Dimensipers.com — Hing­ga saat ini wabah Coro­n­avirus Dis­ease-2019 (Covid-19) masih berdampak kepa­da maha­siswa per­an­tauan, ter­ma­suk maha­siswa IAIN Tulun­ga­gung yang tidak bisa kem­bali ke kam­pung hala­man. Beber­a­pa maha­siswa dari IAIN Tulun­ga­gung terse­but tidak kem­bali ke kam­pung hala­man dikare­nakan ter­je­bak masakaran­ti­na wilayah di wilayah Tulungagung.

Di masa karan­ti­na wilayah ter­da­p­at Ban­tu­an Sosial (Ban­sos) untuk maha­siswa yang masih bera­da di Tulun­ga­gung. Pada tang­gal 12 Mei pihak kam­pus pun melakukan pen­dataan ter­hadap maha­siswa yang masih ting­gal di kos, kon­trakan, maupun asra­ma. Sebanyak 46 maha­siswa yang ter­da­ta masih bera­da di Tulun­ga­gung. Pada 20 Mei kemarin ban­tu­an sosial terse­but didis­tribusikan di area kam­pus beru­pa sembako.

Akan tetapi Ban­sos per­ta­ma dari kam­pus dini­lai kurang mer­a­ta dise­babkan min­im­nya infor­masi dari pihak kam­pus kepa­da maha­siswa. Pada akun insta­gram @iainta.sparkling sendiri per­nah men­gung­gah pengu­mu­man bah­wa akan ada beber­a­pa paket sem­bako untuk meha­siswa yang tidak bisa kem­bali ke kam­pung hala­man. Akan tetapi, pengu­mu­man terse­but dicabut lan­taran kuo­ta ter­penuhi dan paket sem­bako berjum­lah terbatas.

Adanya pen­cabu­tan pengu­mu­man terse­but mem­bu­at tidak semua maha­siswa men­da­p­at Ban­sos. Seper­ti yang dirasakan oleh Annisa salah satu maha­siswa yang masih bera­da di Tulun­ga­gung. Saat dihubun­gi oleh DIMeN­SI ia men­gatakan bah­wa dirinya tidak menge­tahui adanya pengu­mu­man terse­but. Annisa baru ter­da­ta pada pengu­mu­man yang dibu­ka pada 20 Mei 2020.

Hal seru­pa dirasakan oleh Ibnu Ilmawan, maha­siswa yang juga ter­ta­han di Tulun­ga­gung, “Baru menger­ti kemarin (20/05, red) infonya, tidak ada kabar gara-garanya. Tiba-tiba sudah dibagikan kemarin (pem­ba­gian ban­sos per­ta­ma, red), ujarnya.

Bukan hanya pihak maha­siswa ter­ta­han saja yang tidak menge­tahui infor­masi. Mita, selaku Ket­ua Dewan Ekseku­tif Maha­siswa (DEMA) Fakul­tas Ushu­lud­din Adab dan Dak­wah (FUAD) men­gatakan, “Kalau sejak pen­dataan maha­siswa yang belum bisa pulang kam­pung tang­gal 12 Mei 2020 sih kami DEMA-FUAD sama sekali tidak men­da­p­at infor­masi hal itu, jadi tidak ada koor­di­nasi den­gan lem­ba­ga ekseku­tif ten­tang pem­ba­gian Ban­sos terse­but, lalu sete­lah maha­siswa FUAD mem­bu­at tun­tun­tan kemarin (20/05, red) baru siangnya Wak­il Dekan 3 FUAD mem­beri info untuk melakukan pen­dataan secara man­u­al,” jelasnya.

Di sisi lain, Abad Badruz­za­man, selaku Wak­il Rek­tor Bidang Kema­ha­siswaan dan Ker­jasama (Warek 3)  men­gungkap­kan bah­wa awal­nya Unit Pener­i­ma Zakat (UPZ) mem­berikan dana untuk Ban­sos per­ta­ma, tetapi pihak Bank BNI menyang­gupi pula mem­berikan Ban­sos. Abad Badruz­za­man juga mem­berikan tang­ga­pan­nya men­ge­nai kurang mak­si­mal­nya pen­dataan maha­siswa yang masih di Tulun­ga­gung aki­bat pan­de­mi ini, “Sama sekali tidak bermak­sud mem­bat­asi, nyatanya semua data yang ter­jar­ing (yang hanya 46) semua kami masukkan seba­gai pener­i­ma Ban­sos,” tuturnya.

Meskipun begi­tu, respons kam­pus ter­bilang lam­ban mengin­gat penye­leng­garaan pem­be­la­jaran dalam jaringan telah dim­u­lai sejak 16 Maret. Ter­hi­tung sek­i­tar ham­pir dua bulan, pihak kam­pus baru melakukan pen­dataan ter­hadap maha­siswa yang tidak bisa pulang kare­na dampak Covid-19. Kalah cepat den­gan peng­galan­gan dana oleh alian­si maha­siswa dan dosen. Salah sat­un­ya adalah alian­si maha­siswa Fakul­tas Tar­biyah dan Ilmu Kegu­ru­an (FTIK) yang telah melakukan pen­dataan peng­galan­gan pada Feb­ru­ari. Pen­dataan terse­but dilak­sanakan sela­ma satu bulan kemu­di­an dilakukan pendis­tribu­sian pada 18 Mei. Alian­si maha­siswa FTIK terse­but berhasil menyalurkan Ban­sos kepa­da 50 maha­siswa dan 100 masyarakat yang ter­dampak Covid-19. 

Rah­mat, salah seo­rang maha­siswa yang men­da­p­atkan Ban­sos gelom­bang per­ta­ma pun men­gungkap­kan pen­da­p­at­nya men­ge­nai respon kam­pus terse­but. Menu­rut­nya sudah cukup baik dari upaya kam­pus dalam pro­gram ban­tu­an yang diberikan. Namun jika dil­i­hat dari sis­tem pen­dataan saya rasa kurang efek­tif, seharus­nya pihak kam­pus bek­er­jasama den­gan semua birokrasi kam­pus, seti­ap fakul­tas dan juru­san supaya lebih ter­da­ta mer­a­ta bagi maha­siswa yang belum bisa pulang. 

Mah­da selaku ket­ua umum DEMA-FTIK men­gungkap­kan, “Sebe­narnya kita tidak menabrak dari pihak dosen ataupun dekan. Tapi kami mem­berikan sebuah stim­u­lus pada mere­ka bah­wasanya baik dekan maupun juru­san khusus­nya yang dosen itu agar mere­ka ter­bu­ka pin­tu hatinya gitu lho. Masak maha­siswanya men­gadakan kegiatan beru­pa donasi, kegiatan kemanu­si­aan. Kare­na dari maha­siswa kan masih banyak yang minta orang tua,” ungkap­nya.

Selan­jut­nya, pada tang­gal 20 Mei pihak kam­pus mem­inta pen­dataan kem­bali untuk Ban­sos gelom­bang ked­ua. Info kali ini dise­barkan melalui media sosial seper­ti Insta­gram dan What­sapp. Pen­jaringan data melalui Sen­at Maha­siswa, DEMA, dan Unit Kegiatan Maha­siswa. Dana yang digu­nakan ren­cananya akan diam­bil dari UPZ IAIN Tulungagung. 

Reporter: Kharis­ma, Aini, Rekha, Arum, Zuhri, Bayu G.
Penulis: Kharis­ma Alfimu­fi­dah
Redak­tur: Rifqi Ihza F.