Men­gacu pada Kepu­tu­san Direk­tur Jen­dral Pen­didikan Islam (Pendis) No. 4961 tahun 2016, organ­isasi maha­siswa dibedakan dalam tiga jenis. Antaranya: 1) Sen­at Maha­siswa (SEMA) seba­gai lem­ba­ga leg­is­latif, 2) Dewan Ekseku­tif Maha­siswa (DEMA) seba­gai lem­ba­ga ekseku­tif, dan 3) Unit Kegiatan Mahasiswa/Unit Kegiatan Khusus (UKM/UKK). Organ­isasi maha­siswa terse­but kemu­di­an dite­gaskan kem­bali dalam atu­ran tert­ing­gi maha­siswa yakni dalam AD/ART yang dis­ep­a­kati melalui forum tert­ing­gi Musyawarah Per­wak­i­lan Maha­siswa (MPM).  

Seper­ti hal­nya PTKI pada umum­nya, MPM meru­pakan agen­da tahu­nan yang berlang­sung di UIN Satu. Diadakan sekali dalam satu peri­ode kepen­gu­ru­san organ­isasi kema­ha­siswaan. MPM meru­pakan ruang musyawarah besar maha­siswa yang di dalam­nya meli­batkan per­wak­i­lan selu­ruh Ormawa. Ada­pun agen­da ini juga turut meru­muskan per­at­u­ran maha­siswa yang nan­ti­nya dijadikan pedo­man bagi roda organ­isasi kemahasiswaan.

Dalam hal ini, Sen­at Maha­siswa meru­pakan pihak yang memi­li­ki per­anan pent­ing dalam men­gawasi jalan­nya organ­isasi. Hal terse­but ter­mak­tub dalam per­at­u­ran yang telah dis­ep­a­kati pada MPM melalui Anggaran Rumah Tang­ga pasal 6 ayat 2 poin d yang berbunyi:

Sema‑U Bertu­gas men­gawasi kin­er­ja pen­gu­rus Dema‑U dalam melak­sanakan kebi­jakan organ­isasi kemahasiswaan.”

Fungsi pen­gawasan Sema‑U seba­gaimana diatur dalam AD/ART hanya men­gawasi kin­er­ja Dema dalam men­jalankan pro­gram ker­ja, semen­tara pen­gawasan pelak­sanaan per­at­u­ran tidak diatur dalam per­at­u­ran terse­but. Namun pene­gakan atas pelak­sanaan per­at­u­ran men­ja­di kewe­nan­gan Rek­tor atau Wak­il Rek­tor Bagian Kema­ha­siswaan. Hal ini ter­mak­tub dalam SK Direk­tur Jen­dral Pendis No. 4961 tahun 2016 ten­tang Pedo­man Umum Organ­isasi Kema­ha­siswaan pada PTKI.

Mes­ki fungsi pen­gawasan Sema‑U terkait pelak­sanaan per­at­u­ran tidak diatur, bukan berar­ti fungsi pen­gawasan terkait pelak­sanaan per­at­u­ran terse­but tidak dijalankan oleh Sema‑U. Sebab Sema‑U memi­li­ki tugas dalam mer­an­cang dan meru­muskan per­at­u­ran mahasiswa. 

Fungsi pen­gawasan Sema bil­a­mana tidak dilak­sanakan den­gan mak­si­mal, akan menced­erai Musyawarah Per­wak­i­lan Maha­siswa. Men­ga­pa demikian, efek­tiv­i­tas pelak­sanaan sebuah per­at­u­ran perun­dang-undan­gan dap­at diukur melalalui indika­tor efek­tiv­i­tas hukum. Sebab efek­tiv­i­tas hukum memi­li­ki hubun­gan yang erat den­gan per­soalan pen­er­a­pan, pelak­sanaan dan pene­gakan­nya di Masyarakat. 

Lalu apa indika­tor per­at­u­ran dap­at dikatakan efek­tif? Suatu per­at­u­ran dap­at dikatakan efek­tif bil­a­mana per­at­u­ran mam­pu men­ca­pai sasaran atas keber­hasi­lan yang telah diten­tukan (Usman Sabi­an, 2009: 12). 

