Rahim merupakan bagian dari tubuh biologis perempuan yang sering dipahami sebagai kantung peranakan tempat tumbuh kembangnya janin. Namun secara metaforik, rahim juga bisa dimaknai sebagai tempat manusia dihidupkan dan dibesarkan dengan kasih sayang. Sebagaimana yang tertera dalam KBBI, yakni rahim sebagai tempat janin (bayi). Namun berbeda dalam bahasa Arab, rahim berasal dari kata kerja “ rahima” yang berarti mengasihi atau menyayangi.
Apabila rahim tersebut normal, seorang perempuan bisa melestarikan keturunan dengan pasangannya. Ia dapat mengandung setelah disemburkan sperma lewat vaginanya. Namun tidak menutup kemungkinan terjadi kemandulan pada pihak laki-laki sehingga perempuan tersebut tidak bisa mengandung. Rahim tersebut menjadi saksi penciptaan manusia setelah ovum perempuan berhasil dibuahi oleh sperma laki-laki.
Sigmund Freud telah menjelaskan bahwa rahim sebagai rumah di mana kehidupan bermula. Jadi rahim adalah rumah pertama manusia sebelum manusia menghuni dunia.
Tekstur rahim elastis. Ia akan melar menyesuaian dengan volume bayi. Rahim adalah tempat V‑IP bagi bayi yang sangat rentan. Bayi akan tercukupi kebutuhannya selama di sana. Mulai dari makan, bergerak, bahkan pendidikan. Dengan bantuan plasenta, janin akan memperoleh makanan. Dengan bantuan air ketuban, janin bisa bergerak di dalam rahim. Dan dengan rahim yang tak kedap suara, janin bisa mendengar bunyi dari luar rahim, maka inilah awal pendidikan bagi janin.
Di dalam Al-Quran rahim disebut sebagai “Qororim makin” atau diartikan sebagai tempat yang kokoh. Nadiah Thayyarah (2003, 232) dalam bukunya Sains dalam Al Qur’an mengungkapkan bahwa rahim dikelililingi dinding tulang yang kokoh terdiri dari tulang panggul yang mencakup dua tulang ilium (tulang usus) di kedua sisi.
Tulang tersebut sebagai tameng rahim untuk melindungi janin. Rahim juga tidak akan rusak meski berulangkali terpakai. Konon katanya perempuan yang memiiki anak banyak dapat menyebabkan awet muda. Orang Jawa juga sering menyebut bahwa banyak anak, banyak rezeki.
Pada umumnya, janin akan diberi waktu sekitar 280 hari atau 9 bulan untuk tinggal di dalam rahim. Meski tidak bisa dipungkiri kadang juga ada bayi prematur yang lahir kurang dari itu. Dalam waktu yang tidak genap satu tahun tersebut bayi akan lahir dengan tubuh yang lengkap. Namun ada juga yang memiliki nasib tidak semujur itu, atau kita bisa menyebutnya anak disabilitas.
Masa janin ada di dalam rahim sering juga disebut dengan masa pranatal. Samsunuwiyati (2012:69) dalam bukunya “ Psikologi Perkembangan” telah menjelaskan bahwa pranatal ini merupakan periode perkembangan manusia yang paling singkat, tetapi justru pada masa ini terjadi perkembangan yang sangat cepat. Di dalam rahim, janin akan cepat berkembang. Mulai dari pembentukan jantung, otak, mata, kaki, telinga dan organ lainnya. Dengan begitu berat tubuh seorang ibu akan terus bertambah karena perkembangan janin dalam kandungannya.
Sebagaimana yang dijelaskana oleh Iswah Adriana (Vol. 19 No.2, 2011) bahwasannya proses penciptaan manusia di dalam rahim terbagi menjadi empat. Penciptaan diawali dengan pembentukan nuthfah (sperma) selama 40 hari, ‘alaqah (segumpal darah) selama 40 hari, mudghah (segumpal daging) selama 40 hari, dan terakhir adalah ditiupkannya ruh ke dalam tubuh janin. Dengan ditiupkannya ruh, janin menjadi hidup dan kemudian akan disusul dengan perkembangan organ tubuh lainnya.
Meski begitu, perempuan yang telah sukses mengandung dengan bantuan rahimnya tak selamanya akan dielu-elu. Ada perempuan yang berusaha untuk melenyapkan janin tersebut jika memang kehadirannya tidak diinginkan. Namun ada juga yang berusaha merawatnya karena kehadirannya sangat diharapkan.
Bahkan orang Jawa melakukan berbagai macam ritual demi mencurahkan kebahagiaan maupun bermaksud mendoakan janin beserta ibunya agar selamat. Ritual tersebut antaranya: neloni dan tingkeban. Neloni akan dilakukan ketika janin berusia tiga bulan, sedangkan tingkeban dilakukan ketika janin berusia tujuh bulan.
Kebudayaan orang Jawa tersebut tidak lain adalah untuk mendoakan janin di dalam rahim agar kelak terlahir sempurna, berbudi pekerti baik, dan panjang umurnya. Sehingga selain membuat acara selamatan terdapat pantangan-pantangan yang perlu dipatuhi oleh calon ibu maupun calon bapak.
Seperti ibu tidak boleh makan dengan mencokot, makan di dalam kamar, duduk di tengah pintu, alok (mencela orang), dan masih banyak lainnya, . Sedangkan sang ayah dilarang memancing ikan, merendam cucian terlalu lama, menyakiti atau membunuh binatang, menjahit kain dengan jarum, dan lain sebagianya. Pantangan tersebut dianggap sebagai manifestasi dari sebuah doa untuk janin.
Jika dilakukan maka janin yang tersembunyi di dalam rahim akan terlahir tidak normal atau sulit keluar. Meski tidak dapat dipungkiri janin akan tetap dapat dikeluarkan dengan bantuan teknologi yang canggih, yakni lewat jalur operasi.
Sebagai seorang perempuan, berbanggalah karena telah memiliki rahim. Tuhan telah menciptakan rahim sedemikian rupa sebagai rumah pertama manusia. Membentuknya sedemikian rupa hingga manusia terlahir sempurna. Memiliki mata, telinga, kaki, dan organ lainnya hanya dalam waktu yang tidak lama. Pantas saja ketika janin berada di tempat yang sakral ini lantunan doa baik ucapan sering dipanjatkan. Hal tersebut tidak lain demi kebaikan janin yang hidup di dalam rahim seorang ibu. //