Kuliah Kerja Nyata (KKN) merupakan progam wajib bagi mahasiswa untuk melakukan pengabdian kepada masyarakat. KKN sebagai salah satu syarat kelulusan untuk mahasiswa yang menempuh jenjang pendidikan strata satu (S1). KKN memiliki berbagai macam tipe dan pola, tergantung kebijakan dan pengembangan di masing-masing perguruan tinggi. Pada tahun ini, Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Tulungagung membagi KKN menjadi 6 jenis yakni, KKN Internasional, KKN kebangsaan, KKN Nusantara, KKN Revolusi Mental, KKN Plosokandang, KKN Reguler.
Adapun, keenam jenis KKN ini memiliki persamaan, di antaranya adalah pada tujuannya, yaitu pertama, dalam rangka pertama memenuhi syarat administratif untuk bisa lulus, kedua sebagai bentuk pengabdian masyarakat bagi mahasiswa dan juga dosen. Sedangkan perbedaannya adalah pada titik tekan progam, KKN Kebangsaan programnya mengikuti program Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia (Kemenristekdikti) dan Universitas di bawah Kemenristekdikti serta perkembangan di lokal.
Pertama, yaitu KKN Kebangsaan, di mana pada tahun lalu IAIN Tulungagung mendelegasikan 5 mahasiswa terpilih untuk mengikuti KKN Kebangsaan di Gorontalo dan tahun ini akan bertempat di Lampung dengan mengirimkan 5 mahasiswa yang terpilih. Kedua, yaitu KKN Plosokandang, diadakan sebagai bentuk pengabdian kepada lingkungan di sekitar kampus. Sebab, IAIN Tulunggang berada di Desa Plosokandang, sehingga dibutuhkan upaya-upaya untuk memberikan “Bina Lingkungan”.
Ketiga, yaitu KKN Internasional merupakan KKN di mana LP2M dan International office IAIN Tulungagung bekerja sama dengan beberapa lembaga di luar negeri untuk menyelenggarakan KKN Internasional, yang tahun ini bertempat di Thailand dan Arab Saudi. KKN ini menjadi penegas bahwa kapasitas mahasiswa IAIN Tulungagung sudah diakui secara luas, terutama di kancah internasional.
Keempat, yaitu KKN Reguler adalah KKN yang diselenggarakan oleh LP2M IAIN Tulungagung dari tahun ke tahun. KKN ini dapat diikuti oleh mahasiswa semester 6 dan semester 6 ke atas. KKN tahun ini diselenggarakan di Kecamatan Pagerwojo-Tulungagung, Kecamatan Panggul Trenggalek, Kecamatan Pule Trenggalek.
Kelima, ada KKN Revolusi Mental yang mana merupakan bentuk kerjasama antara LP2M IAIN Tulungagung dengan Kementrian Koordinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan RI. KKN ini merupakan upaya pemerintah untuk memberdayakan masyarakat melalui perubahan paradigma berpikir (revolusi mental).
Terakhir, yaitu KKN Nusantara ini ada dalam rangka meningkatkan aspek pengabdian kepada masyarakat yang merupakan satu dari Tri Dharma Perguruan Tinggi. IAIN Tulungagung bekerja sama dengan STAIN Bengkalis-Riau.
Ngainun Naim, selaku Kepala Pusat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LP2M) mengatakan “Di sini misalnya, KKN yang paling banyak peminat itu KKN yang konvensional, konvensional itu maksudnya KKN yang rutin terus ada dan bisa diikuti oleh seluruh mahasiswa asalkan sudah memenuhi sks standar, karena ini kan syarat orang bisa lulus kuliah.”
Sementara itu, terkait biaya KKN Regular, KKN Plosokandang anggarannya semua sudah masuk Uang Kuliah Tunggal (UKT), jadi mahasiswa tidak ditarik satu rupiah pun dari proses KKN itu. Adapun ketika nanti di lapangan membuat progam, kemudian mengeluarkan pendanaan maka konsekuensi lain di luar administrasi KKN. Sedangkan KKN Kebangsaan, KKN Nusantara biaya perjalanan mahasiswa dari kampus, tetapi pelaksanaan di lokasi ditanggung oleh masing-masing perguruan tinggi. Jadi misalnya nanti ke Universitas Lampung, kampus menanggung biaya perjalanan pulang perginya, di sana sudah urusan panitia lokal. Meskipun demikian pelajaran hidupnya tidak bisa dihargai dengan rupiah.
Berbeda dengan sebelumnya, KKN Internasional yang di Thailand, kampus hanya menanggung tiket berangkat ke sana, di sana mereka KKN sekaligus mendapat honorarium. Di mana honorarium itu bisa dipake untuk biaya pulang. Lebih rincinya, perbedaan dari keenam KKN tersebut adalah perbedaan jenis program. Dulu belum ada KKN kebangsaan, KKN nusantara, KKN internasional, revolusi mental, dan sebagainya, hanya 1 atau 2 jenis. Sekarang variasinya lebih luas sehingga memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk memilih sesuai dengan bakat dan minat mahasiswa.
Jika mereka semakin banyak memilih, terutama memilih di luar kkn regular, lalu mereka akan mendapatkan pengalaman hidup yang luar biasa. KKN di sebuah daerah dengan masyarakat yang berbeda dengan teman satu kelompok dari universitas yang berbeda-beda itu kan pengalaman hidup yang tidak sederhana, bisa muncul conflict of interest.
“Untuk tahun depan kami belum tahu, kalau perencanaan sih pasti ada tapi kan kita belum tahu juga dengan dinamika perkembangan setiap waktu ya, sangat mungkin juga berkembang jenis yang lain kalau nanti misalnya kok pimpinan memutuskan ini harus dikembangkan kkn jenis yang lain,” Ujar Ngainun Naim selaku ketua lembaga yang bertanggung jawab untuk mendesain program dan mengkoordinir pelaksanaanya.
Edi Yulianto, mahasiswa jurusan Manajemen Pendidikan Islam (MPI) salah satu mahasiswa yang terdaftar dalam KKN Internasional-Thailand mengungkapkan, “Adanya pembagian jenis KKN ini merupakan satu langkah lebih baik, karena mahasiswa mempunyai latar belakang, minat dan kemampuan masing-masing. Saya rasa, dengan adanya 6 jenis KKN ini lumayan efektif dan diharapkan mahasiswa bisa mengoptimalkan kemampuannya.” [Mi/Nis/Man]