Sasaran atau keber­hasi­lan dari adanya suatu per­at­u­ran ialah dap­at ter­wu­jud­nya kepas­t­ian hukum bagi pen­cari kead­i­lan. Keber­adaan asas kepas­t­ian hukum meru­pakan sebuah ben­tuk per­lin­dun­gan bagi yustisi­a­bel (pen­cari kead­i­lan) ter­hadap tin­dakan sewe­nang-wenang yang berar­ti bah­wa sese­o­rang akan dan dap­at mem­per­oleh sesu­atu yang dihara­p­kan dalam keadaan ter­ten­tu (Apel­doorn, 1990:24–25).

Dalam pelak­sanaan roda organ­isasi, Sema‑U memegang kon­trol ter­hadap garis besar halu­an pro­gram lem­ba­ga kema­ha­siswaan sekali­gus seba­gai lem­ba­ga leg­is­latif. Sema‑U juga memi­li­ki kewe­nan­gan untuk mem­inta progress report kepa­da Dema‑U atas pelak­sanaan pro­gram ker­janya per-semes­ter, seba­gaimana dalam Anggaran Rumah Tang­ga Ormawa pasal 6 ten­tang tang­gung jawab Sema‑U yang telah dis­ep­a­kati saat MPM

Lan­tas, bagaimana pelak­sanaan fungsi pen­gawasan dalam Sema‑U?

Kru Dimen­si berke­sem­patan mewawan­car­ai pihak Sema‑U, yakni Elsa selaku ket­ua Komisi 2. Pihaknya men­gatakan bah­wasanya Sema‑U dalam fungsi Pen­gawasan telah mengumpulkan Pro­ker dari Ormawa. Akan tetapi, Ia men­gatakan bah­wa dalam fungsi pen­gawasan­nya, Komisi 2 masih belum ber­jalan secara mak­si­mal.  

Mengumpulkan pro­ker dari ukm ukk. Lebih ke pen­gu­ru­san dibawah sema seper­ti ukm ukk ber­jalan apa eng­gak. Mis­alkan eng­ga seharus­nya kami mem­beri solusi menanyai secara kon­tin­ue mis­al: ini wak­tun­ya dimen­si men­gadakan dik­lat tapi eng­gak ber­jalan, nah harus­nya kami tanya ke dimen­si atau ormawa kena­pa ada pro­ker yang eng­ga ber­jalan, kurangnya apa? Itu memang seharus­nya ker­janya seper­ti itu,” ujar Elsa. 

Tapi memang sam­pai saat ini menu­rutku dari bidan­gku sendiri ini memang kurang pro­gre­sif meskipun aku co nya, ya. Kami masih belum bisa. Kami masih ber­jalan mengiku­ti alur saja.  Alurnya Sema. Sema bikin apa kami  ikut,” tam­bah­nya.

Ten­tu, tan­pa adanya pen­gawasan dalam pelak­sanaan per­at­u­ran secara mak­si­mal, maka per­at­u­ran hanya sebuah teks yang kehi­lan­gan kon­tek­snya. Ter­lebih keti­ka teks terse­but hanya diba­ca secara momen­tu­al, yakni keti­ka Musyawarah Per­wak­i­lan Maha­siswa berlangsung.

Bagaimana den­gan Dema‑U?

Dema‑U bertu­gas seba­gai pelak­sana dari pro­gram organ­isasi kema­ha­siswaan dan koor­di­nasi ser­ta instruk­si dalam pelak­sanaan kegiatan kema­ha­siswaan. Hal terse­but telah diatur dalam Kepu­tu­san Direk­tur Jen­dral No. 4961 tahun 2016. 

Tugas Dema‑U diantaranya: per­ta­ma, Dema Bertu­gas men­jabarkan dan melak­sanakan pro­gram organ­isasi dan kete­ta­pan Sema lainya dalam ben­tuk pro­gram ker­ja; Ked­ua, Dema bertu­gas mengko­mu­nikasikan dan meng­in­for­masikan kegiatan maha­siswa di tingkat PTKI; Keti­ga, Dema bertu­gas melak­sanakan koor­di­nasi dan sinkro­nisasi kegiatan kemahasiswaan. 

Sejak dilan­tik pada 18 Jan­u­ari seba­gai pen­gu­rus peri­ode 2023, Dema‑U men­gawali per­jalanan­nya den­gan melakukan rap­at ker­ja (rak­er) yang men­gusung tema “Pen­guatan Kolab­o­rasi dan Har­mon­isasi untuk Dema yang Berke­ma­juan”. Melalui perte­muan terse­but, Dema‑U meng­hasilkan ran­can­gan pro­gram ker­ja (pro­ker) sebanyak 43 pro­ker dari sepu­luh bidang yang bisa diak­ses melalui link berikut: Arsip LPM Dimen­si.

