Dimensipers.com — LPM Dimen­si mener­bitkan ulang lapo­ran LPM Lin­tas men­ge­nai kek­erasan sek­su­al di lingkun­gan Insti­tut Aga­ma Islam Negeri (IAIN) Ambon. Repub­likasi ini meru­pakan respons atas tin­dakan pem­bre­de­lan yang diber­lakukan Rek­tor IAIN Ambon, Zainal Abidin Rahawarin, ter­hadap LPM Lin­tas sete­lah lapo­ran terse­but ter­bit dalam Majalah Lin­tas Edisi II Jan­u­ari 2022. 

Sore itu, hari ham­pir remang. Mir­na memenuhi pang­gi­lan ke rumah dosen den­gan tujuan mengam­bil draft skrip­si yang akan diu­jikan pada Selasa, 26 Okto­ber 2021.

Suasana di sek­i­tar rumah yang bera­da di Wara, Desa Batu Mer­ah Atas, Keca­matan Sir­i­mau, Kota Ambon, itu sepi. Dosen itu, IL menyam­but­nya di dalam rumah den­gan men­ge­nakan celana pen­dek dan kaus sin­glet. Tak ada orang lain kecuali IL dan Mirna.

Mirna—bukan nama sebenarnya–sempat dim­inta mel­on­gok ke luar. Sete­lah tahu tak ada orang lalu-lalang, dosen itu mem­intanya menut­up pin­tu. “Coba lihat, kalau tidak ada orang kun­ci pin­tu,” kata maha­siswi 23 tahun ini, men­gu­lang uca­pan IL–kepada Lin­tas, Kamis, 18 Novem­ber lalu.

Bukan kali per­ta­ma maha­siswi angkatan 2017 itu dim­inta berte­mu di rumah. Tiga kali datang sendiri, dan lain­nya bersama teman­nya. Hari itu, menu­rut Mir­na, dosen Fakul­tas Ushu­lud­din dan Dak­wah (Uswah) beru­sia 33 tahun ini pun mem­inta dia duduk mendekat dan meman­dang ke arahnya.

Tiba-tiba dia bilang beta men­gan­ga ke sini. Pada­hal dia kasih kelu­ar kemalu­an­nya,” tutur Mir­na, ter­ba­ta-bata. Ia semakin panik keti­ka IL memak­sanya berhubun­gan badan. Dosen itu mende­saknya den­gan men­gatakan, “Menger­ti Pak. Pak pun­ya istri tidak ada, satu kali ini saja!”

Mir­na meno­lak. Namun, ia beru­jar, IL jus­tru memak­sa supaya ked­u­anya sal­ing memegang kemalu­an. Desakan mesum itu tak berhen­ti di situ. Pada tan­gan kiri, tepat di jari man­is, ter­pasang cincin per­ma­ta mer­ah. Mata IL tiba-tiba ter­tu­ju ke ben­da itu.

Selan­jut­nya, IL mem­inta Mir­na meny­er­ahkan cincin terse­but. “Beta pikir untuk apa, pada­hal dia kasih masuk cincin itu di ujung kemalu­an,” katanya. Sete­lah berak­si, IL mengem­ba­likan cincin itu den­gan menaruh­nya lang­sung ke dalam tas atas per­in­tah Mir­na. “Ter­pak­sa beta suruh dia isi dalam tas. Namanya katong pun­ya cowok kasih, bagaimana mau buang?” ucap Mir­na, lirih.

Usa­ha IL mendekati Mir­na, maha­siswi yang wisu­da pada 29 Desem­ber lalu, duduk di semes­ter tiga. Mir­na baru intens berko­mu­nikasi den­gan IL keti­ka dosen itu menawarkan mem­ban­tu menye­le­saikan skrip­si terse­but. Hing­ga skrip­si ram­pung, Mir­na mero­goh kocek di atas Rp 3 juta kepa­da IL. Menu­rut Mir­na, beber­a­pa kali ia ter­ham­bat berkon­sul­tasi den­gan dosen pem­bimb­ing lan­taran IL, ker­ap menun­da mem­berikan draf pro­pos­al skripsi.

Uru­san skrip­si ini diduga men­ja­di pin­tu masuk buat IL men­ga­jaknya berte­mu di rumah ser­ta berkon­sul­tasi via aplikasi pesan media sosial. Saat itu IL diduga intens melan­car­kan uca­pan berna­da mesum dan men­gir­im gam­bar ser­ta video berbau porno.

Mir­na menun­jukkan kir­i­man IL itu kepa­da Lin­tas. Dua gam­bar berade­gan porno dikir­im pada 6 Feb­ru­ari 2021 pukul 01.40 WIT. Diiku­ti teks di bawah­nya. “Kasi­han sudah lama Pak tidak merasakan begini.”

