Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI) IAIN Tulungagung mengadakan galadinner untuk kali pertama. Agenda ini merupakan inisiatif dari mahasiswa yang akan melaksnakan wisuda gelombang 1. Acara yang dilaksanakan pada tanggal 3 Mei ini bertempat di Hall Crown Victoria. Galadinner merupakan ajang pengakraban dan perpisahan bagi keluarga FEBI. Selain itu, beberapa dosen FEBI turut diundang dalam agenda galadinner tersebut.
Meskipun hanya inisiatif dari mahasiswa, agenda ini mendapatkan dukungan dari Dekan FEBI. Bentuk dukungan itu hanya sebatas ucapan. Sejauh ini, tidak ada perintah resmi yang dikeluarkan fakultas yang berbunyi mewajibkan calon wisudawanmengikuti galadinner.
Sebagaimana ditegaskan Dede selaku Dekan FEBI, “ Fakultas tidak bisa membuatkan surat perintah atau himbauan untuk ikut galadinner, karena acara tersebut merupakan bentuk kesadaran mahasiswa”.
Akan tetapi, informasi berbeda beredar di kalangan calon wisudawan-wisudawati FEBI. Adapun informasi tersebut mewajibkan seluruh mahasiswa untuk mengikuti agenda ini dan membayar iuran sebesar 100 ribu. Bahkan terdapat penegasan bahwa, calon wisudawan yang bisa ikut atau tidak dapat bergabung (dalam galadinner) tetap wajib membayar iuran. Himbauan selanjutnya berbunyi, apabila ada mahasiswa yang protes dengan kebijakan tersebut, mereka disuruh untuk menemui Dekan FEBI, Rifky (Dosen), April (Dosen), Supri (dosen) dan Samsul Umam (dosen). Sementara infomasi yang disebarkan tersebut mengatasnamakan Wakil Dekan (Wadek) I FEBI IAIN Tulungagung.
Informasi tersebut menimbulkan sikap keberatan bagi beberapa calon wisudawan. Apalagi adanya kewajiban membayar iuran 100 ribu tersebut. Seperti yang diungkapkan salah satu mahasiswa yang tidak mau disebutkan identitasnya, “Saya sudah menghabiskan banyak biaya untuk skripsi, dan sekarang tidak punya uang untuk membayar iuran galadinner. Kan ya nyari uang itu susah mas.
Calon wisudawan lain yang juga tak mau disebutkan namanya menambahkan keberatannya, “Apalagi ikut tidak ikut galadinner tetap harus bayar, padahal tidak ada pemberitahuan sebelumnya kalau harus ikut.”
Tidak hanya berisi kewajiban membayar iuran, namun informasi tersebut juga disertai resiko yang akan diterima calon wisudawan apabila tidak iuran. Resiko itu berupa penahanan ijazah oleh pihak Tata Usaha (TU) FEBI. Seperti yang diungkapkan salah seorang narasumber berinisial C, bahwa bagi mahasiswa yang berhalangan hadir tidak akan dipermasalahkan, namun jika tidak iuran akan berurusan dengan pihak TU atau ada tindakan penahanan ijazah.
Muhib selaku Staf TU FEBI melakukan klarifikasi bahwa tidak mengetahui adanya ancaman itu dan tidak pernah mengeluarkan ancaman seperti itu. Adapun pengambilan ijazah sudah ada persyaratannya sendiri dan tidak ada persyaratan semacam itu.
“Pengambilan ijazah itu ada persyaratannya sendiri dan nggak ada itu persyaratan semacam itu”, jelas Muhib.
Salah satu dosen FEBI yang tidak mau disebutkan namanya juga membenarkan penjelasan Muhib, bahwa dari pihak fakultas tidak ada pewajiban mengikuti agenda galadinner yang berbayar. Menurutnya agenda yang diwajibkan seperti itu telah menyalahi aturan dan termasuk dalam pungutan liar (pungli). Dosen ini juga menegaskan bahwa galadinner murni diadakan karena inisiatif mahasiswa.
Mashudi selaku Wakil Dekan I juga memberikan klarifikasi bahwa tidak ada kewajiban untuk mengikuti acara galadinner. Menurutnya, pihak fakultas hanya mengiyakan hasil musyawarah yang pernah diadakan untuk melakukan galadinner.
“Tidak, tidak ada kewajiban semacam itu, semua murni dari mahasiswa. Hanya, kaitannya dengan fakultas itu, kan kemarin ada rembukan kalau mau mengadakan acara, ya silakan, pertama, tentu untuk membentuk ikatan alumni angkatan ini, kedua, untuk persiapan job fair, ketiga tentu untuk perbaikan-perbaikan ke depannya”, jelas Mashudi.
Sementara itu, informasi terkait penahanan ijazah ini terkesan dibuat-buat, sehingga Kru Dimensi berupaya menghubungi panitia untuk meminta kejelasan. Akan tetapi, hingga berita ini diterbitkan, pihak panitia tidak bersedia memberikan klarifikasi terkait acara galadinner dan menolak memberikan informasi. [Sin/Jib/Rom/Hak]
waw benarkah itu
Daripada buat makalah yang tidak pernah dibaca itu, leih baik crew Dimensi lebih banyak mengalokasikan energinya untuk membuat tulisan keren seperti ini. Aktual, penting, dan luas jangkauan.