Seko­lah Leg­is­latif meru­pakan agen­da rutin yang dis­e­leng­garakan oleh Sen­at Maha­siswa Insti­tut Aga­ma Islam Negeri Tulun­ga­gung (Sema‑I). Den­gan men­gusung tema “Pen­guatan Leg­is­la­tor Muda yang Berji­wa Aspi­ratif dan Advokatif”. Agen­da ini berlang­sung sela­ma tiga hari, Rabu-Jumat, 17–19 Maret 2021 yang berlokasikan di gedung Syai­fudin Zuhri.

Menu­rut  Muham­mad Dhiyaur Rohman selaku ket­ua SEMA- I, acara ini begi­tu kru­sial sebab akan men­ja­di dasar bagi penyusun  reg­u­lasi uta­ma di kam­pus. Sasaran uta­ma dari acara ini adalah Sen­at Maha­siswa Fakul­tas (Sema–F). Namun, Sema–I juga sem­pat men­gusulkan Dewan Ekseku­tif Maha­siswa Fakul­tas (Dema–F) kepa­da rek­torat untuk men­ja­di peser­ta pada seko­lah legislatif.

Berdasarkan per­tim­ban­gan kon­sul­tasi Sema‑I den­gan wak­il rek­tor, jika mengikut­ser­takan Dema‑F dikhawatirkan mere­ka lebih men­dom­i­nasi forum, dan apa­bi­la acara ini dilak­sanakan den­gan banyak orang nan­ti­nya akan melang­gar pro­tokol kesehatan.

Maka dari itu, untuk menghin­dari hal yang tidak diinginkan akhirnya, beraw­al dari del­e­gasi 3 orang Sema‑F dan 2 orang Dema‑F diubah men­ja­di 4 orang del­e­gasi dari SEMA‑F. Mere­ka yang men­ja­di del­e­gasi, boleh men­gir­imkan orang yang berbe­da pada seti­ap harinya.

Seko­lah leg­is­latif wajib diiku­ti dan seti­ap Sema-F wajib men­gir­imkan del­e­gasi 4 orang, tidak harus sama dari hari per­ta­ma sam­pai hari keti­ga, yang  ter­pent­ing tetap penuh 4 orang sesuai undan­gan,” papar­Ja­mal, Ket­ua Sema Fakul­tas Ekono­mi Bis­nis Syari­ah (FEBI).

Dalam agen­da rutin kali ini, kare­na dise­babkan keadaan yang tidak memu­ngkinkan men­datangkan mas­sa dan juga ter­batas­nya wak­tu, maka materi yang ter­sam­paikan pun juga ter­batas. Ada­pun pema­teri pada acara ini seba­gai berikut:

  1. Materi 1 “Pen­gan­tar Leg­is­latif” (Materi dasar) yang dis­am­pa­iakan oleh Dr. Dian Fer­i­ca, M.H. selaku dosen Fakul­tas Ilmu Hukum (Fasih).
  2. Materi 2 “Admin­is­trasi” yang dis­am­paikan oleh Pak Ahmad Fauzi selaku dosen Fasih.
  3. Materi 3 “Legal Draft­ing” yang dis­am­paikan oleh Bapak Ahmad Gelo­ra Mahardi­ka, M.H. selaku dosen Fasih.
  4. Materi 4 “Per­si­dan­gan” yang dis­am­paikan oleh Rohmat selaku alum­ni SEMA‑I.

Kalau saya baca dari pro­pos­al kam­pus lain, itu min­i­mal ada 6 materi. Ada 6, 7, sam­pai 8 materi”, ujar Muham­mad Dhiyaur Rohman, Ket­ua Sema‑I. Dise­babkan ter­batas­nya wak­tu, 4 materi dasar diangkat dalam acara ini dan untuk memak­si­malkan acara maka dari pihak pani­tia men­cari alter­natif, yaitu Ren­cana Tin­dak Lan­jut (RTL) yang dis­esuaikan den­gan kul­tur fakul­tas mas­ing-mas­ing. Salah satu yang akan menye­leng­garakn­nya adalah Sema Fakul­tas Tar­biyah dan Ilmu Kegu­ru­an (FTIK).

Terse­leng­garanya agen­da rutin ini masih dirasa kurang dalam segi materi. Menu­rut Rohman, dari keem­pat materi yang dis­am­paikan meru­pakan dasar, kare­na dari SEMA‑I sendiri juga masih mer­a­ba-raba. Sela­ma ini dari pihak pani­tia tidak sem­pat dan belum per­nah mengam­bil pema­teri dari Dewan Per­wak­i­lan Raky­at (DPR)@ atau dari luar. Maka, besar hara­pan untuk seko­lah leg­is­latif selan­jut­nya dap­at men­datangkan pema­teri dari DPR lang­sung dan peser­ta tidak hanya dari inter­nal namun dari ekster­nal juga.

Dengan adanya kegiatan ini dihara­p­kan nan­ti­nya dari Sema-I dan Sema-F dap­at men­garahkan para Ormawa menu­ju visi misi yang diinginkan”, ujar Rohman.

Pada lingkup ekseku­tif, kegiatan semacam ini akrab dise­but dik­lat Ormawa (Organ­isasi Maha­siswa) atau Upgrading Ormawa yang meru­pakan kegiatan pem­bekalan bagi selu­ruh anggotanya.

Melalui pema­paran Mah­da, Ket­ua Dema‑I di seko­lah leg­is­latif jelas mem­ba­has penyusunan Undang-undang, lan­dasan hukum, ataupun hal lain yang diper­lukan dalam men­jalankan Tugas Pokok dan Fungsi (Tupok­si) Sema. Sedan­gkan dalam dik­lat yang dis­e­leng­garakan Dema, lebih menekankan kepa­da strate­gi ger­akan lem­ba­ga ekseku­tif dan ino­vasi dalam men­er­ap­kan Undang-undang. “Seko­lah leg­is­latif itu kan seba­gai bekal untuk lem­ba­ga leg­is­latif dalam menyusun Undang-undang, jadi bukan kegiatan untuk menyusun Undang-undang. Dalam menyusun Undang-undang, ten­tu lem­ba­ga ekseku­tif ikut ser­ta meru­muskan. Tapi sifat­nya hanya rekomen­dasi atau usu­lan, kepu­tu­san tetap di tan­gan leg­is­latif yang dis­e­tu­jui dan dijalankan oleh lem­ba­ga ekseku­tif”, jelas Mahda.

Reporter: Ana, Tony, Dani, Nana, Annisa’
Penulis: Desyana Fitria Natalia
Edi­tor: Ulum