Him­punan Maha­siswa Pro­gram Stu­di (HMPS) Tadris Matem­ati­ka (TMT) UIN Sayyid Ali Rah­mat­ul­lah Tulun­ga­gung diduga melakukan pung­utan liar atau pungli pada Sem­i­nar Nasion­al Pen­didikan Matem­ati­ka Ke-11 (SEMNASDIKTA XI). Maha­siswa baru diwa­jibkan ikut dan mem­ba­yar sejum­lah uang di acara terse­but. Hal itu men­u­ai keluhan dari sejum­lah maha­siswa kare­na dini­lai mem­be­bani finan­sial.  Sem­i­nar ini diadakan di Aula Gedung Pas­casar­jana hari Kamis, 2 Oktrober 2025 pukul 07.00 WIB.

Dalam pam­flet sem­i­nar dije­laskan, adanya sem­i­nar dike­nai biaya untuk peser­ta dalam berba­gai kat­e­gori. Ter­da­p­at dua kat­e­gori peser­ta sem­i­nar, pemakalah dan non-pemakalah. Peser­ta offline dike­nakan biaya sebe­sar Rp80.000 semen­tara peser­ta online sebe­sar 35.000. Pada awal­nya banyak maha­siswa tidak ingin mengiku­ti kegiatan ini kare­na terk­endala biaya.

Kalau pro­di saya itu ada sem­i­nar wajib. Nah, itu mem­ba­yar Rp80.000. Nah, dan itu banyak yang eng­gak ikut, Kak. Kare­na memang kendala biayanya. Kare­na kan biasanya kalau anak kos itu kayak gitu ten­tang biayanya itu kayak berhe­mat gitu.” Ungkap salah satu maha­siswa Pro­di TMT.

Kare­na banyak maha­siswa yang tidak berke­nan mengiku­ti, Koor­di­na­tor Pro­gram Stu­di (Koor­pro­di) kemu­di­an men­gin­struk­sikan pen­gu­rus Him­punan Maha­siswa Pro­gram Stu­di (HMPS) untuk men­ga­jak adik tingkat mere­ka mera­maikan sem­i­nar. Namun, seba­gian besar tetap eng­gan hadir kare­na terk­endala biaya. Pada akhirnya, Koor­pro­di sendiri yang lang­sung mem­berikan instruk­si melalui grup agar para maha­siswa turut mera­maikan kegiatan tersebut.

Terus kare­na banyak yang eng­gak ikut, itu dari HMPS-nya dulu itu dis­u­ruh untuk nga­jak adik-adiknya untuk ikut, soal­nya ini per­in­tah dari koor­pro­di. Nah, tapi tetap banyak yang eng­gak ikut soal­nya ya kare­na ya biaya itu. Terus dari koor­prodinya lang­sung bilang ke grup bah­wa harus mera­maikan acara sem­i­nar itu,” terang Dona, nama samaran.

Tak hanya men­gin­struk­sikan melalui grup what­sapp saja, sejum­lah pen­gu­rus HMPS juga men­datan­gi beber­a­pa kelas maha­siswa baru untuk dia­jak ke dalam kegiatan sem­i­nar ser­ta dis­u­ruh mem­ba­yar biaya pendaftaran.

Maha­siswa kemu­di­an diberi keringanan men­ci­cil biaya pendaf­taran. Dalam kun­jun­gan­nya, pen­gu­rus HMPS meny­atakan adanya kemu­ngk­i­nan kon­sekuen­si yang dida­p­atkan keti­ka maha­siswa tidak mengiku­ti kegiatan seminar.

Kare­na banyak yang ngga ikut, kakak-kakak HMPS itu banyak ke kelas-kelas maba, itu buat nga­jak lagi dan sebelum ke kelas saya itu (mere­ka) ke kelas 1D untuk mem­inta uang buat bayar itu (sem­i­nar) kare­na katanya kan diwa­jibkan. Gapa­pa ga lang­sung, dici­cil dulu, terus dida­ta gitu,” terang Dona.

Meli­hat banyak yang tidak menghen­da­ki untuk mengiku­ti sem­i­nar, pen­gu­rus HMPS kemu­di­an juga menye­but bah­wa sem­i­nar terse­but meru­pakan salah satu dari Ospek Juru­san (Osjur).

Jadi kare­na kata kakaknya itu ada kon­sekuen­si jadi Mau eng­gak mau, saya juga ikut. Awal­nya itu saya eng­gak ikut. Dan dan apa? Kare­na ya alasan­nya banyak ikut, banyak yang eng­gak ikut, itu kakaknya itu bilang kalau sem­i­nar itu bagian dari aspek juru­san. Nah, itu yang jadi kayak aneh,” tutur Dona.

Maha­siswa baru pun men­geluhkan men­ga­pa infor­masi terse­but tidak dis­am­paikan sejak awal. Mere­ka baru diber­i­tahu sete­lah banyak yang tidak mengiku­ti sem­i­nar kare­na kendala biaya.

Maha­siswa baru mulanya ingin mengiku­ti sem­i­nar yang online kare­na biayanya yang lebih ter­jangkau, yaitu sebe­sar Rp35.000. Akan tetapi, pen­gu­rus HMPS menye­butkan bah­wa maha­siswa baru wajib mengiku­ti sem­i­nar secara offline.

wajib yang offline ya, soal­nya yang online itu buat yang luar kam­pus.” Pesan dari salah satu pen­gu­rus HMPS yang dis­am­paikan di grup.

Peser­ta non-pemakalah yang mengiku­ti sem­i­nar secara offline men­da­p­atkan ben­e­fit beru­pa E‑Modul, Snack, Sem­i­nar Kit, Makan Siang, Ser­ti­fikat dan Door­prize. Semen­tara, peser­ta online hanya men­da­p­atkan E–Modul dan Sertifikat.

Meskipun tin­dakan pung­utan liar tidak diatur dalam Kode Etik Maha­siswa, namun hal ini tidak sejalan den­gan reg­u­lasi yang ada dalam pedo­man pen­gelolan pen­didikan UIN Sayyid Ali Rah­mat­ul­lah Tulun­ga­gung tahun 2024. Ter­can­tum pada Bab IV ten­tang kuriku­lum dan perku­li­a­han, diise­butkan bah­wa. Pelak­sanaan pros­es pem­be­la­jaran dis­e­leng­garakan den­gan – salah sat­un­ya seba­gaimana yang tert­era pada poin c – men­jamin kea­manan, kenya­manan dan kese­jahter­aan hidup siv­i­tas akademika.

Penulis: Faizal Tama
Reporter: Sifana Sofia
Edi­tor: Rokhim Musto­fa Ismail