Dimensipers.com (16/08). Pengenalan Budaya Akademik Kampus (PBAK) Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah (FUAD) IAIN Tulungagung diselenggarakan mulai tanggal 16 sampai 18 Agustus 2018. Pelaksanaan PBAK Fakultas tahun ini, FUAD mengusung tema Plural(is)me, serta menyajikan materi-materi yang merujuk pada pembentukan karakter mahasiswa baru (Maba).
Latar belakang pemilihan tema Plural(is)me ini adalah adanya pengamatan terhadap banyaknya kejadian yang mengancam keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), seperti terorisme, gerakan radikalisme, intoleransi, eksklusivisme, dan lain-lain. Adapun tujuannya seperti yang diungkapkan Ahmad Kowim Sabilillah selaku ketua pelaksana PBAK FUAD 2018, “Kami sendiri dari Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah menggerakkan tema ini atas dasar kelak ketika kami menjabarkan materi perihal pluralisme, maba itu bisa terbentuk karakternya, membentuk sisi-sisi kemanusiaan, adab, toleransi, pluralis dan sebagainya.”
Mengenai penulisan tema Pluralisme yang ditulis “Plural(is)me”, Kowim menjelaskan itu bukan semata-mata diartikan sebagai sebuah pemahaman atau konflik berpikir, tapi lebih ke arah pernyataan; Plural is me, plural adalah aku, beragam adalah aku. “Ketika dibahasakan secara etimologi, Plural(is)me itu penggambaran bahwa aku yang meyakini kepluralan, aku adalah seorang yang plural, akulah plural itu sendiri,” tambah Kowim.
Adapun materi yang diberikan pada PBAK FUAD selama 3 hari tersebut antara lain; ke-FUAD-an, media, literasi, pluralisme, dan Narasi Bhineka Tunggal Ika dalam Bingkai Keberagaman Kita. Semua materi ini merujuk pada tema besar yaitu Plural(is)me.
Penyisipan materi media dan literasi ditujukan untuk mengarahkan maba supaya tidak terjebak pada hoax dan mengajak untuk menggiatkan tradisi menulis. Sementara pluralisme dan Narasi Bhineka Tunggal Ika bertujuan mengenalkan maba kepada keberagaman dalam konteks beragama, bernegara, keberagaman sosial, dan lain sebagainya. Sedangkan ke-FUAD-an bertujuan mengenalkan sekaligus mengokohkan tradisi diskusi dan menulis agar tidak terlepas dari tradisi FUAD.
Dalam rangka pembentukan karakter maba, panitia PBAK FUAD juga menyuguhkan beberapa tulisan ajakan berpikir kritis yang dipasang di tembok gedung Arif Mustaqim, serta spanduk bertuliskan kalimat Istirja’ “Inna lillahi wa inna ilaihi raji’un”. Mengenai pemaknaan kalimat Istirja’, Kowim mengatakan tidak ada batasan, orang boleh memaknai secara personal. “Kami merayakan kematian gerakan-gerakan yang menghancurkan NKRI. Kami mengucapkan juga kepada maba turut berduka cita atas kematian sifat kekanak-kanakan mereka, sifat kebocahan mereka, dan sifat kemanjaan mereka,” pendapat Kowim soal makna kalimat Istirja’ tersebut.
Rahmadhani Fathurrahman, salah satu maba Komunikasi Penyiaran Islam (KPI) berpendapat mengenai tema yang diusung PBAK FUAD tahun ini, “Menurut saya ini penting, kita memang harus menghargai perbedaan yang ada, walaupun kita dari berbagai jurusan tapi kita sama.”
[Reporter : Nurin, Anthie, Malik]
Ini yang aku tunggu tunggu. Makasih atas beritanya.