Mengin­gat dari tema yang diusung pada rap­at ker­ja awal kepengeru­san, mari kita reflek­sikan bersama apakah hal terse­but ter­ca­pai atau tidak melalui tin­jauan kin­er­ja Dema‑U.

Dari empat puluh tiga pro­ker yang telah dis­ep­a­kati, ter­hi­tung sejak tang­gal 28 Jan­u­ari hing­ga 25 Sep­tem­ber 2023, Dema‑U telah melak­sanakan 21 pro­ker dan 16 tidak ter­lak­sana pada 267 hari ker­ja. Selain itu Dema‑U juga masih memi­li­ki 6 pro­ker yang akan dilak­sanakan pada sisa akhir masa kepen­gu­ru­san Dema‑U.

Selan­jut­nya, Kru Dimen­si melalui jur­nal­isme data menin­jau Pro­gram Ker­ja Dema menu­rut Anggara Dasar Anggaran rumah Tang­ga (AD ART) Dewan Ekseku­tif Maha­siswa UIN SATU yang juga di ver­i­fikasi pada laman Insta­gram Dema‑U dan menun­jukkan bah­wa dari 43 pro­gram yang dia­jukan sebanyak 48,8% ter­lak­sana, 37,2% tidak ter­lak­sana, dan 14% belum terlaksana.

(Dio­lah oleh: Ana Asi­ha – desain Info­grafik: Tony Setiawan)

Tidak berhen­ti dis­i­tu, Kru Dimen­si juga melakukan pen­gelom­pokan sta­tus pro­gram ker­ja yang dit­in­jau dari banyak pro­gram yang telah atau belum ter­lak­sana sam­pai bulan sep­tem­ber 2023.

(Dio­lah oleh: Ana Asi­ha – desain Info­grafik: Tony Setiawan)

Pelak­sanaan pro­gram ker­ja terse­but dia­jukan melalui tiap-tiap bidang pada kabi­net Nawase­na Dema‑U. Dit­in­jau dari ter­lak­sananya pro­gram ker­ja, ham­pir seti­ap bidang memi­li­ki pro­gram ker­ja yang belum ter­lak­sana. Salah sat­un­ya keti­ka meli­hat info­grafik diatas, bidang pem­ber­dayaan perem­puan memi­li­ki dua pro­gram ker­ja yang tidak ter­lak­sana dan satu pro­gram ter­lak­sana. Semen­tara pada bidang lain antara pro­gram ker­ja yang belum ter­lak­sana dan sudah ter­lak­sana berni­lai sama.

Lebih lan­jut keti­ka kita meni­lik lebih dalam men­ge­nai pro­gram ker­ja yang diusung Dema‑U, kita akan meli­hat bah­wa banyak pro­ker yang sifat­nya event. Berdasarkan data diatas, dari 43 pro­gram ker­ja yang sudah ter­lam­pir, sebanyak 67,4% kegiatan bersi­fat event, lalu kegiatan yang bersi­fat continue/ berke­lan­ju­tan sebanyak 30,2%, dan sebanyak 2,3% kegiatan bersi­fat insi­d­en­tal.

(Dio­lah oleh: Ana Asi­ha – desain Info­grafik: Tony Setiawan)

Kon­sen­trasi atau fokus tiap organ­isasi yang dalam hal ini adalah dewan ekseku­tif (red. Badan Ekseku­tif di kam­pus lain) ten­tu berbe­da-beda.  Mis­al­nya saja apa­bi­la kita menariknya dalam perbin­can­gan isu skala nasion­al, banyak ele­men maha­siswa melalui lem­ba­ga ekseku­tif tingkat uni­ver­si­tas yang melakukan pen­gawalan isu seper­ti pada demo meno­lak Perp­pu Cip­tak­er 06/04/2023.

Hidup itu memang pil­i­han, ter­lebih keti­ka men­jalankan roda organ­isasi maha­siswa. Apa yang kita lihat hari ini adalah sebuah kebe­naran, dan apa yang kita ran­cang kede­pan­nya tidak sepenuh­nya dap­at tere­al­isas­ikan sesuai ren­cana. Bagaimana maha­siswa diproyek­sikan dalam per­an­nya seba­gai agent of change bisa saja masih terk­endala melalui lem­ba­ga ekseku­tif kita.

Penulis: Noval
Redak­tur: Danu