Haul Gus Dur ke-15 yang bertepatan pada Sab­tu (18/01/2025)  kem­bali men­ja­di momen­tum kegiatan tan­dur bareng yang dig­er­akkan GUS­DURi­an Bonorowo Tulungagung

Kegiatan tan­dur bareng GUS­DURi­an yang ke-10 ini berlang­sung di Argo  Pathok Can­di Dadi (APC) yang bertem­pat di Desa Jun­jung Keca­matan Sum­bergem­bol Kabu­pat­en Tulun­ga­gung. Ada­pun penana­man bib­it pohon dilak­sanakan di kawasan lereng sek­i­tar can­di dadi sama seper­ti tahun-tahun sebelumnya.

Ada lebih dari 250 orang yang berpar­tispasi, ter­ma­suk dari lem­ba­ga masyarakat, pela­jar, dan pegiat lingkun­gan yang berkomit­men bersama untuk pelestar­i­an alam. Susan­to salah satu par­tisi­pan Tan­dur Bareng dari Lem­ba­ga Man­a­je­men Infaq (LMI)  men­gatakan bah­wa memang dibu­tuhkan kolab­o­rasi dan sin­er­gi bersama antara GUS­DURi­an den­gan komu­ni­tas dan pecin­ta lingkun­gan untuk kegiatan pelestar­i­an alam ini. “Tidak mungkin GUS­DURi­an melakukan sendiri­an, kare­na dibu­tuhkan kolab­o­rasi sin­er­gi bersama den­gan komu­ni­tas dan pecin­ta lingkun­gan,” jelas Susanto.

Sek­i­tar 1200 sam­pai 1300 bib­it telah dise­di­akan oleh pani­tia dalam kegiatan ini. Bib­it-bib­it terse­but berasal dari Saudara Harun (56 tahun), salah satu pegiat lingkun­gan dari Alian­si Lereng Wil­is. Bib­it-bib­it yang ia sum­bangsihkan diantaranya adalah beringin, johar, jam­bu mente, kayu putih, sono, sukun, nang­ka, asam, jati, dan trembesi.

Harun men­gungkap­kan moti­vasinya berpar­tisi­pasi dalam kegiatan Tan­dur Bareng, “Sedekah untuk bumi, menum­buhkan ram­but-ram­but bumi yang telah dipo­tong oleh kor­po­rasi melalui defor­estasi.” Ia memak­sud­kan amal der­ma yang ia lakukan seba­gai salah satu ben­tuk sedekah bumi.

Harun lalu menam­bahkan bah­wa ia memi­li­ki komit­men ter­hadap pelestar­i­an bumi, hal itu dilakukan­nya den­gan ser­ta-mer­ta men­ga­jak gen­erasi muda untuk berkomit­men bersama. “Apa yang saya lakukan bertahun-tahun ini seba­gai komit­men kita ter­hadap bumi, sosok Ibu yang sebe­narnya. Seba­gai pegiat lingkun­gan kita memikirkan gen­erasi yang akan men­datang, dari sit­u­lah saya coba merangkul teman-teman yang muda. Kalau bukan kita sia­pa lagi.”

Berbe­da den­gan tahun sebelum­nya, tahun ini ter­da­p­at pem­ba­gian titik penana­man untuk menye­suaikan jenis bib­it den­gan kon­disi tanah­nya. “Hasil eval­u­asi tan­dur bareng kemarin, kemarin itu tidak ada pem­ba­gian­nya mas. Kalau tahun ini diba­gi untuk menye­suaikan bib­it dan tanah­nya,” ungkap Zen, Ket­ua Pelak­sana Tan­dur Bareng GUS­DURi­an ke-10.

Zen juga men­gungkap­kan bah­wa kegiatan ini bertu­juan untuk pelestar­i­an alam, teruta­ma pelestar­i­an sum­ber mata air masyarakat sek­i­tar. Hal itu, kare­na di wilayah lereng can­di dadi ini ter­da­p­at sejum­lah sum­ber mata air yang telah lama menghidupi masyarakat sekitar.

Tujuan kita bersama, melestarikan alam kita sendiri. Teruta­ma melestarikan sum­ber mata air, yang mana sum­ber mata air itu untuk masyarakat Tulun­ga­gung sendiri. Telah kita ketahui bersama kan, sum­ber mata air salah sat­un­ya berasal dari gunung.” imbuh Zen.

Semen­tara itu, Reza, salah satu par­tisi­pan yang berasal dari Badan Riset Uru­san Sun­gai Nusan­tara (BRUIN) meng­hara­p­kan man­faat lain dari agen­da ini. “Hara­pan­nya pohon ini tum­buh dan meny­im­pan stok kar­bon buat kita juga, kare­na sekarang isu yang lagi hangat adalah cadan­gan kar­bon di Indone­sia menip­is kare­na pem­ba­batan hutan.” Ujar Reza.

Dilan­sir dari www.crownoil.com dan www.moretress.eco, Hal terse­but selaras den­gan ungka­pan Reza yang  meny­atakan bah­wa cadan­gan kar­bon yang dis­im­pan oleh pohon memi­li­ki per­an pent­ing untuk peny­er­a­pan emisi kar­bon di udara, ser­ta pro­duk­si oksi­gen (O2) dan ener­gi secara berkelanjutan.

Reza berharap bib­it-bib­it terse­but dap­at tum­buh men­ja­di pohon yang dap­at meny­im­pan sejum­lah kar­bon di wilayah Indone­sia, yang mana pohon-pohon terse­but saat ini semakin menip­is kare­na pem­ba­batan hutan.

Penulis : Faizal Tamam
Reporter : Faizal Tamam, Wahyu Fir­man­syah
Redak­tur : Musto­fa Edi­tor : Tika