Komunitas GUSDURian Bonorowo Tulungagung kembali mengadakan kegiatan Tandur Bareng pada hari Sabtu, 13 Januari 2024 yang dilaksanakan di Pos Konservasi Argo Patok Candi Dadi, Desa Junjung, Kecamatan Sumbergempol, Kabupaten Tulungagung. Kegiatan ini digelar untuk memperingati haul Gus Dur ke-14.
Pembukaan acara diawali dengan upacara pada pukul 07.00 WIB. Dilanjutkan dengan pembacaan laporan panitia pelaksana, setelahnya diakhiri dengan doa bersama dan penanaman serentak. Kegiatan ini melibatkan organisasi mahasiswa yang meliputi; DEMA FUAD UIN SAYYID ALI RAHMATULLAH, LPM Aksara, Sastra Jendra, MAPALA HIMALAYA. Lalu ada organisasi masyarakat yaitu; ANSOR, BANSER Kecamatan Sumbergempol, PPNU Kalidawir. Lingkup lintas kepercayaan agama juga turut dalam kegiatan ini seperti; PHDI, GKI, dan GKJW.
Kelvin selaku ketua pelaksana menyiapkan sekitar 650 bibit pohon yang mana meliputi; tabebuya, angka, pohon beringin, alpukat, indigofera, palem, biji kaliandra, tanaman katuk, aren, dan mente. Titik fokus penanaman bibit pohon yaitu daerah yang berada didekat sumber mata air, hal ini guna melestarikan sumber air yang ada, sehingga warga dapat menikmati dan menerima manfaatnya.
Kasah salah satu PJ Argo Patok Candi Dadi, mengungkapkan bahwa tandur bareng ini dikhususkan untuk pelestarian sumber mata air dan satwa. “Memang untuk pelaksanaan tandur bareng di sini khususnya untuk pelestarian sumber mata air dan satwa yang ada disini. Jadi kegiatan tandur bareng di sini memang rutinitas, jadi setiap tahun kita adakan,” jelasnya.
Kelvin sebagai ketua pelaksana mengungkapkan Tandur Bareng kali ini sedikit berbeda dari tahun-tahun sebelumnya, yang mana sambutan-sambutan dari berbagai instansi saat upacara pagi ditiadakan. Dikarenakan tahun ini adalah tahun politik yang mana pihak GUSDURian tidak ingin kegiatan ini bercampur dengan agenda politik.
“Mungkin terkait konsep kegiatannya itu sama saja. Tapi semisal berbicara tentang lebih spesifiknya, misal kawan-kawan tadi bisa melihat untuk yang upacara seremonialnya, itu kan langsung diisi dengan laporan-laporan dari panitia, yang mana mungkin dalam acara-acara normatifnya itu ada sambutan-sambutan dari beberapa instansi gitu. Dari GUSDURian sendiri itu mempertimbangkan meniadakan sambutan-sambutan tersebut agar tidak ada agenda politik di dalamnya, karena mengingat ini kan tahun politik begitu,” terang Kelvin.
Kasah selaku salah satu PJ wisata, selalu mengadakan agenda tahunan berupa tandur bareng ini untuk menjaga dan melestarikan daerah Argo Patok Candi Dadi, pasalnya daerah bukit ini memiliki kesulitan dalam hal perawatan secara rutin. “Kalau kesulitannya yang jelas karena ini daerah atas dan pemeliharaan yang jelas kesulitan karena kita tidak bisa perawatan secara rutinitas. Jadi, pemeliharaan. Maka dari itu, kami bersama-sama dengan komunitas di sisni memang punya agenda ini setiap tahun, setiap Jansuari, ini kita adakan penanaman kembali. Selian itu kami juga mengembangkan wisatanya” tuturnya.
Joko sebagai salah satu anggota Gabungan Pecinta Alam Jawa Timur (GPAJ) mengatakan kegiatan Tandur Bareng mengalami peningkatan dari tahun ke tahun, sehingga pelaksanaan akan lebih bagus lagi.
“Untuk kedepannya, mungkin pelaksanaan lebih bagus lagi, karena peningkatan dari tahun ke tahun sudah bagus, baik peserta maupun komunitas yang peduli dengan alam” ujarnya.
Penulis : Nizam
Reporter : Nizam dan Cindy
Redaktur : Zulfa