Dimensipers.com — Lem­ba­ga Pers Maha­siswa (LPM) Dedikasi, Insti­tut Aga­ma Islam Negri (IAIN) Kediri baru saja melakukan Launch­ing Majalah dan Antolo­gi Cer­pen sete­lah ter­tun­da sejak 2020, yang pada saat itu terk­endala adanya pan­de­mi Covid-19. Acara terse­but mengam­bil Tema ”Eksis­ten­si Kesen­ian Kediri Dalam Bingkai Moder­ni­tas” di Gedung Rek­torat Iantai IV IAIN Kediri pada 07 Feb­ru­ari 2022.

Lae­lat­ul Qomariyah selaku pimp­inan redak­si menye­butkan, bah­wa pelun­cu­ran majalah kali ini meru­pakan usa­ha untuk meneruskan pro­gram LPM Dedikasi yang sem­pat ter­tun­da. “Saya seba­gai Pimp­inan Redak­si sekarang itu melan­jutkan kepen­gu­ru­san yang lalu, soal­nya yang lalu itu berhen­ti,” ucap­nya. Soal pemil­i­han tema ia men­je­laskan, “Glob­al­isasi yang memang mem­beri dampak posi­tif bagi mod­ernisasi itu mem­beri tekanan yang berat bagi seni tra­disi”.

Maulana Alfaruq selaku ket­ua pelak­sana men­gawali pem­bukaan acara den­gan sambu­tan di hada­pan tamu undan­gan yang ter­diri dari; Lem­ba­ga Pers Maha­siswa (LPM) Dimen­si Uni­ver­si­tas Islam Negeri (UIN) Sayyid Ali Rah­mat­ul­lah Tulun­ga­gung, LPM Inde­pen­dent Uni­ver­si­tas Islam Kadiri (UNISKA), dan beber­a­pa LPM lain yang bera­da di wilayah Per­him­punan Pers Maha­siswa Indone­sia (PPMI) Dewan Kota Kediri. Dilan­jutkan sambu­tan dari Ahmad Hadi Eko, selaku Pimp­inan Umum LPM Dedikasi. 

Sete­lah penyam­pa­ian sambu­tan sele­sai acara berikut­nya menampilkan tra­disi seni jaranan dari Unit Kegiatan Maha­siswa (UKM) Pra­mu­ka IAIN Kediri. Sete­lah acara penampi­lan dari UKM Pra­mu­ka sele­sai, dilan­jutkan den­gan pema­paran materi per­ta­ma dari Inesia Dwi Novi­ta yang men­gu­rai antolo­gi cerpen. 

Launch­ing majalah juga berbaren­gan den­gan pelun­cu­ran antolo­gi cer­pen, kare­na para anggota LPM yang juga menaruh minat dalam dunia sas­tra. Ia men­je­laskan butuh wak­tu berbu­lan-bulan dan mem­bu­tuhkan selek­si yang rumit, hing­ga akhirnya ter­pil­ih karya ter­baik untuk dijadikan antolo­gi cerpen.

Untuk penulisan cer­pen­nya juga harus sesuai den­gan keten­tu­an, kare­na ada beber­a­pa cer­pen yang tidak diter­bitkan itu kare­na alasan­nya tidak sesuai den­gan tema,” ujarnya.

Dalam pem­ba­hasan selan­jut­nya mem­bawakan materi ten­tang kesen­ian di Kediri dalam bingkai moder­ni­tas, yang dis­am­paikan Sug­eng selaku Pengem­ban­gan Kebu­dayaan Dinas Pari­wisa­ta dan Kebu­dayaan (Dis­par­bud) Kabu­pat­en Kediri dan Tena­ga Ahli Muda Kebu­dayaan. Dalam pengem­ban­gan kesen­ian saat ini berba­gai macam poten­si harus diteku­ni, seper­ti seni karawi­tan, seni tari, dan jaranan.

Kesen­ian di Kediri san­gat­lah banyak, tetapi ada wilayah lain yang mengeklaim dan itu sudah dike­nal dunia. Salah sat­un­ya kethek ogleng yang sudah pop­u­lar, Sug­eng men­je­laskan bah­wa di Pac­i­tan seni terse­but men­da­p­at peng­har­gaan dan dik­laim kalau itu berasal dari Pac­i­tan. Tidak hanya itu masih banyak buk­ti lain dari pen­ing­galan seni di Kediri salah sat­un­ya timun mas, den­gan adanya buk­ti situs di Gambyok.

Ia menam­bahkan bah­wa seni seper­ti hal­nya kethek ogleng, meru­pakan sebuah seni tari yang ger­akan­nya seper­ti tingkah laku kethek. “Bukan suatu kesen­ian kethek ogleng, tapi seni per­tun­jukkan. Seni per­tun­jukkan adalah gabun­gan sajian dari beber­a­pa kesen­ian,” ujar Sug­eng men­je­laskan ked­i­namisan seni.

Pema­teri yang ter­akhir dilan­jutkan oleh Sunarno selaku Dosen Psikolo­gi IAIN Kediri. Dalam pem­ba­hasan ini men­gu­las men­ge­nai moder­ni­tas yang ada pada kesen­ian dan ter­hadap peruba­han zaman. Ia men­je­laskan bagaimana Psikolo­gi meman­dang kesen­ian secara umum, yaitu adalah pro­duk pun­cak dari pada akti­fi­tas manu­sia sendiri. 

Seni apapun itu tidak lep­as dari sang pen­cip­ta seni itu sendiri kare­na buah dari dinami­ka psikol­o­gis. “Moder­ni­tas akan berdampak pada kebu­dayaan, salah sat­un­ya adalah meno­lak tra­disi,” ujar Sunarno selaku pema­teri. Sete­lah pema­paran materi oleh para pema­teri sele­sai, lalu diberikan kesem­patan per­tanyaan ter­hadap para tamu undangan. 

Acara launch­ing diakhiri den­gan menampilkan pem­ba­caan puisi. Acara ini ber­jalan lan­car sam­pai jam 1 siang dan ber­jalan sesuai run­down hing­ga acara inti. Maulana Alfaruq selaku Ket­ua Pelak­sana men­gatakan kendala dalam kegiatan launch­ing kali ini. “Mungkin kare­na pan­de­mi jum­lah peser­ta gak bisa ser­ame mungkin, jadi kita menye­di­akan kap­a­sitas 80 orang.” ujar Maulana.

Penulis: Deva
Reporter: Farhan, Nalin­dra
Redak­tur: Bayu