Sabtu, 6 April 2019 LPM Dedikasi IAIN Kediri adakan pelatihan jurnalisme sastra dengan tema “Menumbuhkan Kepekaan Sosial melalui Jurnalisme Sastra”. Pelatihan bertempat di lantai 4 Gedung Rektorat IAIN Kediri dengan pemateri Moh. Fikri Zulfikar dari Aji Kediri. Pelatihan dihadiri oleh LPM Dedikasi IAIN Kediri, LPM Dimensi IAIN Tulungagung, LPM Al-Millah IAIN Ponorogo, LPM Independent Universitas Islam Kadiri, dan mahasiswa umum dari IAIN Kediri. Pelatihan dilaksanakan dalam rangka penempuhan kartu pers bagi kru magang LPM Dedikasi dan menambah wawasan perihal kejurnalistikan.
Fikri memaparkan, jurnalisme sastrawi muncul pada tahun 1970 yang bertujuan untuk mengenalkan jurnalistik gaya baru, yakni sastra. Seiring berjalannya waktu, jurnalisme sastrawi semakin berkembang. Jurnalisme sastrawi dapat dijadikan sarana untuk menyegarkan, dengan penggabungan elemen sastra dalam produk jurnalistik.
Semua bentuk berita bisa dikembangkan menjadi jurnalistik sastrawi. Konteks topik dalam jurnalisme sastrawi dapat berupa pembahasan tokoh, sejarah, human interest, kejadian unik, komunitas, fenomena sosial, dan juga pengalaman.
Dalam menuliskan jurnalisme sastrawi, Fikri menuturkan bahwa data yang diangkat harus berdasarkan fakta, bukan imajinasi penulis. Penulis harus bisa menempatkan kalimat dengan tepat. Unsur sastra dapat dibangun melalui estetika kalimat.
Apabila bahasa yang digunakan terlalu mendayu-dayu dapat menyebabkan kehilangan unsur faktual dalam berita. “Penulisan jurnalistik sastrawi dapat menggunakan struktur piramida terbalik, diamond, maupun jam pasir. Teknik penulisan pun dapat dicampur, dalam penceritaan bebas, tidak harus kronologis dari awal hingga akhir,” tambah Fikri.
Pelaksanaan pelatihan ini berjalan sesuai apa yang diharapkan, seperti yang dituturkan Nita selaku ketua pelaksana, “Pelatihan berjalan lancar, peserta juga aktif, sangat seru. Di luar dugaan peserta yang datang sangat banyak, dari LPM luar kota pun ikut datang.”
Sementara itu, Umam salah peserta menyatakan pendapatnya terkait acara ini. “Saya mendapat ilmu … bisa mengetahui berita-berita mana yang mengandung elemen sastra. Jurnalistik sastrawi membuat pembaca tidak bosan untuk membaca karena unsur sastra dalam pemberitaannya.” [Nat, Zin]