Dimensipers.com — Peringati hari Bumi, Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Tadris Biologi mengadakan tanam pohon Sabtu, 28 April 2018 di lereng Gunung Budheg, Tulungagung. Bibit yang ditanam adalah Albizia chinensis atau sengon.
“Kegiatan ini untuk generasi muda bahwa menjaga lingkungan dan melestarikan lingkungan itu penting,” terang Ja’far Shodiq selaku ketua pelaksana ketika wawancara kemarin.
Mengenai lokasi, Ja’far menjelaskan terdapat dua lokasi alternatif yaitu Gunung Budheg dan Bukit Jodho. Tapi berdasarkan sulitnya perijinan Bukit Jodho, maka HMJ Tadris Biologi menjatuhkan pilihan di lokasi sekarang. “Sebenarnya ada dua lokasi yaitu Bukit Jodho dan Budheg. Tapi untuk perijinan Bukit Jodho itu sulit, makanya kami memilih Gunung Budheg.”
Acara yang hanya diikuti mahasiswa Tadris Biologi ini bertema “Aku Masih Ingin Hidup Seribu Tahun Lagi untuk Generasi Bangsa.” Acara diawali pembekalan oleh Agus Utomo yang menjabat Ketua Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) Desa Tanggung sekaligus ketua kelompok sadar wisata (pokdarwis) Gunung Budheg. Agus menjelaskan tidak semua tanaman mampu bertahan hidup, tapi tanaman bergetah adalah tanaman yang cocok.
Hal ini disebabkan karakteristik Gunung Budheg yang gersang. “Sengon insyaallah bisa, walaupun nanti pasti ada seleksi alam,” ujarnya.
Selain itu dijelaskan struktur Gunung Budheg berupa batuan yang tertutup tanah setebal 20–40 cm. Batuan ini adalah sisa penambangan yang berhenti tahun 2006.
Acara dilanjutkan sambutan ketua pelaksana, ketua HMJ, dan Nanang Purwanto selaku dosen Tadris Biologi. Kemudian acara dibuka pukul 9.15 WIB. Tanam pohon dilaksanakan di beberapa tempat berdasarkan pembagian kelompok. Peserta memasukkan bibit sengon ke lubang-lubang yang disediakan panitia. Acara berakhir pukul 10.30 WIB. Penutupan dilakukan Haslinda Yasti Agustin sebagai salah satu dosen Tadris Biologi yang mendampingi acara. Beliau berpesan untuk merawat tanaman yang ditanam.
“Acaranya seru, terus kebersamaan banget, panitia mengayomi, sangat merangkul, lubangnya sudah jadi, peserta tinggal memasukkan bibitnya,” ungkap Hastin, salah satu peserta seusai acara.
Perlu diketahui hari Bumi yang jatuh tanggal 22 April 2018, bertepatan masuknya bulan-bulan kering di Indonesia. “Kesalahan kami kan tidak memperhitungkan waktu. Sudah diingatkan pihak perhutani, katanya memang kalau menanam pohon di musim sekarang ini nggak efektif, tapi tujuan kita kan untuk memperingati hari bumi,” tandas Ja’far. Padahal hal ini memberi resiko kematian yang lebih besar terhadap bibit tanaman.
“Sebenarnya ada RTL kegiatan ini, nanti inginnya bekerjasama dengan Combine atau UKM lain, pecinta alam terutama untuk merawat bersama-sama pohon yang ditanam,” sambungnya. Tapi tidak ada kepastian apakah dua hari kedepan (selepas acara) dilakukan perawatan dari pihak HMJ. []
-