Mir­na mem­protes kir­i­man terse­but. Tapi dosen ini mem­balas bah­wa pesan itu sekadar hibu­ran. Pada 21 Sep­tem­ber lalu pukul 22.40, Mir­na mener­i­ma kir­i­man video sep­a­n­jang 13 detik dari akun yang sama. Isinya seo­rang pria berce­lana pen­dek dalam posisi telen­tang di ran­jang sem­bari memainkan alat kelamin­nya. “Itu video dia sendiri, beta kenal dia pun­ya tan­gan,” ujar Mirna.

Enam hari kemu­di­an, datang lagi kir­i­man foto bergam­bar penis pada pukul 22.12. Dari pesan teks di Mes­sen­ger ini, IL mem­inta Mir­na tak marah dan mer­a­hasi­akan isi per­caka­pan tersebut.

Antua bilang beta bisa jaga raha­sia. Jadi dia kir­im gam­bar seenaknya saja. Mungkin dia pikir beta perem­puan gam­pan­gan,” tutur maha­siswi kelahi­ran 1998 ini, ger­am. Mir­na men­gaku tak nya­man den­gan semua per­i­laku IL. Namun tak bisa berbu­at banyak lan­taran ter­sandera skrip­si di tan­gan IL.

Mir­na per­nah mem­ba­gi kere­sa­han itu ke sejum­lah teman. Ceri­ta ten­tang IL lan­tas menye­bar ke sejum­lah maha­siswa, laki-laki dan perem­puan. Salah satu rekan­nya men­gaku per­nah meli­hat tangka­pan layar berisi pesan IL, yang mem­inta Mir­na men­gir­im gam­bar tubuhnya.

Dia per­nah kasih tun­juk, dosen itu minta kir­im gam­bar payu­dara,” ujar maha­siswa yang minta namanya tak diku­tip Lin­tas, Jumat, 19 Novem­ber lalu.

Ceri­ta lain ten­tang per­i­laku IL datang dari Nani–juga bukan nama sebe­narnya. Nani berk­isah, keti­ka Mir­na kem­bali dari rumah IL, dosen itu lang­sung men­gir­im video berna­da cabut. “Kalau tidak salah, sam­pai sekarang dia masih sim­pan video dan per­caka­pan IL,” ujar Nani. Dia men­gaku sem­pat mem­ba­ca pesan dari IL di pon­sel Mir­na yang berisi ajakan itu, kata Nani, IL jus­tru menuduh­nya den­gan men­gatakan, “Nan­ti den­gan pacar kamong (kalian) bisa buka semua. Kalau den­gan Pak tidak mau,” ucap Nani, menirukan pesan IL.

Sejum­lah maha­siswa men­ge­nal IL dosen gen­it. Obrolan di aplikasi Mes­sen­ger itu dike­tahui banyak maha­siswa. Lin­tas men­e­mui empat maha­siswi men­gaku per­nah men­da­p­at kir­i­man pesan berna­da mesum dari IL. Seba­gian di antaranya eng­gan mem­be­berkan isi per­caka­pan sang dosen.

Dari pesan berisi ajakan pacaran hing­ga ditawarkan menikah. Mis­al­nya, sebut saja Nuril, ia men­gaku dim­inta IL men­ja­di istri ked­ua. Semen­jak itu Nuril terus menghin­dar den­gan memu­tar jalan saat berpa­pasan den­gan IL. “Bagaimana, ya? Takut, malu, gitu lo,” kata dia, Selasa, 16 Novem­ber lalu.

Selain itu, IL pun dise­but men­ga­jak tidur di indekos maha­siswa. Ajakan itu datang sete­lah ia tahu maha­siswi terse­but ting­gal di kos sendiri. Keti­ka meno­lak ajaran IL, dosen terse­but jus­tru menanyakan teman seke­las­nya yang bisa dis­e­wa untuk seranjang.

Ada teman-teman yang bisa bapak pakai?” tutur Nani, menirukan pesan IL. “Mak­lum, ini hujan. Jadi menger­ti jua.” Mir­na juga men­da­p­at pesan seru­pa yang mem­inta men­car­ikan teman maha­siswi untuk diba­yar seba­gai teman tidur. Sete­lah men­gaku tak pun­ya teman seper­ti yang diinginkan IL, dosen itu jus­tru menawarkan teman seke­las­nya, yakni Umi.

IL–Mirna melanjutkan–meminta nomor pon­sel Umi, bukan nama sebe­narnya. Tapip Mir­na tak mem­berikan nomor teman­nya itu. Sete­lah Lin­tas menelusuri ceri­ta ini, Umi men­gaku dua kali dihubun­gi IL den­gan pang­gi­lan “sayang”.

Kalau dia chat ‘sayang-sayang’, beta alihkan ke pem­ba­hasan per­soalan tugas,” tutur Umi, Rabu, 17 Novem­ber lalu. Dia men­gaku IL juga mem­inta foto prib­adinya, tapi ia tak menggubris.

