­jui per­mintaan Reng­ga­n­is. Krisan men­ga­jak Reng­ga­n­is untuk per­gi ke ten­gah laut mem­bawa may­at Nurul Aini seba­gai sek­si pernika­han mere­ka. Sam­painya di ten­gah laut yang tidak ada sat­upun orang, Krisan mencekik Reng­ga­n­is den­gan tali mem­buang may­at­nya di lau­tan. Di hari yang berbe­da Krisan menen­ge­lamkan may­at Nurul Aini di tem­pat ia menen­ge­lamkan may­at Rengganis.

Maman Gen­deng yang begi­tu marah den­gan semua ajag kare­na telah mem­perkosa anaknya, dia mulai mem­bu­ru semua ajag yang ada di Hal­imun­da. Menden­gar keka­cauan yang telah di sebabkan oleh Maman Gen­deng, Kapten Shodan­co melakukan pem­bunuhan secara diam-diam kepa­da para pre­man anak buah Maman Gen­deng. Sam­pai di hari ke tujuh pem­bunuhan terse­but, Maman Gen­deng mok­sa berta­pa di gua bekas ben­teng Jepang. Anak buah yang ikut den­gan Maman Gen­deng berhi­anat mem­ber­i­tahu ten­tara Kapten Shodan­co di mana Maman Gen­deng berta­pa, wajah anak buah­nya di ubah men­ja­di wajah Maman Gen­deng. Pen­em­bakan tepat di kepala dan jantung.

Kapten Shodan­co takut pulang kare­na takut den­gan Ala­man­da yang telah men­gan­cam­nya bila adiknya akan men­ja­di jan­da, maka tak mem­biarkan suaminya untuk pulang ke rumah. Kapten Shodan­cho per­gi ke tem­pat gubuk bekas tem­pat tinggal­nya dulu. Mulai kem­bali berusa­ha men­ji­nakan para ajag namun sayang ia sudah tua dan akhirnya di makan ajag-ajag.

Keti­ka pulang dari laut, Krisan berte­mu den­gan seo­rang nelayan yang men­yarankan untuk men­cari wani­ta buruk rupa untuk ia cin­tai. Krisan ter­pikir bibinya yang buruk rupa tak ada sat­upun yang menc­in­tainya. Tan­pa berfikir pan­jang Krisan mulai mendekati Can­tik, seti­ap malam mere­ka berte­mu dan pada hari ketu­ju mere­ka mulai bercin­ta. Can­tik bertanya kena­pa ia menc­in­tai gadis yang buruk rupa. 

Kare­na, can­tik itu luka. 

Penulis: Dimas Wahyu Gilang B.
Redak­tur: Rifqi Ihza F.