Puan satu ini, berdikari menerabas batas patriarki
Gugat dominasi, subordinasi, dan marjinalisasi
Mendobrak pintu oligarki dengan orasi yang getarkan birokrasi
Mereka bilang kami mawar
Lahir dengan realitas yang tak bisa ditawar
Keindahan menjadi kewajiban
Namun, hidup bukan hanya soal perhiasan
Dipetik untuk dicinta
Perjuangan untuk tumbuh pun terlupa
Dibawa angin peradaban yang sunyi
Duri kami tak pernah dipahami
Namun, kami akan tetap hidup
Walau tak ada lagi sebuah kuncup
Dengan akar yang saling mengait
Dengan suara atau pun bait
Cerita kami bukan melulu soal keindahan
Tetapi, pilihan pribadi menentukan kehidupan
Bicara banyak tentang kesetaraan
Namun, tak pernah berusaha memahami satu perasaan
Rasa untuk memaknai arti kebebasan
Kita lelah terpenjara dengan jeruji tulang rusuk
Tapi mengapa di antara kita masih sering saling tusuk dan mengutuk?
Sementara dogma yang merantai aku dan kamu makin kuat
Memecah belah yang terikat
Dengan warna kulit, bentuk tubuh, dan kecantikan yang memikat
Kita terkadang lupa semua, hanya soal cara kita benar benar melihat
Puan
Bidadari dari segala profesji
Tidakkah kita ingat akan objektivitas kecantikan hati?
Janganlah mencaci tubuhmu sendiri dan mereka yang tak kau anggap suci
Karena aku adalah kamu
Sedang kamu adalah kami
Juga kami adalah kita
Kita adalah mawar yang berkobar
Biarlah terbakar
Dalam keindahan dan asa yang menjalar
Suara kita akan bergema dari bawah tanah dan sudut-sudut dunia Menentang dogma-dogma usang yang tak memiliki jiwa
Penulis: Vidya
Redaktur: Natasya
Jarang tidur, tapi punya banyak mimpi. Let’s make equality bestie💫