Dimensipers.com (26/07). Masih dalam rangkaian ulang tahun ke- 50, Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Tulungagung bersama Kementerian Agama (Kemenag) menggelar program Mengasah Jati Diri (Mengaji) Indonesia ke III. Acara ini menghadirkan 3 narasumber; Sujiwo Tejo (Budayawan), Gus Reza (Pengasuh pondok pesantren Al Mahrusiyyah Lirboyo), dan Maftukhin (Rektor IAIN Tulungagung), yang bertajuk “Kita BerIndonesia Kita Beragama.”
Mengaji Indonesia merupakan program Kemenag dengan membawahi tidak kurang dari 58 Perguruan Tinggi Islam Negeri di Indonesia. Mengaji Indonesia di IAIN Tulungagung merupakan acara Kemenag yang ketiga, sebelumnya diselenggarakan di Universitas Islam Negeri (UIN) Surabaya dan UIN Medan. Terpilihnya IAIN Tulungagung sebagai tempat terselenggaranya program ini, karena belum ada perguruan tinggi yang siap mengadakan, sekaligus bertepatan dengan Dies Natalis.
“Kemenag punya program, punya tokoh, dan kita punya tempat, punya waktu, punya momen,” ujar Abad Badruzzaman selaku Ketua Panitia yang juga Wakil Rektor III bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama.
Menyoal narasumber yang diundang, Abad mengatakan bahwa, “Nama Sujiwo Tejo muncul itu bukan usulan dari kampus, tetapi usulan dari Kemenag yang kebetulan memang punya program Mengasah Jati Diri. Sedangkan Rektor itu setahu saya memang paketan dari Jakarta. Tapi kalau Gus Reza itu usulan dari kami.”
Program mengaji Indonesia sebagai salah satu rangkaian dies natalies sebenarnya bukan merupakan rencana awal. Mulanya IAIN Tulungangung ingin menyelenggarakan dialog kebangsaan dengan mengundang Najwa Shihab dan Menteri Agama, Lukman Hakim Saifuddin. Akan tetapi Najwa Shihab berhalangan hadir, sehingga Menteri Agama menawarkan program tersebut.
Bahkan sebelumnya juga sempat mengundang Gus Mus (KH Mustofa Bisri), namun sampai akhir tahun jadwalnya sudah full. Abad menambahkan, “Termasuk acara hiburannya juga gembar-gembor mengundang Nissa Sabyan kandas, karena kata salah satu petugas kami jadwalnya sudah full.”
Mengenai tema yang diusung “Kita BerIndonesia Kita Beragama”, berarti kita berindonesia karenanya kita beragama. Tema ini dimaksudkan guna menyadarkan kita semua bahwa sebagai bangsa Indonesia yang dikenal sebagai bangsa yang religius, maka hakikatnya kita adalah masyarakat yang agamais.
Menanggapi diselenggarakannya Mengaji Indonesia ini, Alfina Mashru mahasiswa Tadris Bahasa Inggris semester V mengatakan, “Acara kayak gini bener-bener butuh banget, karena kita sebagai mahasiswa perlu mengetahui lebih tentang tema itu dari banyak perspektif. Kan ini dari beberapa narasumber yang punya perspektif yang berbeda-beda, jadi ini sangat perlu untuk menambah wawasan.”
Sedangkan menurut Fanizatun Nabila mahasiswi Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) Madiun mengungkapkan, “Dari dulu udah denger tentang pembahasan Islam Nusantara. Islam Indonesia itu seperti apa. Jadinya sedikit penasaran tentang tema. Esensi yang didapat lebih kepada bagaimana Indonesia itu, bagaimana Islam Nusantara itu, bagaimana cara beragama yang baik dari segi budaya. Bahkan dari wayang mengajarkan akhlak seperti itu. Acara ini memuaskan walaupun molor masih bisa ditoleransi.”
Adanya program Mengaji Indonesia bermanfaat bagi mahasiswa maupun umum. Dialog bersama Menteri Agama, Sujiwo Tejo, Gus Reza, dan Maftukhin selaku rektor IAIN Tulungagung, memberikan wawasan akan Islam Indonesia dari berbagai perspektif. Acara bertajuk Mengasah Jati Diri Indonesia itu pun sukses digelar sebagai salah satu rangkaian perayaan hari ulang tahun IAIN Tulungagung ke- 50. []
Reporter:
Atus/Nifa/Irsyad/Depta/Ani/Nurin/Rohman/Nisa/Wahid