Dari pen­gakuan Mir­na, IL tak hanya men­ga­jak berhubun­gan badan, men­gir­im gam­bar mesum, memamerkan kelamin, ia sekali wak­tu per­nah mem­inta berhubun­gan mes­ra melalui pang­gi­lan tele­pon. Lin­tas sem­pat mem­ba­ca ajakan itu di pon­sel Mirna.

Belakan­gan, sete­lah kedok IL ter­bu­ka, sang dosen berti­tel mag­is­ter ini berdal­ih bah­wa semua per­caka­pan itu ter­ja­di lan­taran akun Face­book-nya dire­tas. Sete­lah dipang­gil pihak juru­san Novem­ber lalu, IL beralasan pere­tasan itu sudah enam bulan.

Berbe­da den­gan diakui IL kepa­da Mir­na. Ia beralasan bah­wa pere­tasan akun Mes­sen­ger berlang­sung sejak tiga bulan, ter­hi­tung dari Novem­ber tahun lalu. Melalui pesan instan ke Mir­na, IL men­gaku pere­tasan ter­ja­di keti­ka pon­sel­nya dis­ervis. “Terny­a­ta sela­ma 3 bulan Pak pun­ya akun di-hack, Pak baru tahu tadi malam,” seper­ti diku­tip pada tangka­pan layar yang diter­i­ma Lin­tas, 21 Novem­ber lalu.

Pada pesan berikut­nya, IL men­gan­cam akan mela­porkan Mir­na ke polisi den­gan tuduhan pence­maran nama jika semua per­caka­pan berna­da mesum itu terse­bar. “Ini pence­maran nama baik,” kata IL, seper­ti diku­tip dari poton­gan gam­bar itu.

Dim­intai kon­fir­masi terkait obrolan berna­da mesum ser­ta keja­di­an di rumah­nya, IL mem­ban­tah. Ia menuduh maha­siswi terse­but salah paham. Kata dia, saat itu ia hen­dak tidur den­gan istrinya, tak lama maha­siswa datang berkon­sul­tasi terkait skripsi.

Ia kelu­ar men­e­mui maha­siswa den­gan men­ge­nakan kaus dan celana pendek–dan sem­pat mer­apikan celana di depan kor­ban. “Mungkin dari situ dia berpikir seper­ti dise­butkan itu (memainkan kelamin),” ucap IL, saat dite­mui Lin­tas di gedung kuli­ah Fakul­tas Ushu­lud­din, Selasa, 7 Desem­ber lalu.

Ia men­gatakan bah­wa ajakan menikah ke maha­siswi hanya can­daan. “Tidak ada yang serius,” tutur IL. Semen­tara pesan berbau mesum, ia men­gaku dikir­im oleh orang yang mere­tas akun media sosialnya.

Suatu kali, IL mem­inta berte­mu di kam­pus di Gedung Kem­bar pukul 10 malam den­gan alasan mem­bicarakan skrip­si. Tapi ia meno­lak ajakan itu kare­na trau­ma den­gan per­i­laku IL. Ia berni­at mela­porkan IL, tapi belakan­gan takut skrip­si yang ten­gah dis­usun bakal mandek.

Salah satu teman pria Mir­na di juru­san pun berse­dia mela­porkan kasus kek­erasan sek­su­al yang meny­eret nama IL ini. Tapi niat itu dibatalk­an Mir­na kare­na takut uru­san studinya diper­sulit. Sejak itu Mir­na memil­ih bungkam.

Itu pele­ce­han, tapi beta diam saja,” ucap dia den­gan kepala menunduk.

Kor­ban tidak mela­porkan kasus kek­erasan sek­su­al lan­taran takut diper­sulit di ujung stu­di. Dosen mem­inta maha­siswa men­cari rekan­nya yang bisa diba­yar untuk seranjang.

Repub­likasi ini dilakukan atas seizin pihak redak­si LPM Lin­tas seba­gai ben­tuk sol­i­dar­i­tas atas pem­bungka­man dan kek­erasan ter­hadap enti­tas pers maha­siswa. LPM Dimen­si memu­at ulang kon­ten ini seba­gai ben­tuk dukun­gan atas upaya pem­bungka­man dan sikap repre­sif IAIN Ambon ter­hadap LPM Lin­tas. Ser­ta, den­gan tegas meno­lak seti­ap upaya pem­bungka­man ter­hadap pers maha­siswa — den­gan tidak akan menu­runk­an lapo­ran ini sam­pai Rek­tor IAIN Ambon men­cabut  Kepu­tu­san Rek­tor IAIN Ambon Nomor 92 Tahun 2022 Ten­tang Pem­bekuan LPM Lin­tas IAIN Ambon.

Reporter: Idris Boufakar, Yolan­da Agne, Tau­fik Rumadaul, Ihsan Reli­ubun (LPM Lin­tas)
Redak­tur: Bayu