Dimensipers.com (28/05). IN (23) meru­pakan war­ga Desa Dukuh Keca­matan Gon­dang. IN diduga ter­li­bat ISIS, sehing­ga menye­babkan dirinya dide­por­tasi dari Tur­ki. Saat ini IN dita­han di Jakar­ta dan masih dalam penan­ganan Den­sus 88 Anti Teroris. Sejak 10 Bulan ter­akhir, IN mening­galkan kedia­man­nya. Pada akhir pekan ini, IN diduga sem­pat men­gu­rus pas­port pesawat untuk per­gi ke Turki.

Dulun­ya IN sem­pat kuli­ah di IAIN Tulun­ga­gung (angkatan 2014) dan mengam­bil juru­san Tadris Matem­ati­ka (TMT). Pada tahun ajaran 2016–2017, IN masih aktif men­ja­di maha­siswa IAIN Tulun­ga­gung. IN sem­pat mem­inta cuti pan­jang kepa­da pihak kam­pus pada 2017–2018, pada saat itu IN sudah tidak aktif men­ja­di maha­siswa (non-aktif). Pihak kam­pus men­duga, IN cuti untuk men­gu­rus pas­port yang akan digu­nakan bergabung den­gan ISIS.

IN cukup dike­nal di dalam kelas, sebab penampi­lan­nya yang berbe­da dari kebanyakan teman-teman­nya saat itu. “Di dalam kelas hanya IN yang memakai gamis dan berkudung lebar.” kata teman seke­las­nya. Di dalam kelas, IN dike­nal den­gan sosok yang pen­di­am, dan jarang bergaul den­gan teman sebaya. Ia memil­ih menyendiri, IN men­ja­di seo­rang yang penut­up diband­ingkan teman-teman sekelasnya.

Pada tahun 2017 IN sudah diny­atakan non-aktif dan sudah tidak melakukan reg­is­trasi lagi. Pihak kam­pus meny­atakan, bah­wasanya jika IN, benar-benar men­ja­di aggota ISIS, secara lang­sung, pihak kam­pus men­gelu­arkan­nya (DO).

Untuk tahun ini, kam­pus IAIN Tulun­ga­gung mem­per­ke­tat sis­tem pener­i­maan maha­siswa baru. Cara bertat­ap muka men­ja­di pil­i­han yang digu­nakan untuk mence­gah keja­di­an seru­pa. Den­gan cara ini, pihak kam­pus berharap dap­at menge­tahui, bah­wa maha­siswa baru yang akan masuk IAIN Tulun­ga­gungm tidak memi­li­ki paham radikalisme.

Den­gan langkah bertat­ap muka saat bereg­is­trasi, antara pihak kam­pus dan maha­siswa baru, akan cer­mat dalam mener­i­ma peser­ta didik baru, dalam segi berbicara, pema­haman dan cara mere­ka berpaka­ian, san­gat dicer­mati.” Ujar Abdul Aziz selaku Wak­il Rek­tor (Warek) 1.

Abad selaku Warek 3 menam­bahkan, “Untuk maha­siswi baru, khusus­nya maha­siswi yang meng­gu­nakan cadar, maka pihak kam­pus akan meno­laknya. Bil­a­mana ia tidak mau mengiku­ti per­at­u­ran dari kam­pus, kam­pus memi­li­ki kode etik dalam berbu­sana, teruta­ma den­gan cadar. Walaupun tidak secara lang­sung, hanya saja meng­gu­nakan media gambar”.

Perke­nalan Budaya Akademik Kam­pus (PBAK), akan difokuskan untuk diperku­at dan jeli dalam men­gawasi mahasiswa/i baru. Seba­gaimana hara­pan Warek 3, ”(KMJ. HMJ. DEMA‑F, DEMA‑I) berikut ser­ta dalam men­gawasi maha­siswa IAIN Tulun­ga­gung, bil­a­mana di dalam kam­pus ini salah satu maha­siswa kami ter­ci­um paham radikalisme, maka akan dipros­es secara langsung.”

Den­gan langkah seper­ti itu pihak kam­pus meng­hara­p­kan, tidak akan ter­ja­di lagi hal yang sama dan teru­lang kem­bali di kam­pus IAIN Tulun­ga­gung. [Dep/Rif]

Menc­in­tai dan men­ja­ga layaknya peri­sai kepa­da Sang putri