Unit Kegiatan Maha­siswa (UKM) Uni­ver­si­tas Islam Negeri Sayyid Ali Rah­mat­ul­lah Tulun­ga­gung merasa dire­sahkan akan adanya atu­ran baru dalam kode etik maha­siswa yang dite­tap­kan kam­pus pada Agus­tus tahun 2023 lalu. Atu­ran baru terse­but men­gatur ten­tang pem­bat­asan jam malam kegiatan di kam­pus sam­pai pukul 22.00 atau 10 malam. Beber­a­pa UKM yang men­gaku ter­dampak kare­na atu­ran terse­but yaitu UKM Bas­ket, UKM Mapala Himalaya, dan UKM Pramuka.

Ikhsan yang meru­pakan salah satu pen­gu­rus dari UKM Mapala Himalaya, men­je­laskan hal ini meng­gang­gu kare­na kegiatan UKM hanya bisa mak­si­mal sete­lah perku­li­a­han sele­sai yaitu sete­lah jam 20.00. “Sebelum perku­li­a­han berakhir kita tidak bisa memak­sakan anggota kita untuk full berkegiatan di sekret, nah jam 8 sam­pai jam 10 itu cuman 2 jam, untuk menye­le­saikan segala pro­ker 1 tahun mungkin nggak? nggak mungkin kan (-red),” jelasnya.

Hal seru­pa juga dirasakan oleh UKM Bas­ket dan UKM Pra­mu­ka yang merasa per­si­a­pan lom­ba sam­pai adanya kegiatan meng­i­nap di kam­pusakan sulit ter­lak­sana aki­bat adanya pem­bat­asan jam malam.“Ini juga ada kegiatan lom­ba untuk tingkatan SMA yang meng­i­nap, nan­ti dibu­lan Okto­ber. Gini kak,kalau dari Pra­mu­ka sendiri itu kan banyak sekali kegiatan lapan­gan dan wak­tun­ya pun biasanya lebih dari 1 hari jadi jika kam­pus mem­bat­asi jam malam kami pun san­gat ter­ham­bat den­gan adanya itu (-red),” kata Fir­do dari UKM Pramuka.

Per­at­u­ran ini pun men­ja­di sebab dan alasan beber­a­pa UKM untuk memil­ih pin­dah men­jalankan aktiv­i­tas UKM di sebuah base­camp di luar kam­pus yang sejak Covid-19 sudah ditem­pati dan tidak lagi mene­tap dalam gedung kesek­er­tari­atan untuk melakukan kegiatan.

Menu­rut pen­je­lasan Ikhsan saat rap­at di base­camp Mapala Himalaya terkadang juga kurang bisa mak­si­mal kare­na adanya pem­bat­asan jam malam masyarakat sek­i­tar, akhirnya mere­ka memil­ih berpin­dah ke warung, ten­tu hal ini mem­bu­at kon­disi finan­sial UKM berdampak.“Pen­garuh dalam finan­sial organ­isasi, yang seharus­nya kita anggota tidak ada pung­utan iuran untuk tem­pat ber­jalan­nya admin­is­trasi akhirnya kita ada iuran,” tutur Ikhsan.

Iqbal dari UKM bas­ket sendiri merasa adanya base­camp mem­bu­at reng­gang hubun­gan antar UKM. “Pent­ingnya adanya gedung kesek­er­tari­atan itu bukan cuma ten­tang pem­bat­asan aja tapi ten­tang hal shar­ing pun kita yang seharus­nya tiap hari shar­ing di kesek­er­tari­atan itu jadi ter­batas kare­na kita nggak tau base­camp-base­camp tiap ormawa itu kan beda,” Jelas­nya.

Menyikapi hal ini pihak kam­pus mem­berikan beber­a­pa alasan atas pem­ber­lakuan jam malam pada Kode Etik Maha­siswa. Syam­su Ni’am selaku wak­il rek­tor men­je­laskan adanya pem­bat­asan ini kare­na wilayah kam­pus berimpi­tan den­gan perkam­pun­gan, tidak seper­ti kam­pus lain­nya.“Kita kan per­gu­ru­an ting­gi yang bera­da di perkam­pun­gan, kita ser­ing dap­at protes dari Masyarakat.”Jelas­nya.

Lan­jut dije­laskan Syam­su Ni’am alasan ked­ua pem­bat­asan ini diber­lakukan kare­na dite­mukan  sebuah kasus minum-minu­man keras yang diduga oknum sedang berkegiatan UKM. “Yang ked­ua, ini baru kasus. Dite­mukan UKM-UKM, ya mungkin oknum, yang di malam hari minum minum-minu­man keras.”

Namun, ia tidak men­je­laskan secara detail men­ge­nai kasus terse­but seper­ti sia­pa oknum dan kapan kasus itu terjadi.

Iqbal berharap per­at­u­ran ini dap­at diha­puskan kare­na berdampak pada banyak hal teruta­ma hubun­gan antar UKM yang semakin reng­gang. “Semoga pem­bat­asan jam malam ini diha­puskan… kita bisa lihat kok semen­jak ada dibatasin jam­nya gedung kesek­er­tari­atan ini kayak mem­bu­at silat­u­rah­mi antar ormawa itu kayaj nggak ada koneksi.”

Dari hara­pan terse­but Ikhsan meneruskan, jika peng­ha­pu­san per­at­u­ran itu dirasa sulit, kelong­garan men­ge­nai kemoloran jam malam saat masih kegiatan rap­at sam­pai lebih dari jam 10 lewat izin ke sat­pam itu lebih masuk akal.

Penulis: Maula
Reporter: Maula, Syi­fana, Cindy
Edi­tor: Novinda