Dimensipers.com — Kebijakan kampus mengenai Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan (PBAK) dalam Keputusan Rektor IAIN Tulungagung Nomor 174 tahun 2020 tanggal 21 April lalu mengambang. Pasalnya, petunjuk teknis (juknis) PBAK di masa pandemi Covid-19 tersebut mengumumkan bahwa PBAK akan digelar pada tanggal 15–17 Agustus 2020 secara daring.
Juknis itu juga memberi gambaran struktur, persyaratan panitia, metode, materi beserta pemateri yang menetapkan bahwa selama 3 hari: materi tanggal 15 Agustus ialah institusional (wawasan umum tentang IAIN Tulungagung) dengan pemateri dari Rektor, para wakil rektor (warek), dan Kepala Biro AUAK IAIN Tulungagung. Lalu tanggal 16 Agustus, materi kefakultasan akan diisi dekan, para wakil dekan (wadek), dan Kepala Bagian Tata Usaha IAIN Tulungagung, serta tanggal 17 Agustus akan diisi aktivitas masing-masing mahasiswa berupa wawasan kebangsaan.
Para steering committee (SC) baik institut atau pun fakultas yang mengetahui pengumuman itu kemudian membuat gambaran konsep untuk segera menyiapkan keperluan PBAK. Tanggal 22 Juni, pada rapat koordinasi kampus mengumumkan bahwa PBAK akan diadakan dalam rentan pelaksanaan tanggal 31 Agustus‑4 September dengan teknis acara tanggal 1 dan 3 September, sedangkan tanggal 2 September sebatas koordinasi pengumpulan tugas mahasiswa baru.
Saat itu beberapa panitia telah berprasangka bahwa PBAK akan molor, mengingat pengumuman ujian mandiri dari kampus belum dipublikasi. Dalam grup WhatsApp PBAK CO_19 IAINTA 2020 pada Kamis, 9 Juli, Warek (3) Bidang Kemahasiswaan dan Kerja sama, Abad Badruzzaman memberitahukan bahwa PBAK akan mundur lagi pada tanggal 25–26 September lantaran pendaftaran UM-PTKIN dan Mandiri pun demikian. Lewat embaran ini Abad menandaskan bahwa 2 hari pelaksanaan itu atas pertimbangan waktu yang terlalu jauh dari bulan Agustus.
Galang Abu Nizam, selaku koordinator SC PBAK Institut mengatakan bahwa perihal keterbatasan dana juga disampaikan Muhammad Asrori, selaku Kepala Bagian Akademik dalam menanggapi PBAK 2 hari itu, bahwa semakin lama pelaksanaan semakin banyak biaya yang dikeluarkan hingga akhirnya diminimalisir.
Pada tanggal 5 Agustus, Wakil Rektor Bidang Akademik dan Pengembangan Lembaga mempublikasi Lampiran Keputusan Rektor IAIN Tulungagung Nomor 243 Tahun 2020 tentang Kalender Akademik IAIN Tulungagung Tahun Akademik 2020/2021 yang menyatakan bahwa PBAK diagendakan tanggal 23–24 September.
Zam-Zam selaku Ketua Pelaksana (Ketupel) PBAK Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah (FUAD), mengatakan bahwa panitia yang mengetahui lampiran tersebut pada tanggal 9 Agustus menghubungi Gus Muhammad Al-Fayyadl dari Pondok Pesantren Nurul Jadid, Probolinggo untuk menjadi salah satu pemateri PBAK FUAD. Lantaran tanggal pelaksanaan berubah-ubah, panitia menyampaikan ke Gus Fayyadl bahwa materi akan disampaikan pada akhir September. Mendengar hal ini, Gus Fayyadl pun menyanggupi.
Dihadiri Warek 3 dan para wadek, rapat diadakan tanggal 7 September yang menghasilkan keputusan bahwa PBAK dilaksanakan tanggal 28–29 September. Pada tanggal 8 September, panitia PBAK FUAD mengonfirmasi ke Gus Fayyadl dan mendapati bahwa Gus Fayyadl tidak bisa menyampaikan materi di tanggal itu. “Pemateri tematik ini dari luar kampus, gitu planning awal…, ternyata PBAK-nya mundur tanggal 29 (September), jadi untuk pemateri tematik ini berubah (ganti) seperti itu,” ucap Zam-Zam.
Rancangan untuk menghadirkan pemateri eksternal pun gagal dan akhirnya diisi oleh Mulia Ardhi, dosen Filsafat IAIN Tulungagung. Tak cukup dengan diundurnya pelaksanaan PBAK, rapat hari Jumat, 18 September, mengumumkan bahwa kampus akan menyisipkan peluncuran kanal YouTube baru IAIN Tulungagung: Satu Televisi.
Peluncuran ini dinilai sebagai bentuk intervensi dari kampus yang merombak konsep acara yang telah dibuat oleh mahasiswa. Panitia yang turut kecewa menanggapi hal ini adalah A. Khusen Mundzir, Ketupel PBAK Fakultas Syari’ah dan Ilmu Hukum (FaSIH).
Ia mengatakan, “Ada instruksi mendadak dari Rektor, bahwasanya dekanat ya, dekanat semua fakultas, ya jadi ada wakil dekan 1,2, dan 3 itu disuruh taping (rekaman), tadi siang taping dan ternyata hasil taping itu akan ditayangkan di hari Selasa, pas PBAK fakultas…, artinya ini akan mengubah rundown kita di fakultas, harusnya wadek itu berbicara apa, di ranah fakultas.
Jadwal acara yang awalnya dimulai pukul 6 pagi dan disiarkan secara langsung melalui kanal PBAK institut, harus dipotong dengan penyiaran kanal Satu Tv hingga pukul 12 siang. PBAK Institut pun hanya bisa digelar selama 4 jam: pukul 1–5 sore.
“Yang membuat kita sedikit pusing itu rapat pada Jumat tanggal 18 September. Itu mulai merubah konsep, taping sama Satu Tv, kemudian di situ ada materi-materi baru, yang di-taping itu mulai dari pembukaan, launching, dst. Dengan berat hati kita terima,” tutur Galang.
Kebijakan kontan dan labil yang dilontarkan kampus membuncahkan panitia. Wawan salah satu panitia PBAK FaSIH menuturkan bahwa jadwal PBAK FaSIH, tanggal 29 September masih direbus sebab dilema keputusan kampus terkait penggunaan kanal Satu Tv untuk menayangkan materi-materi dari para wadek.
Hingga tulisan ini dipublikasi ketua pelaksana PBAK Fakultas Tarbiah dan Ilmu Keguruan (FTIK) dan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI) tak kunjung bisa dihubungi guna menimpali perihal ini.
Reporter: Sholahuddin Nurcholis A., Muhammad F. Rohman, Irsyad Umam M., Hendrick Nur Cholis.
Penulis: Muhammad F. Rohman
Redaktur: Rifqi Ihza F.